Raja Yerusalem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
Manakala lingkup kewenangan raja di sejumlah negara Eropa kian meluas, lingkup kewenangan Raja Yerusalem justru terus-menerus menyempit, digerogoti tokoh terkuat dari antara para baron bawahannya. Penyebabnya antara lain adalah banyaknya raja yang naik takhta pada usia belia, dan seringnya jabatan pemangku raja dipegang pembesar dari kalangan bangsawan.
 
Sesudah Yerusalem jatuh ke tangan Mamluk pada tahun 1187, ibu kota Kerajaan Yerusalem berpindah ke [[Akka|Ako]] sampai tahun 1291, meskipun upacara penobatan dilangsungkan di kota [[Tirus (Lebanon)|Tirus]].
 
Pada masa itu, jabatan raja sifatnya nominal belaka, disandang seorang petinggi Eropa yang tidak pernah bermastautin di Ako. Ketika si cilik [[Konradin|Konradus III]] menyandang gelar Raja Yerusalem dan bermastautin di Jerman Selatan, mindoan ayahnya, [[Hugo dari Brienne|Bupati Brienne, Hugo]], menyatakan diri sebagai Pemangku [[Kerajaan Yerusalem|Raja Yerusalem]], dan secara tidak langsung mengklaim hak sebagai calon Raja Yerusalem berikutnya. Pernyataan diri yang diumumkan pada tahun 1264 itu dilakukan sang bupati selaku kerabat tertua sekaligus ahli waris yang sah dari [[Alix dari Champagne|Alisia]], putri kedua Ratu Isabela I. Ibu Hugo adalah putri tertua pasangan raja dan permaisuri Siprus, Hugo I dan Alisia. Meskipun demikian, ''Haute Cour'' mementahkan klaim Hugo dan mempercayakan kedudukan yang diklaimnya kepada saudara misannya, [[Hugh III dari Siprus|Hugo bangsawan Antiokhia]], yang kemudian hari menjadi Raja Hugo III selaku kepala negara Kerajaan Siprus dan Raja Hugo I selaku kepala negara Kerajaan Yerusalem.
Baris 95:
Bagaimanapun juga, [[konsanguinitas|kedekatan hubungan darah]] sudah cukup memadai untuk dijadikan alasan penentangan. Amalrikus akhirnya setuju naik takhta tanpa permaisuri, kendati Agnes tetap menyandang gelar Istri Bupati Yafa dan Askalon, serta menerima pensiun dari pendapatan dua daerah perdikan itu. Gereja memutuskan bahwa anak-anak Amalrikus dari Agnes adalah anak-anak yang sah, dan oleh karena itu adalah ahli-ahli waris yang sah atas takhta Kerajaan Yerusalem. Melalui anak-anaknya, Agnes leluasa mencampuri urusan pemerintahan Yerusalem selama hampir 20 tahun. Amalrikus digantikan putranya dari Agnes, [[Baudouin IV dari Yerusalem|Balduinus IV]].
 
[[File:Maria Comnena and Amalric I of Jerusalem.jpg|thumb|left|200px|Upacara perkawinan Raja Amalrikus dengan Putri Maria Komnena di [[Tirus (Lebanon)|Tirus]]]]
 
[[Agnes dari Courtenay|Agnes]] kawin lagi dengan [[Renaud dari Sidon|Bupati Sidon, Reginaldus]], pada tahun 1170, sementara [[Maria Comnena, Queen consort of Jerusalem|Permaisuri Maria Komnena]], sepeninggal Amalrikus, kawin lagi dengan [[Balian dari Ibelin|Tuan Besar Ibelin, Balianus]], pada tahun 1177. Saat itu Putri Sibila, anak Amalrikus dan Agnes, sudah tumbuh dewasa, memiliki seorang putra, dan jelas-jelas adalah calon kuat pengganti abangnya, tetapi [[Isabella I dari Yerusalem|Putri Isabela]], anak Amalrikus dari Maria Komnena, didukung keluarga besar ayah tirinya, [[wangsa Ibelin]].