Petrus Kaseke: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Markus Sugi (bicara | kontrib) Kegiatan di masa tuanya dan akhir hidupnya |
||
Baris 107:
* Tahun [[1973]] tampil di benua [[Eropa]] antara lain [[Swiss]], [[Jerman]], [[Denmark]], dan [[Belanda]] (bersama Duta Besar [[Indonesia]] untuk Belanda, Sutopo Yuwono).
== Kegiatan dimasa tua dan akhir hidupnya ==
Seumur hidupnya hanya usaha Kolintang Angklung yang ditekuninya baik pada saat banyak permintaan untuk mensupply alat musik , maupun disaat resesi dan sepi order.
Dalam hal Angklung ,meskipun termasuk alat musik tradisional dari Jawa, tetapi Petrus Kaseke memberi sentuhan Minahasa. Angklung chord produksi Petrus Kaseke terlihat dari susunan tiga tabung yang menempatkan nada dasarnya di antara dua tabung lainnya yang dikenal sebagai chord pembalikan kedua, misalnya chord C dengan komposisi nada 5-1-3. Nada dasar di tengah mengikuti konsep leluhur Minahasa Toar yang dari kata Tuur atau batang utama yang merupakan pusat keseimbangan.
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan di masa tuanya :
-Pemimpin paduan suara Angklung Kolintang di gereja Bethany Salatiga.
-Pengajar musik di sekolah Alkitab Magelang.
-Penasihat di Dewan Pengurus Daerah Pinkan (Persatuan Insan kolintang Nasional) Jawa Tengah.
-Membuat buku ajar kolintang [https://www.kolintang.co.id Maimo Kumolintang]
Di akhir hayatnya Petrus Kaseke masih aktif bermain kolintang bahkan bersama dengan cucu-cucunya mengikuti lomba virtual kolintang, kegiatan yang biasa dilakukan selama pandemi Covid.
Petrus Kaseke merupakan pengrajin kolintang yang produksinya banyak tersebar di nusantara bahkan seluruh dunia. Tidak heran apabila pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan sertifikat penghargaan sebagai inisiator dan Tokoh Pengembangan Musik Kolintang di Tanah Jawa.
Meskipun berasal dari keluarga ningrat karena kakek buyutnya yang bernama Petrus Kaseke juga, menikah dengan putri raja Ratahan Dotu Maringka, tetapi bukan hal itu yang membanggakannya. Hal yang paling dibanggakan adalah kakeknya yang seorang tukang kayu yang diabadikan menjadi nama anak sulungnya yaitu Leufrand Kaseke. Sedangkan nama almarhum ibunya Adeline Komalig dikenang menjadi nama anak bungsunya Adeline Kaseke.
Pelopor kolintang di Tanah Jawa Petrus Kaseke meninggal dan dimakamkan pada tanggal 17 Agustus 2022 di Bancaan Salatiga. Ia meninggal dalam usia 80 tahun setelah mengatakan kata perpisahan :” Sudah ya, saya mau istirahat.” di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
== Referensi ==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Kaseke, Petrus}}
Baris 122 ⟶ 139:
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Salatiga]]
<br />
{{Bio-stub}}
|