Sejarah Cilacap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib) Halaman baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6:
== Toponomi ==
Cilacap (Chelachap, Tlacap, Cacab) bukan berasal dari penggabungan kata "Ci" dan "Lacap", melainkan berhubungan dengan mata bajak.
Cilacap (Chelachap, Tlacap, Cacab) bukan berasal dari penggabungan kata "Ci" dan "Lacap", melainkan berhubungan dengan mata bajak. Menurut Sumber Babad, di masa lalu [[Raden Bei Tjakrawedana]] (anak [[Tumenggung Tjakrawedana I]], bupati [[Kasepuhan Banyumas]]) diutus membuka hutan untuk dijadikan pemukiman ke daerah selatan. Rombongan Raden Bei ini kemudian berhenti di ujung lekukan pantai teluk yang bentuknya mirip mata bajak, atau dalam [[bahasa Jawa]] disebut ''wluku'', yang disebut ''cacab'' atau ''tlacap''.<ref>Java geographisch, ethnologisch, historisch tweede deel / door Pieter Johannes Veth ; Jan Frederik Niermeyer ; Johannes Francois Snelleman[https://onesearch.id/Record/IOS3659.20394048]</ref>▼
▲
Mr. W. de Wolff van Westerrode, Asisten Residen [[Purwokerto]] ([[1896]] - [[1900]]) membuat resensi buku karangan Veth berjudul ''Java, Geographisch, Ethnologisch, Historich'', 3 Jilid, terbit tahun [[1875]]-[[1882]] dalam majalah Ilmu Bumi di Negeri [[Belanda]], mencatat bahwa penulisan [[Cilacap]] seringkali disalahtafsirkan sebagai kata yang berasal dari [[bahasa Sunda]]. Di Tanah Kerajaan, kata Tlacap digunakan untuk titik–titik yang dikenal pada patrun beberapa stasi payung dan "kepala" kain batik dan sarung.<ref>VETH, P. J (1903) Java; Geographisch, Ethnologisch, Historisch. De Erven F. Bohn N.V.</ref>[https://arsip-indonesia.org/nl/zoeken?mivast=50000&mizig=64&miadt=50007&miaet=14&micode=1.0-PDSGI-K.B&minr=1060427&milang=nl&misort=tah%7Casc&miview=ldt]</ref><ref>Mudik ke Cilacap, Benarkah Nama Kota Ngapak Ini Dari Bahasa Sunda?[https://sains.kompas.com/read/2019/06/02/180200023/mudik-ke-cilacap-benarkah-nama-kota-ngapak-ini-dari-bahasa-sunda-]</ref>▼
▲Mr. W. de Wolff van Westerrode, Asisten Residen [[Purwokerto]] ([[1896]] - [[1900]]) membuat resensi buku karangan Veth berjudul
.[https://arsip-indonesia.org/nl/zoeken?mivast=50000&mizig=64&miadt=50007&miaet=14&micode=1.0-PDSGI-K.B&minr=1060427&milang=nl&misort=tah%7Casc&miview=ldt]</ref><ref>Mudik ke Cilacap, Benarkah Nama Kota Ngapak Ini Dari Bahasa Sunda?[https://sains.kompas.com/read/2019/06/02/180200023/mudik-ke-cilacap-benarkah-nama-kota-ngapak-ini-dari-bahasa-sunda-]</ref>
==Cikal bakal==
|