Aksara Makassar Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gw1320 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gw1320 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 16:
}}
 
'''Aksara Makassar''' juga disebut Lontara Mangkasara sesuai aslinya dalam catatan Harian Kerajaan Gowa ([[Lontara Patturioloang]]), yang bentuknya seperti [[Burung]] kadang juga dinamakan Aksara[[Bahasa Makassar]] : Jangang-Jangang adalah salah satu [[aksara]] historis Indonesia yang pernah digunakan pertama kali di [[Sulawesi Selatan]] untuk keperluan penulisan dan berbagai kepetingan dalam lingkup [[Kesultanan Gowa|Kesultanan Gowa dan Tallo]] yang diciptakan oleh [[Daeng Pamatte]] pada tahun 1538 seorang [[Syahbandar]] Kerajaan Gowa. {{sfn|Jukes|2019|pp=49}}<ref name=":0">{{cite journal|url=http://www.unicode.org/L2/L2015/15233-makasar.pdf|first=Anshuman|last=Pandey|title=Proposal for encoding the Makassar script in Unicode|journal=ISO/IEC JTC1/SC2/WG2|issue=L2/15-233|date=02-11-2015|publisher=Unicode}}</ref>
 
Aksara Makassar adalah sistem tulisan [[abugida]] yang terdiri dari 18 aksara dasar. Seperti aksara [[Brahmi]] lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan aksara Lontara adalah kiri ke kanan. Aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (''[[scriptio continua]]'') dengan [[tanda baca]] yang minimal. Suku kata mati, atau suku kata yang diakhiri dengan konsonan, tidak ditulis dalam aksara Makassar, sehingga teks Makassar secara inheren dapat memiliki banyak kerancuan kata yang hanya dapat dibedakan dengan konteks.