Malaikat jatuh: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 12:
== Periode Bait Suci Kedua ==
Konsep malaikat yang jatuh sebagian besar berasal dari karya-karya periode Bait Suci Kedua antara tahun 530 SM dan 70 M: dalam [[Kitab Henokh]], [[Kitab Yobel]], dan [[Kitab Raksasa]] [[Qumran]]; dan mungkin juga dalam [[Kejadian 6]]:1-4.<ref name=Grabbe>Lester L. Grabbe, ''[https://books.google.com/books?id=DO6kT5RPuxgC&q=full-blown+story&pg=PA101 An Introduction to First Century Judaism: Jewish Religion and History in the Second Temple Period]'' (Continuum International Publishing Group 1996 {{ISBN|978-0567085061}}), p. 101</ref> Sebuah rujukan kepada makhluk-makhluk surgawi yang disebut "[[Penjaga (malaikat)|Penjaga]]" berasal dari [[Daniel 4]], di mana terdapat tiga kali penyebutan, dua kali dalam bentuk tunggal (ay. 13, 23), satu kali dalam bentuk jamak (ay. 17), tentang "para penjaga, yang kudus". Kata [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani Kuno]] untuk penjaga adalah {{lang|grc|ἐγρήγοροι}} ({{transl|grc|egrḗgoroi}} bentuk jamak dari {{transl|grc|egrḗgoros}}), yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "waspada".<ref>[http://perseus.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.20:3:109.LSJ ἐγρήγορος] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140311210141/http://perseus.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.20:3:109.LSJ|date=11 March 2014}}. Henry George Liddell. Robert Scott. ''[[A Greek–English Lexicon]]'' revised and augmented throughout by Sir Henry Stuart Jones with the assistance of [[Roderick McKenzie]]. Oxford. Clarendon Press. 1940. p. 474. Available online at the Perseus Project Texts Loaded under PhiloLogic (ARTFL project) at the University of Chicago.</ref> Beberapa ahli menganggap bahwa kemungkinan besar tradisi Yahudi tentang malaikat yang jatuh telah mendahului, bahkan dalam bentuk tertulis, penulisan Kej. 6:1-4.<ref>Lester L. Grabbe, ''A History of the Jews and Judaism in the Second Temple Period'' (Continuum 2004 {{ISBN|978-0567043528}}), p. 344</ref><ref>Matthew Black, ''The Book of Enoch or I Enoch: A New English Edition with Commentary and Textual Notes'' (Brill 1985 {{ISBN|978-9004071001}}), p. 14</ref> Dalam [[Kitab Henokh]], para Penjaga ini "jatuh" setelah mereka "terpikat" oleh wanita manusia. [[2 Henokh|Kitab Henokh Kedua (Henokh Slavia)]] mengacu pada makhluk yang sama dari Kitab Henokh (Pertama), yang sekarang disebut Grigori dalam transkripsi Yunani.<ref>Andrei A. Orlov, ''Dark Mirrors: Azazel and Satanael in Early Jewish Demonology'' (SUNY Press 2011 {{ISBN|978-1-43843951-8}}), p. 164</ref> Dibandingkan dengan Kitab Henokh yang lain, malaikat yang jatuh memainkan peran yang tidak terlalu signifikan dalam [[3 Henokh]]. 3 Henokh hanya menyebutkan tiga malaikat yang jatuh yang disebut Azazel, Azza dan Uzza. Mirip dengan Kitab Henokh yang pertama, mereka mengajarkan ilmu sihir di bumi, menyebabkan kerusakan.<ref>[[Annette Yoshiko Reed]] ''Fallen Angels and the History of Judaism and Christianity: The Reception of Enochic Literature'' Cambridge University Press 2005 {{ISBN|978-0521853781}} p. 256</ref> Tidak seperti Kitab Henokh yang pertama, tidak disebutkan alasan kejatuhan mereka, dan, menurut 3 Henokh 4.6, mereka juga kemudian muncul di surga untuk menolak kehadiran Henokh.
=== 1 Henokh ===
[[File:P. Chester Beatty XII, leaf 3, verso.jpg|thumb|right|200px|''[[Chester Beatty]] XII'', Manuskrip Yunani dari Kitab Henokh, abad ke-4]]
Berdasarkan 1 Henokh 7.2, para Penjaga menjadi "terpikat" dengan wanita manusia<ref name="Laurence">{{cite web |url=http://www.sacred-texts.com/bib/bep/bep02.htm |last=Laurence |first=Richard |title=The Book of Enoch the Prophet|year=1883}}</ref> dan melakukan hubungan seksual dengan mereka. Keturunan dari persetubuhan ini, dan pengetahuan yang mereka berikan, merusak manusia dan bumi (1 Henokh 10.11-12).[14] Yang menonjol di antara para malaikat ini adalah Shemyaza, pemimpin mereka, dan Azazel. Seperti banyak malaikat yang jatuh lainnya yang disebutkan dalam 1 Henokh 8.1-9, [[Azazil|Azazel]] memperkenalkan manusia pada "seni terlarang", dan Azazel-lah yang ditegur oleh [[Henokh (leluhur Nuh)|Henokh]] sendiri karena pengajaran yang terlarang, seperti yang dinyatakan dalam 1 Henokh 13.1.<ref>Ra'anan S. Boustan, Annette Yoshiko Reed ''Heavenly Realms and Earthly Realities in Late Antique Religions'' Cambridge University Press 2004 {{ISBN|978-1-139-45398-1}} p. 60</ref> Menurut 1 Henokh 10.6, Tuhan mengutus penghulu malaikat Rafael untuk membelenggu Azazel di padang gurun Dudael sebagai hukuman. Selanjutnya, Azazel dipersalahkan atas kerusakan bumi:<blockquote>'''1 Henokh 10:12''': "Seluruh bumi telah rusak karena pengaruh ajaran Azazel. Oleh karena itu, kepadanya ditimpakan seluruh kejahatan itu."</blockquote>Penafsiran [[Etiologi|etiologis]] dari 1 Henokh membahas tentang asal mula kejahatan. Dengan mengalihkan asal mula dosa dan kesalahan manusia kepada pengajaran malaikat yang jatuh, kejahatan dikaitkan dengan sesuatu yang supernatural dari luar. Motif ini, dalam 1 Henokh, berbeda dengan [[teologi]] Yahudi dan Kristen di kemudian hari; dalam teologi Kristen, kejahatan adalah sesuatu yang berasal dari dalam.<ref>Annette Yoshiko Reed ''Fallen Angels and the History of Judaism and Christianity: The Reception of Enochic Literature'' Cambridge University Press 2005 {{ISBN|978-0521853781}} p. 6</ref> Menurut penafsiran [[Paradigma|paradigmatik]], 1 Henokh mungkin membahas tentang pernikahan terlarang antara para imam dengan perempuan. Seperti yang terlihat dalam [[Imamat 21]]:1-15, para imam dilarang untuk menikahi wanita yang tidak murni. Oleh karena itu, para malaikat yang jatuh dalam 1 Henokh adalah pasangan para imam, yang mencemarkan diri mereka sendiri melalui pernikahan. Sama seperti para malaikat yang diusir dari surga, para imam juga dikeluarkan dari pelayanan mereka di mezbah. Tidak seperti kebanyakan [[Sastra apokaliptik|tulisan apokaliptik]] lainnya, 1 Henokh mencerminkan ketidakpuasan yang semakin besar terhadap institusi keimaman di Yerusalem pada abad ke-3 SM. Penafsiran paradigmatiknya sejajar dengan [[Adam dan Hawa|mitos Adam]] dalam hal asal mula kejahatan: Dalam kedua kasus tersebut, melampaui keterbatasan diri sendiri yang melekat pada sifat alamiahnya, menyebabkan kejatuhannya. Hal ini berbeda dengan penafsiran etiologis, yang menyiratkan adanya kekuatan lain selain Tuhan, di surga. Oleh karena itu, solusi yang terakhir ini kurang cocok dengan pemikiran [[monoteistik]].<ref>SUTER, DAVID. ''Fallen Angel, Fallen Priest: The Problem of Family Purity in 1 Enoch 6—16.'' Hebrew Union College Annual, vol. 50, 1979, pp. 115–135. JSTOR,</ref> Sebaliknya, pengenalan terhadap pengetahuan yang terlarang mungkin mencerminkan penolakan terhadap budaya [[Helenistik]] asing. Oleh karena itu, malaikat yang jatuh mewakili makhluk [[mitologi Yunani]], yang memperkenalkan seni terlarang, yang digunakan oleh raja-raja dan jenderal Helenistik, yang mengakibatkan penindasan terhadap orang Yahudi.
== Keterangan ==
|