Mahmud Marzuki: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 41:
'''Mahmud Marzuki''' (lahir di [[Bangkinang]], [[Kampar]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]) pada tahun [[1911]] - meninggal pada [[5 Agustus]] [[1946]]<ref name="suara kampar">{{Cite web |url=http://suarakampar.com/berita/berita-mengenal-mahmud-marzuki-pejuang-kemerdekaan-dari-kampar-.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-10-29 |archive-date=2017-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171030004214/http://suarakampar.com/berita/berita-mengenal-mahmud-marzuki-pejuang-kemerdekaan-dari-kampar-.html |dead-url=yes }}</ref>) adalah seorang [[pendakwah]], [[politikus]] dan pejuang asal [[Riau]].<ref>{{Cite web |url=https://detakkampar.co.id/blog/2014/11/10/mahmud-marzuki-tokoh-pendidikan-dakwa/ |title=Salinan arsip |access-date=2017-10-29 |archive-date=2017-10-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171029173839/https://detakkampar.co.id/blog/2014/11/10/mahmud-marzuki-tokoh-pendidikan-dakwa/ |dead-url=yes }}</ref>
Ia adalah tokoh yang mengabarkan kemerdekaan ketika berkhotbah selepas shalat Ied pada 6 September 1945. Selain itu, Mahmud Marzuki juga menjadi pengibar bendera Merah Putih pertama kali di Provinsi Riau. Namun, ia tak lama merasakan kemerdekaan Indonesia karena pada tahun 1946 meninggal dunia setelah mengalami siksaan ketika berada di tahanan Jepang.
Ayahnya, Pakih Rajo, merupakan anggota [[Serikat Islam|Partai Serikat Islam]] asal [[Kubang Putiah, Banuhampu, Agam|Kubang Putih]], [[Bukittinggi]]. Ibunya, Hainah, merupakan pedagang [[beras]] di pasar Bangkinang.<ref name="suara kampar" />
|