Penyakit kulit berbenjol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
|symptoms = [[Nodul (medis)|Nodul]] pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan yang dapat menjadi ulser; demam tinggi; pembengkakan [[kelenjar limfa]]; penurunan produksi susu
|complications = [[Pneumonia]], [[mastitis]], [[orkitis]]
|onset = 4–14 hari (infeksi eksperimental); 28 hari (keperluan lalu lintas)
|duration =
|types =
Baris 19:
|diagnosis = [[reaksi berantai polimerase|PCR]], isolasi virus
|differential =
|prevention = Vaksinasi, disinsektasidisinsektisasi [[vektor (biologi)|vektor]]
|treatment = [[Obat antiinflamasi nonsteroid]], [[antihistamin]], dan [[antibiotik]] untuk infeksi sekunder
|medication = Tidak ada
Baris 33:
 
== Tanda klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4–14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} Demam muncul pada 6–9 hari setelah inokulasi virus, sedangkan lesi kulit muncul pertama kali setelah 4–20 hari. Untuk keperluan perdaganganlalu lintas hewan, [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) menstandarkan masa inkubasi menjadi 28 hari.<ref name=":0" /> Saat melakukan investigasi wabah, [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO) merekomendasikan untuk mempertimbangkan masa inkubasi selama lima pekan.{{sfn|FAO Modul 4|p=36}}
 
Tanda-tanda klinis pertama yang dapat diamati di antaranya adalah pembengkakan [[kelenjar limfa]] subskapularis dan prefemoralis, demam tinggi di atas 40,5&nbsp;°C yang terjadi hingga selama satu pekan, terkadang muncul leleran dari mata dan hidung, serta penurunan produksi susu yang drastis.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} [[Lesi]] kulit berupa [[Nodul (medis)|nodul]] dan [[papula]] muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan yang keras, datar, berbatas jelas, dan berdiameter antara 0,5 hingga 5&nbsp;cm. Nodul melibatkan lapisan [[dermis]] dan [[Epidermis (kulit)|epidermis]], tetapi kadang juga dapat mencapai subkutan dan jaringan [[otot lurik]] di bawahnya. Nodul juga dapat muncul di [[membran mukosa]] di saluran pernapasan hingga mengakibatkan [[Radang paru-paru|pneumonia]], sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami [[ulser]] dan menghasilkan sekresi. Akibatnya, leleran mata, hidung, dan air liur dapat mengandung virus LSD. Pada salah satu atau kedua [[kornea]] mata dapat ditemukan lesi ulseratif yang dapat mengakibatkan kebutaan. Pada fase [[kronis]], lesi ditandai dengan jaringan [[infark]] dengan bagian tengah yang [[nekrosis]] dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami [[fibrosis]].{{sfn|WOAH Manual|2021|p=2}}<ref name=":1">{{Cite web|last=Gibbs|first=Paul|date=Februari 2021|title=Lumpy Skin Disease in Cattle|url=https://www.msdvetmanual.com/integumentary-system/pox-diseases/lumpy-skin-disease-in-cattle?query=lumpy%20skin%20disease|website=MSD Manual|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Sapi betina dapat mengalami [[mastitis]] dan keguguran, sementara sapi jantan dapat mengalami [[orkitis]].{{sfn|FAO Modul 1|p=17}} Manifestasi klinis sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya; terkadang lesi kulit bersifat berat, ringan, atau bahkan subklinis.{{sfn|FAO Modul 1|p=8}} Sapi dengan produksi susu yang tinggi, terutama sapi-sapi keturunan Eropa, lebih berat terdampak.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}
Baris 43:
 
== Penularan ==
Virus LSD terutama ditularkan oleh [[Vektor (biologi)|vektor]] mekanik berupa [[artropoda]], seperti nyamuk dan lalat penggigit. Penularan jarak jauh terjadi melalui pengangkutan hewan hidup, sedangkan penularan jarak berhubungan dengan daya jelajah vektor. Potensi penularan yang lebih kecil terjadi melalui kontak langsung antara hewan terinfeksi dan hewan sehat, melalui air dan pakan yang terkontaminasi air liur atau leleran hidung hewan terinfeksi, serta melalui perkawinan alami dan [[inseminasi buatan]].<ref name=":0" />{{sfn|FAO Modul 4|p=8}} Penularan [[iatrogenik]] dapat terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi virus.{{sfn|FAO Modul 4|p=8}}
{| class="wikitable"
|+Vektor LSD
Baris 105:
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Dua: Diagnosis Klinis dan Patologis |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52480/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 2}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Tiga: Pengambilan Sampel dan Diagnosis Laboratorium |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52483/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Tiga.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 3}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Empat: Epidemiologi dan Investigasi wabah |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52490/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Empat.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 4}}}}
{{refend}}