Herman Cornelis Hartevelt: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ikanin2123 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
memperbaiki artikel |
||
Baris 15:
}}
==
'''Herman Cornelis Hartevelt''', menyelesaikan pendidikannya di [[Eindexamen Gymnasium]], [[Eindexamen Nederlandsch-Indie Administratie Dienst]], [[Doctoraal Examen Nederlandsch Indie Recht]] dan [[Klein Notariaat]].
==
Kariernya dalam pemerintahan diawali sebagai Adspirant Controleur di [[Keresidenan Kedu]], melalui besluit penunjukkan tanggal 27 Agustus 1917, No. 69.Dalam usianya yang masih 27 tahun. Kariernya terus meningkat ketika ia diangkat lagi sebagai Asisten Resident voor de Politie di residensi [[Kota Malang|Malang]] pada tanggal 27 Juni 1928 No. 10
Hartevelt pernah diangkat sebagai Residen [[Kota Pekalongan]], sebelum diangkat sebagai gubernur [[Jawa Timur]]. Dedikasinya yang tinggi dalam pemerintahan membuatnya terpilih sebagai gubernur [[Jawa Timur]] melalui Besluit [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] tanggal 9 Juli 1941.
==
Sebagai seorang intelektual yang juga notaris, Hartevelt menguasai 3 bahasa asing, yaitu: [[Inggris]], [[Prancis]] dan [[Jerman]]. Kepandaiannya bergaul dengan pribumi dimanfaatkan untuk belajar bahasa daerah di mana dia bertugas. Meskipun tidak terlalu pandai, ia cukup mampu berkomunikasi dalam bahasa [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Jawa|Jawa]] dan [[Bahasa Sunda|Sunda]].
Berdasarkan catatan conduite staat yang dikeluarkan oleh [[Departemen van Binnenlandsch Bestuur]] diketahui bahwa ia seorang yang penuh ide cemerlang. Ia cakap dan tanpa ragu memimpin daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Ia pernah menjadi anggota [[Raad van Regentschappen]] dan [[College van Gemiteerden]]. Dia mampu bekerja sama dengan anggota-anggota lain dalam menjalankan pemerintahan daerah. Tidak aneh jika pemerintah memberikan jabatan yang lebih tinggi atas [[Prestasi]] yang diraih, yaitu Gubernur [[Jawa Timur]]
==
Pada saat yang sama Gubernur Hartevelt juga menyampaikan usulan peraturan tunjangan perjalanan bagi para pejabat di Propinsi Jawa Timur. Pada Provinciaal setempat. Di dalamnya berisi apa macam perjalanan yang diberi tunjangan, besarnya tunjangan, siapa saja yang berhak menerima, berapa lama, dan lain-lain. Usulan peraturan-peraturan tunjangan perjalanan diterima dewan dan diputuskan pada tanggal 5 Agustus 1941 N. P 1/9/15.
Baris 45:
Tidak banyak berita yang bisa diambil pada masa pemerintahan HC Hartevelt. Ini karena tidak lama ketika pemerintahannya berlangsung, Jepang menduduki wilayah Jawa. Sejak itu pula tidak ada sumber tertulis dan arsip yang menyebut keberadaan Gubernur HC. Hartevelt. Ini bisa dimaklumi, karena Jepang memang memporakporandakan pemerintah Belanda, bahkan semua yang berbau Belanda.
==
Sebagai gambaran akhir pemerintahan Gubernur Hartevelt dan awal pendudukan Jepang di Jawa Timur, disebutkan catatan harian seorang pedagang Belanda. Dia mencatat keadaan perekonomian di Surabaya dan sekitarnya pada sekitar Maret 1942. Angkutan kereta api masih tetap berjalan dari Malang menuju Gempol. Kereta api dari Porong menuju Wonokromo dan kembali lagi. Tetapi pada esok harinya, semua penumpang dan barang bawaannya terpaksa harus berhenti di tengah jalan. Untuk melanjutkan perjalanan, mereka harus jalan kaki atau naik dokar. Untuk satu kali perjalanan, seorang kusir meminta imbalan uang 1 gulden.
Baris 52:
Keadaan makin tidak menentu dari hari ke hari, selama beberapa tahun. Orang-orang [[Belanda]] banyak yang ditawan oleh [[Tentara]] [[Kekaisaran Jepang]]
==
Tidak ada berita dan sumber tertulis yang menyebut Gubernur terakhir [[Jawa Timur]] ini. Hingga akhirnya pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], [[Ir Soekarno]] dan beberapa tokoh [[Bangsa]] [[Indonesia]] lain mengumumkan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]].Dan ini menandai lahirnya [[Negara]] baru [[Indonesia]].
|