Stigma sosial terkait Covid-19: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fitriyantibung (bicara | kontrib)
Fitriyantibung (bicara | kontrib)
Baris 33:
 
=== Menyebarkan fakta akurat dan terkini ===
Di tengah kepanikan masyarakat akan pandemi Covid-19, banyak informasi yang berujung memunculkan stigma sosial. Untuk itu, sudah sepatutnya komunikasi atau informasi yang diberikan sesuai dengan fakta yang akurat dan berdasarkan data ilmiah. Akses informasi dari sumber-sumber terpercaya dan resmi untuk menghindari hoaks dan rumor yang belum dikonfirmasi kebenarannya. Selain itu, hindari penggunaan istilah berlebihan seperti 'wabah' dan 'kiamat' untuk menunjukkan pandemi.
# Berbicara fakta tentang Covid-19 secara akurat, berdasarkan data ilmiah dan saran kesehatan resmi terbaru.
# Tidak mengulangi atau menyebarkan [[Isu|rumor]] yang belum dikonfirmasi dan menghindari penggunaan istilah berlebihan seperti 'wabah' dan 'kiamat' untuk menunjukkan pandemi.
 
Dalam menyebarkan fakta akurat, gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam dan hindari menggunakan terminologi klinis yang rumit. keterlibatan tokoh penting, seperti pemimpin agama, politikus, dan selebritas juga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk mendengarkan informasi yang akurat. Informasi akan lebih dipercaya oleh masyarakat dengan melibatkan cerita dari penyintas Covid-19 dari lingkungan terdekat.
* Menyebarkan fakta yang akurat dan terbaru, seperti:
 
# Menggunakan bahasa sederhana dan menghindari terminologi klinis yang rumit.
# Melibatkan influencer sosial, seperti pemimpin agama, [[politikus]], dan [[selebritas]] untuk memperkuat pesan dengan cara yang sesuai budaya dan geografis.
# Memperkuat cerita dengan gambaran masyarakat setempat yang telah pulih atau mendukung orang yang dicintai melalui pemulihan dari Covid-19.
# Penggambaran kelompok etnis yang berbeda dan penggunaan simbol serta format yang netral. Tidak tersugesti dari kelompok etnis mana pun.
# Mempraktikkan [[etika jurnalisme]]. Hindari laporan yang berfokus pada tanggung jawab pasien karena dapat meningkatkan stigma bagi orang-orang yang mungkin menderita penyakit ini. Berita yang berspekulasi sumber Covid-19 di setiap negara, misalnya, dapat meningkatkan stigma terhadap individu tersebut.