Penyakit kulit berbenjol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 29:
== Hewan rentan ==
Sapi dan kerbau domestik asia merupakan hewan-hewan yang terinfeksi secara alami. Infeksi eksperimental pernah dilakukan pada jerapah dan [[impala]]. Sementara itu, [[Oryx|oriks]] di Afrika Selatan, [[oriks arab]] di Arab Saudi, dan [[springbok]] di Namibia pernah menunjukkan tanda klinis.<ref name=":0">{{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2016|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/pdf/Posters/EN_Poster_LSD_2016.pdf|title=Poster LSD|publisher=World Organisation for Animal Health
== Tanda klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4–14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} Demam muncul pada 6–9 hari setelah inokulasi virus, sedangkan lesi kulit muncul pertama kali setelah 4–20 hari. Untuk keperluan perdagangan, [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) menstandarkan masa inkubasi menjadi 28 hari.<ref name=":0" />
Tanda-tanda klinis pertama yang dapat diamati di antaranya adalah pembengkakan [[kelenjar limfa]] subskapularis dan prefemoralis, demam tinggi di atas 40,5 °C yang terjadi hingga selama satu pekan, terkadang muncul leleran dari mata dan hidung, serta penurunan produksi susu yang drastis.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} [[Lesi]] kulit berupa [[Nodul (medis)|nodul]] dan [[papula]] muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan yang keras, datar, berbatas jelas, dan berdiameter antara 0,5 hingga 5 cm. Nodul melibatkan lapisan [[dermis]] dan [[Epidermis (kulit)|epidermis]], tetapi kadang juga dapat mencapai subkutan dan jaringan [[otot lurik]] di bawahnya. Nodul juga dapat muncul di [[membran mukosa]] di saluran pernapasan hingga mengakibatkan [[Radang paru-paru|pneumonia]], sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami [[ulser]] dan menghasilkan sekresi. Akibatnya, leleran mata, hidung, dan air liur dapat mengandung virus LSD. Pada salah satu atau kedua [[kornea]] mata dapat ditemukan lesi ulseratif yang dapat mengakibatkan kebutaan. Pada fase [[kronis]], lesi ditandai dengan jaringan [[infark]] dengan bagian tengah yang [[nekrosis]] dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami [[fibrosis]].{{sfn|
== Penyebab ==
Baris 72:
=== Diagnosis banding ===
[[Diagnosis banding]] untuk penyakit ini adalah pseudo-LSD (infeksi ''[[Bovine alphaherpesvirus 2]]''), [[stomatitis papular sapi]], [[dermatofilosis]], [[dermatofitosis]], [[aktinomikosis]], [[aktinobasilosis]], gigitan serangga, [[urtikaria]], [[fotosensitisasi]], [[besnoitiosis]], [[nokardiasis]], [[demodikosis]], [[onkosersiasis]], [[cacar sapi]], dan efek samping pemberian vaksin aktif yang dilemahkan.{{sfn|
=== Pengujian laboratorium ===
Diagnosis definitif LSD ditegakkan dengan pengujian laboratorium. Spesimen diambil melalui [[biopsi]] nodul kulit dan keropeng. Selain itu, darah dari hewan [[viremia]] yang mengalami infeksi akut serta cairan hidung dan air liur juga bisa diambil sebagai spesimen.{{sfn|FAO Modul 3|p=6-7}} Identifikasi virus untuk mendiagnosis LSD dilakukan dengan isolasi virus dan [[reaksi berantai polimerase]] (PCR). Kedua metode ini digunakan untuk mengonfirmasi kasus klinis dan memastikan seekor hewan tidak tertular penyakit sebelum dilalulintaskan.
Di sisi lain, metode yang digunakan untuk mendeteksi respons imun yaitu uji netralisasi virus (VNT), uji antibodi fluoresens tidak langsung (IFAT), dan [[ELISA]].{{sfn| == Pencegahan, pengendalian, dan pengobatan ==
Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati LSD. Sediaan topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi bakteri dan invasi larva lalat pada kulit. [[Obat antiinflamasi nonsteroid]] dan [[antihistamin]] dapat diberikan untuk menurunkan rasa nyeri dan gatal, dan dalam beberapa kasus, seperti pneumonia dan mastitis, pemberian antibiotik dapat menghilangkan infeksi. Antibiotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin pada setiap kasus LSD untuk mencegah timbulnya [[resistansi antibiotik]]{{sfn|FAO Modul 2|p=28}}
Penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit yang kasusnya diwajibkan oleh negara-negara anggota [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH).<ref>{{Cite web|title=Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/en/disease/lumpy-skin-disease/|website=
== Epidemiologi ==
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di [[Zambia]] pada tahun 1929 dan kemudian menyebar luas ke seluruh wilayah Afrika hingga dinilai endemik di [[Afrika Sub-Sahara]].<ref>{{Cite journal|last=Davies|first=F.G.|date=1991|title=Lumpy skin disease of cattle: A growing problem in Africa and the Near East|url=http://www.fao.org/3/u4900t/u4900T0d.htm#lumpy%20skin%20disease%20of%20cattle:%20a%20growing%20problem%20in%20africa%20and%20the%20near%20east|journal=World Animal Review|volume=68}}</ref> Laporan pertama LSD di luar Afrika terjadi antara 1988 dan 1989 di Israel.{{sfn|
== Referensi ==
Baris 93 ⟶ 95:
* {{citation|last=Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan|year=2022|title=Buku Rencana Kontingensi Lumpy Skin Disease|url=https://drive.google.com/file/d/15RSTf_km6C1sGGo6vqYo9qD5-X-hUcpO/view?usp=sharing||location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia}}
* {{citation|last=Kementerian Pertanian RI|year=2022|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 242/Kpts/PK.320/M/3/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Kulit Berbenjol (Lumpy Skin Disease) di Provinsi Riau|url=https://drive.google.com/file/d/1j41S0-pUOX9Vz4RimmPmIe75VQ18MDiR/view|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|ref={{sfnRef|Kementan|2022}}}}
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=Juli 2017|title=Lumpy Skin Disease|series=
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|date=28 Juni 2019|title=Chapter 11.9 Infection with Lumpy Skin Disease Virus|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahc/current/chapitre_lsd.pdf|series=
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|year=2021|title=Chapter 3.1.12. Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.04.12_LSD.pdf|series=
* {{cite book|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|year=2020|title=Introduction and spread of lumpy skin disease in South, East and Southeast Asia: Qualitative risk assessment and management|url=http://www.fao.org/3/cb1892en/cb1892en.pdf|location=Roma|publisher=Organisasi Pangan dan Pertanian|ref={{sfnref|FAO|2020}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Satu: Gambaran Umum |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52471/mod_resource/content/3/LSD_Module%20Satu.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 1}}}}
|