Abdurrahman Alkadrie dari Pontianak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{rapikan}}
'''Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie'''<ref name="Tijdschrift 3"/> adalah pendiri dan sultan pertama [[Kerajaan Pontianak]]. Ia dilahirkan pada tahun 1142 [[Hijriah]] / [[1729]]/[[1730]] M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=5DcYSA4_SjAC&lpg=PA206&ots=LFIKquvaA6&dq=abdur%20rahman%20dari%20banjar&pg=PA205#v=onepage&q=abdur%20rahman%20dari%20banjar&f=false Kesatria khatulistiwa - Putra Gara - Google Buku<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref>
 
SILSILAH :
 
1. NABI MUHAMMAD SAW
 
2. Fatimah Az-Zahra
 
3. Husain
 
4. Ali Zainal Abidin
 
5. Muhammad Al-Baqir
 
6. Ja'far Ash-Shadiq
 
7. Ali Al-Uraidhi
 
8. Muhammad An-Naqib
 
9. Isa Ar-Rumi
 
10. Ahmad Al-Muhajir
 
11. Ubaidillah
 
12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah
 
13. Muhammad Maula Shama'ah
 
14. Alwi Ats-Tsani
 
15. Ali Khali' Qasam
 
16. Muhammad Shahib Mirbath
 
17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam
 
18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)
 
19. Ali
 
20. Hasan At-Turabi
 
21. Muhammad Asadillah
 
22. Hasan Mu'allim
 
23. Muhammad Al-Jamalullail
 
24. Ali
 
25. Abdurrahman
 
26. Ahmad
 
27. Salim
 
28. Muhammad
 
29. Abdullah
 
30. Salim
 
31. Muhammad Al-Qadri
 
32. Husain
 
33. Ahmad
 
34. Habib Husain
 
35. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie Pontianak
 
[http://books.google.co.id/books?id=5DcYSA4_SjAC&lpg=PA206&ots=LFIKquvaA6&dq=abdur%20rahman%20dari%20banjar&pg=PA205#v=onepage&q=abdur%20rahman%20dari%20banjar&f=false Kesatria khatulistiwa - Putra Gara - Google Buku<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref>
 
Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di [[Kerajaan Mempawah]], Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri [[Sungai Peniti]]. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.