Suku Dayak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Asang Lawai (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Busu Neneng (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 240:
== Agama ==
 
Sebagian kecil suku dayak masih menganut agama [[Kaharingan]] yang memiliki ciri khas adanya pembakaran tulang ([[Adat Rukun Kematian Agama Kaharingan Dayak Ma'anyan|Ijambe]]) dalam ritual penguburan sekunder, namun adapula ritual kematian lainnya yang disebut [[Tiwah]], [[Wara]], [[Kwangkey]], [[Dallo]], dan lain-lain. Masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan lebih menekankan ritual dalam kehidupan terutama upacara/ritual pertanian maupun pesta panen. Kerajaan [[Kerajaan NanTanjung Sarunai|NanPematang SarunaiSawang]] adalah kerajaan [[Kaharingan]] purbayang didirikan oleh [[Suku Dayak Ngaju]], selain itu juga ada [[Kerajaan Nan Sarunai]] yang merupakan kerajaan [[Kaharingan]] dan didirikan oleh suku [[dayakDayak Maanyan]]. yang dalamDalam sejarahnya, [[Kerajaan Nan Sarunai]] dipercaya pernah diserang oleh kerajaan [[Majapahit]] dari pulau [[Jawa]], sejakdan kejadian ini divalidkan oleh Suku Maanyan dengan menyanyikan tembang kenangan yang sampai saat ini dikenal dengan istilah "''Wadian''"(nyanyian ratap tangis) untuk meratapi hancurnya Nan Sarunai akibat Majapahit.<ref name=" Ideham "/> Sejak saat itu munculah istilah ''"Nan Sarunai Usak Jawa"'' dikalangan suku [[dayak Maanyan]], yang artinya '''"Nan Sarunai dirusak oleh (suku) Jawa"'''.
 
Sejak abad pertama Masehi, agama Hindu mulai memasuki Kalimantan dengan ditemukannya [[Candi Agung]] sebuah peninggalan agama Hindu di [[Amuntai]], Kalimantan Selatan, selanjutnya berdirilah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Semenjak abad ke-4 masyarakat Kalimantan memasuki era [[sejarah]] yang ditandai dengan ditemukannya prasasti peninggalan dari [[Kerajaan Kutai]] yang beragama Hindu di Kalimantan Timur.<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/pallawa.html |title=Kawi and Pallawa inscriptions, 4th-12th centuries |access-date=2011-12-06 |archive-date=2012-01-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120105152759/http://www.indonesianhistory.info/map/pallawa.html |dead-url=yes }}</ref>