Perjanjian 20 hal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Efina314 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
Baris 1:
{{Pembentukan Malaysia}}
'''Perjanjian 20 hal''', atau '''Memorandum 20 hal''', adalah sebuah daftar dari 20 hal yang disusun oleh [[Jajahan Mahkota Borneo Utara|Borneo Utara]], mengusulkan persyaratan untuk penggabungan ke dalam federasi baru sebagai Negara Bagian Sabah, selama perundingan sebelum pembentukan Malaysia. Dalam Undang-Undang Malaysia 1963 mengenai [[Perjanjian Malaysia]] beberapa dari dua puluh hal ini dimasukkan, dalam tingkat yang berbeda, ke dalam naskah yang kemudian menjadi [[Konstitusi Malaysia]]; yang lainnya hanya diterima secara lisan, sehingga tidak mendapatkan status hukum. Perjanjian 20 hal ini sering berfungsi sebagai titik fokus di antara mereka yang berpendapat bahwa hak-hak Sabah dalam Federasi telah terkikis dari waktu ke waktu.<ref name="Human Rights Watch">
{{Citation|title=Abdication of Responsibility: The Commonwealth and Human Rights|date=October 1991|url=https://books.google.com/books?id=_QTz5PCDvjEC&printsec=frontcover&dq=abdication+of+responsibility+and&hl=en&ei=a2eQTNLiDYimvQOfjuDVCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false|quote=|pages=33–34|location=United States of America|publisher=Human Rights Watch|isbn=1-56432-047-2|accessdate=15 September 2010}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani antara [[Britania Raya]] dan Federasi Malaya, isu [[Hak menentukan nasib sendiri|penentuan nasib sendiri]] sehubungan dengan rakyat Borneo dan Sarawak merupakan sebuah tantangan untuk pembentukan Federasi Malaysia. Sebuah Pernyataan Bersama yang dikeluarkan oleh Britania dan Pemerintah Federal Malaya pada 23 Oktober 1961 mengumumkan bahwa sebelum sampai ke keputusan akhir, perlu untuk memastikan pandangan dari rakyat di Borneo Utara dan Sarawak. Diputuskan untuk membentuk sebuah komisi untuk melaksanakan tugas itu dan untuk membuat rekomendasi.
 
Pemerintah Britania, bekerja sama dengan Pemerintah Federasi Malaya, menunjuk sebuah [[Komisi Cobbold|Komisi]] Penyelidikan untuk Borneo Utara dan Sarawak pada Januari 1962 untuk memastikan jika rakyat mendukung usulan untuk membentuk Federasi Malaysia. Tim yang beranggotakan lima orang, yang terdiri dari dua etnis Melayu dan tiga perwakilan Britania, dipimpin oleh Lord Cobbold.<ref>Cobbold was Governor of the Bank of England from 1949 to 1961. The other members were [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Wong_Pow_Nee Wong Pow Nee], Chief Minister of Penang, [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Ghazali_Shafie Mohammed Ghazali Shafie], Permanent Secretary to the Ministry of Foreign Affairs, [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Anthony_Abell Anthony Abell], former Governor or Sarawak, and David Watherston, former Chief Secretary of the Federation of Malaya.</ref> Sebuah komite antar pemerintahan (Komite Lansdowne) ditunjuk untuk menyusun rincian akhir Perjanjian Malaysia. Lord Lansdowne bertindak atas nama Britania dan [[Abdul Razak Hussein|Tun Abdul Razak]], Wakil Perdana Menteri Federasi Malaya bertindak atas nama Malaya.<ref name="Lansdowne Committee">{{cite book|url=|title=Malaysia; Selected Historical Readings|last=Bastin|first=John Sturgus|publisher=[[University of Michigan Press]]|year=1979|isbn=9783262012165|location=[[Ann Arbor, Michigan|Ann Arbor]]|pages=|chapter=|authorlink=|coauthors=}}</ref>