Terapi moral: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
WanaraLima (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 1:
{{cleanup rewrite}}{{no footnotes}}
'''Terapi moral''' adalah pendekatan terhadap [[gangguan jiwa]] yang berdasarkan pada perawatan yang manusiawi yang muncul sejak abad ke-18 yang mulai menyebar luas sejak abad ke-19. Istilah ''terapi moral'' merupakan terjemahan Bahasa Indonesia untuk Bahasa Inggris ''moral treatment'', yang istilah dalam Bahasa Inggrisnya ini juga merupakan terjemahan yang dilakukan oleh '''Samuel Tuke''' terhadap istilah yang dibuat oleh '''Philippe Pinel''' dalam Bahasa Perancis, yaitu ''traitement moral''. Gerakan ini terutama berkaitan dengan perbaikan-perbaikan dalam hal perawatan yang dilakukan di berbagai asilum di Eropa pada waktu-waktu tersebut. Gerakan ini kehilangan kualitasnya ketika memasuki abad ke-20 karena terjadinya penumpukan pasien rawat-inap di berbagai asilum, yang menyebabkan perhatian terhadap kualitas perawatan menjadi sangat terabaikan. Namun gerakan ini dipuji sebagai pelopor dari pembebasan pasien dari pengekangan fisik serta pembebasan mereka dari perlakuan fisik yang kasar. Konsep perawatannya yang berbeda telah mempengaruhi praktek-praktek psikiatri hingga masa sekarang ini. Gerakan ini merupakan landasan dari rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) dan model pemulihan (''recovery model'') dalam [[kesehatan jiwa]] yang menjadi sebuah konsep yang berlainan dengan model medis (''medical model'') yang berlaku sebelumnya.
'''Pinel''', sebagai salah satu pelopor dan juga pencipta istilah ''terapi moral'', sebenarnya lebih banyak menganggap bahwa alasan dari dilakukannya terapi moral adalah karena kewajiban moral sebagai manusia itu sendiri alih-alih sebuah kewajiban agamawi ataupun klinis, namun istilah ''terapi moral''-nya telah telah dipergunakan dalam makna yang bervariasi di Perancis dan secara internasional, baik oleh para tokoh yang sezaman dengan Pinel maupun pada masa setelahnya. Istilah ''terapi moral'' dalam sejarahnya, banyak bertumpang tindih dengan istilah ''mental hygiene'' dan istilah ''gerakan penyintas dan konsumen kesehatan jiwa'' yang terjadi pada masa setelahnya, meskipun secara konseptual sebenarnya sejalan dan merujuk pada hal-hal yang sama.
Baris 8:
Terapi moral berkembang dalam konteks Zaman Pencerahan yang menitikberatkan pada kesejahteraan dan hak-hak individu. Pada permulaan abad ke-18, orang yang mengalami gangguan jiwa dipandang sebagai binatang yang telah kehilangan akal sehat mereka. Mereka tidak mampu bertanggung jawab secara moral namun merupakan objek dari sebuah stigma dan pelecehan oleh masyarakat, kadang-kadang dijadikan penghuni asilum dengan kondisi yang sangat yang mengerikan, sering kali dirantai dan diabaikan selama bertahun-tahun atau menjadi objek dari banyak "pengobatan" yang menyiksa termasuk pencambukan, pemukulan, pengeluaran darah (''bloodletting''), perlakuan-perlakuan yang membuat mereka terguncang, dibiarkan kelaparan, dipaparkan terhadap zat kimia yang merusak tubuh, dan juga menjadi objek dari pengucilan dan pengekangan.
Ada wacana-wacana yang menuntut pemahaman psikologis dan lingkungan pengobatan yang lebih ramah. Sebagai contoh, di Inggris, [[John Locke]] mempopulerkan gagasan bahwa ada taraf-taraf yang berbeda-beda dalam hal gangguan jiwa pada sebagian besar orang, karena emosi dapat menyebabkan pikiran mengaitkan antara gagasan dan persepsi secara salah, oleh karena itu pengobatan seharusnya merupakan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan personal orangnya, alih-alih merupakan sebuah "perlakuan" yang sama bagi banyak orang coba disembuhkannya; William Battie menyarankan pendekatan psikologis yang lebih ketimbang hanya perlakuan secara fisik, namun pemikiran-pemikiran semacam ini tidaklah mengubah kondisi-kondisi buruk yang terjadi. Pengobatan terhadap Raja George III juga telah menyebabkan meningkatnya keyakinan bahwa sebuah terapi yang hanya merupakan "perlakuan" berdasarkan intervensi lingkungan di sekitarnya memang merupakan jawaban untuk penyembuhan gangguan jiwa, tanpa menanyakan atau tanpa peduli apakah hal itu merupakan kebutuhan dari orang yang dirawatnya secara riil atau bukan.
==<big>Perkembangan awal</big>==
|