Suku Mori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Merubah kesalahan pengetikan dan menambah informasi
Baris 4:
{{artikel|Bahasa Mori}}
 
Sampai saat ini, bahasa [[Mori]] masih digunakan oleh sebagian anggota suku ini, terutama di daerah pedalaman. Suku Mori terbagi dalam beberapa subsuku dapat yaitu, orang Molongkuni, Roda, Molio'a, Ulu' Uwoi , Moiki, Watu, Ngusumbatu, Mobahono dan Mobahonolain-lain. Orang Mori memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Mori. Sumber tertentu menyebutkan bahwa bahasa ini masih terbagi ke dalam beberapa dialek, yaitu dialek MalioMolio'a, Ngusumbatu, Tiu, Moiki, Watu, lmpo, Molongkuni, Ulu' Uwoi, Pado'e, dan Mori Atas. Sumber lain mengemukakan bahwa bahasa Mori hanya terdiri atas empat dialek, yakni dialek Watu, Karunsi'e, Ngusumbatu (Tinompo), dan Molongkuni. Semula dialek Ngusumbatu merupakan bahasakomunikasibahasa komunikasi di kalangan orang Mori secara keseluruhan , tetapi sekarang mereka lebih banyak menggunakan dialek Molongkuni, mungkin karena jumlah penutur dialek ini relatif lebih besar jumlahnya.<ref name=":0" />
 
== Kepercayaan ==
Baris 11:
 
== Tokoh-tokoh Mori ==
Salah satu tokoh Mori yang terkenal adalah Raja Mori yang bernama Marunduh. Raja yang dikenal dengan semboyan "Metumbah allo komba aku monsuka"(bahasa Mori) ini memimpin perlawanan rakyat Mori terhadap kekuasaan Kolonial Belanda pada tahun 1907.
 
== Nama Keluarga ==
Baris 17:
 
Suku Mori mengikuti kebiasaan [[bangsa Eropa]], sebagai penyebar agama Kristen, untuk mempunyai nama keluarga atau lebih dikenal sebagai marga atau fam. Nama keluarga biasanya diambil dari nama leluhur yang pertama kali menjadi Kristen atau dibaptis.
Antara lain marga Marunduh, Tampake, Bandau, Batewa, Meronda, Lamaligi, Panta, Mansowu, Gogali, Lapasila, Tumakaka, dan masih banyak yang lainnya.
 
== Referensi ==