Kamp pengasingan Moncongloe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 427:
* Wempi, anggota Pemuda Rakyat Kotamadya Parepare
 
== BudayaPada budaya populer ==
=== Buku ===
[[Berkas:Kamp_Moncongloe2.jpg|jmpl|262px|Buku "Kamp Pengasingan Moncongloe" 2009]]
* "Kamp Pengasingan Moncongloe", karya Taufik Ahmad, Penerbit Desantara Depok, tahun 2009, 6 bab, 278 halaman
''Kamp Pengasingan Moncongloe'' merupakan buku jenis sejarah dan politik yang diterbitkan pada tahun [[2009]] karya [[sejarawan]] Taufik Ahmad. Ia juga adalah [[peneliti]] Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. Buku yang dipublikasikan oleh Desantara ini awalnya merupakan hasil tesis S3 dari Taufik Ahmad yang diangkat menjadi buku tentang representasi kronik kamp tahanan politik Moncongloe terkait PKI yang diasingkan. Buku ini mulai mengulas kemunculan dan perkembangan PKI di Sulawesi Selatan, riwayat Moncongloe dari hutan menjadi kamp pengasingan tapol, kondisi tahanan politik di Moncongloe, hingga pembebasan tahanan politik di Kamp Moncongloe.
* "Tragedi di Halaman Belakang: Kisah Orang-Orang Biasa dalam Sejarah Kekerasan Sulawesi", karya Eko Rusdianto, Penerbit EA Books, tahun 2009
* "Pulangkan Mereka! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia" pada bagian bab "Kerja Paksa Tapol Membangun Sulsel" hal. 165–206, karya Anak Agung Gde Putra dkk, Penerbit Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jakarta, tahun 2012, ISBN 9789798981432
Baris 438 ⟶ 439:
 
=== Cerpen ===
* ''Kita Saling Mencintai dan Kita Memilih Jalan Berbeda'' adalah judul [[cerita pendek]] (cerpen) karangan Andi Makkaraja yang dimuat dan diterbitkan pada 15 September 2020 dalam buku kumpulan cerpen ''Kereta Kematian'' (Kabupaten Sukabumi, Jejak Publisher, 2020, Hal. 88-94, ISBN 9786232473911). Cerpen ini mendapatkan predikat peringkat ke-10 pada "Lomba Menulis Cerpen Ke-8 Tulis.me". Cerpen ini menceritakan tentang Bahar dan Mala sepasang kekasih yang saling mencintai di Bulukumba, Sulawesi Selatan, namun hubungan mereka diuji dengan pengejaran Bahar oleh pasukan tentara 710 pimpinan Letnan Umpa'. Bahar dikejar oleh para tentara karena dianggap PKI. Mala yang merupakan kekasih Bahar duluan tertangkap dan ditahan di Kamp Militer Tanete, Bulukumba. Mala yang sedang ditahan menghimbau Bahar untuk bersembunyi dan tak menemuinya. Kekhawatiran dan ketakutan Mala karena di Kamp pengasingan Moncongloe ia akan menjadi budak dan disiksa. Pada cerpen ini, Kamp pengasingan Moncongloe secara gamblang dinarasikan sebagai tempat perbudakan, kerja rodi, penyiksaan, dicap orang merah namanya akan tercemar sehingga dijauhi negara dan dijauhi orang-orang tercinta.<ref name=":10438">{{cite book|last=Nur Khafidhin, dkk|first=|year=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kereta_kematian/p3n_DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Kereta Kematian|publisher=Jejak Publisher|isbn=9786232473911|pages=196|coauthors=}}</ref>
 
=== Majalah ===