Orang Melayu di Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gw1320 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gw1320 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
 
== Peran Melayu ==
Sejak kedatangan orang [[Melayu–Malaysia|Melayu]] ke [[Kerajaan Gowa]], peranannya tidak hanya sebagai pedagang dan ulama, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial dan politik kerajaan. Besarnya jumlah dan peranan orang Melayu di kerajaan Gowa, menyebabkan [[Sultan Gowa|Raja Gowa]] yang- X Daeng Bonto Karaeng Tunipallangga (1545-1565) membangun sebuah mesjid di Mangallekana untuk orang Melayu, sekalipun raja belum memeluk Islam. Dalam struktur kekuasaan kerajaan Gowa, banyak orang Melayu memegang peranan penting di istana kerajaan.

Pada masa pemerintahan raja Gowa X (1546-1565), seorang keturunan Melayu, [[Daeng Ri Mangallekana]] diangkat sebagai [[Syahbandar]] kerajaan menggantikan [[Daeng Pamatte]]. Sejak saat itu secara turun temurun jabatan syahbandar dipegang oleh orang Melayu. Jabatan penting lainnya ialah sebagai juru tulis istana. Pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669), seorang Melayu yang bernama Encik Amin menjadi juru tulis istana sekaligus penyair. Karyanya masih bisa ditemui satu ini yaitu [[Syair Perang Mengkasar]].
 
== Pecampuran Etnis ==