Sunan Gresik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 121:
 
21. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
 
Apakah Walisongo Keturunan Nabi Muhammad SAW? Berikut Nasab Lengkapnya
Apakah Walisongo keturunan Nabi Muhammad SAW? Sejumlah penulis dan sejarawan seperti Muhammad Iskandar menyebut begitu. Habib Luthfi bin Yahya juga menyebut para Walisongo adalah keturunan habaib dari marga Adzmatkhan.
 
"Jika ditelusuri mereka itu masih keturunan Nabi Muhammad SAW,” ujar Muhammad Iskandar, Pengamat Sejarah Universitas Indonesia suatu ketika.
 
Garis keturunan para wali tersebut dari putri Rasulullah SAW, yakni Fathimah ra. Garis keturunan itu bermula pada Sunan Gresik atau yang lebih dikenal dengan Maulana Malik Ibrahim .
 
“Ya Itu masih ada keturunan dari Fatimah RA, itu kan Maulana Malik Ibrahim itu keturunan ke-22 Nabi Muhammad SAW,” lanjutnya.
 
Habib Luthfi bin Yahya, Rais Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) juga mengatakan hal senada. Ia menegaskan bahwa para Walisongo yang memperjuangkan Islam di Bumi Nusantara adalah keturunan habaib dari marga Adzmatkhan.
 
"Dan mereka masih saudara tua kita, mereka bersatu dalam marga Al-Adzmatkhan, yang tersebar membaur dengan masyarakat asli negeri ini, bahkan Adzmatkhan banyak yang bersembunyi," ujar Pengasuh Kanzus Shalawat Pekalongan yang juga Pemimpin Forum Ulama Sufi Sedunia ini.
 
Maulana Malik IbrahimDalam Buku Seri Jejak Para Wali karya Lilis Suryani disebutkan Maulana Malik Ibrahim adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.
 
Nasab As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim tercantum dalam catatan dari As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa jilid.
 
Dalam catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah.
 
Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutkan Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
 
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama 13 tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayyid Ali Murtadha alias Raden Santri.
 
Pada tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang.
 
== Wafat ==