Lampung: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Farhan Curious (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 23251676 oleh Farhan Curious (bicara): Vandals (Magic World!)
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi
Baris 22:
|image8= Ro-ro passenger Ship Bahuga Jaya - IMO 7206392 - Bakauheni, Lampung, Indonesia - 26 April 2009.jpg
}}
| caption = '''Dari atas, kiri ke kanan'''; Tugu Siger, [[Nuwo Sesat|Rumah Nuwo Sesat]], [[Pulau Pahawang]], [[Gunung Anak Krakatau]], [[Harimau sumatra]] di [[Bukit Barisan]], [[Tari Bedana|Penari Bedana]], [[Pantai Gigi Hiu Tanggamus]], dan [[Pelabuhan Bakauheni]].
| motto = [[Sang Bumi Ruwa Jurai|Sang bumi ruwa jurai]]<br/>{{small|{{lang icon|Lampung|Lampung}} Satu wilayah yang ditinggali oleh dua masyarakat adat Lampung yaitu [[Suku Lampung|Saibatin]] dan [[Suku Lampung|Pepadun]]}}
| slogan = The Treasure of Sumatra<ref>{{Cite web|last=Lampung|first=Dinas Kominfotik Provinsi|title=Gubernur Paparkan Rangkaian Kegiatan Festival Krakatau di Kementerian Pariwisata|url=https://lampungprov.go.id/detail-post/gubernur-paparkan-rangkaian-kegiatan-festival-krakatau-di-kementerian-pariwisata|website=Pemerintah Provinsi Lampung|language=en|access-date=2022-01-07|archive-date=2022-01-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220107151654/https://lampungprov.go.id/detail-post/gubernur-paparkan-rangkaian-kegiatan-festival-krakatau-di-kementerian-pariwisata|dead-url=no}}</ref>
| dasar hukum = UU No. 14 Tahun 1964
Baris 74:
[[Berkas:Prov. Lampung.jpg|jmpl|Peta Administrasi provinsi Lampung]]
 
'''Lampung''' ([[aksara Lampung]]: [[Berkas:Lampung-hadlampung.png|al=|nirbing|50x50px]]), adalah sebuah [[provinsi]] di bagian ujung selatan [[Pulau Sumatra]], [[Indonesia]]. Ibu kota dan pusat pemerintahannya berada di [[Kota Bandar Lampung]].<ref>{{Cite web |url=https://buliran.com/10382/profil-provinsi-lampung.html |title=Salinan arsip |access-date=2021-11-10 |archive-date=2021-11-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211110160506/https://buliran.com/10382/profil-provinsi-lampung.html |dead-url=no }}</ref> Provinsi ini memiliki dua [[kota]], yaitu [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]] dan [[Kota Metro|Metro]], serta 13 kabupaten. Posisi provinsi Lampung secara geografis di sebelah barat berbatasan dengan [[Samudra Hindia]], di sebelah timur dengan [[Laut Jawa]], di sebelah utara berbatasan dengan provinsi [[Sumatra Selatan]] dan [[Bengkulu]], serta di sebelah selatan berbatasan dengan [[Selat Sunda]].
 
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama bernama [[Pelabuhan Panjang]] dan [[Pelabuhan Bakauheni|Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni]], bandar udara utama yakni [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II|Bandara Internasional Radin Inten II]] terletak 28&nbsp;km dari ibu kota provinsi, serta stasiun kereta api besar [[Stasiun Tanjung Karang|Tanjung Karang]] yang terletak di pusat ibu kota provinsi. Pada 2020, penduduk provinsi Lampung berjumlah 9.007.848 jiwa, dengan kepadatan 268 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="LAMPUNG"/>
Baris 80:
== Sejarah ==
[[Berkas:PETA MARGA.jpg|jmpl|kiri|280px|Peta Pembagian Administratif yang menunjukkan wilayah daripada Kepaksian dan Marga Lampung marga indeling residentie Lampung 1 Saat Drukkerij 1930 yang diperkuat oleh Dewan Perwatin LMAL Provinsi Lampung tahun 2005.]]
Pada abad ke- 7 tahun 671 Masehi zaman pra-sejarah Lampung di [[Sumatra]], Sriwijaya menguasai sebagian besar [[Asia Tenggara]] hingga abad ke-11 Masehi, di adad ke-13 tahun 1289 Masehi penyebaran Islam awal bermula dari [[Batu Brak]] di tengkuk gunung pesagi daerah hanibung yang ditandai dengan adanya peninggalan pra-sejarah hingga zaman sejarah yakni [[Dolmen]] dan Megalitikum tertua di tanah Lampung, lokasi ini secara administrative berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang beribu kota di [[Liwa]], penyebaran ini menjadi tanda tonggak berdirinya Kerajaan di wilayah tersebut. Pada abad ke-16 Masehi Penyebaran Islam juga masuk dari [[Banten]] ke Tolang Pohwang, secara administrative berada di daerah [[Kabupaten Tulang Bawang]] [[Provinsi Lampung]].
 
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya [[Peraturan Pemerintah]] Nomor 3/[[1964]] yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun [[1964]]. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan [[Keresidenan|keresidenan]] yang tergabung dengan [[Provinsi Sumatra Selatan]].
 
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal [[18 Maret]] [[1964]] tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari [[Provinsi Sumatra Selatan]], namun daerah ini jauh sebelum [[Indonesia]] merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di [[Nusantara]]. Oleh karenanya, pada zaman [[VOC]] di dapat dari berbagai sumber bawasanya [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Vereenigde Oostindische Compagnie (Persatuan Perusahaan Hindia Timur)]] yang berada di bawah pemerintahan [[Belanda]] pada tahun [[1800]] selama abad ke-19 hingga abad ke-20, [[Hindia Belanda]] adalah salah satu koloni [[Eropa]] yang paling berharga di bawah kekuasaan [[Imperium Belanda]]. Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elit Belanda yang tinggi terpisah akan tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah oleh mereka, sedangkan istilah [[Indonesia]] digunakan untuk lokasi geografis setelah tahun [[1880]] Masehi, nama [[Hindia Belanda]] tercatat dalam dokumen [[VOC]] pada awal tahun [[1620]] Masehi. Daerah Lampung sendiri tidak terlepas dari incaran penjajahan [[Belanda]].
 
Lampung Tolang Pohwang kemungkinan besar pernah menjadi wilayah kekuasaan [[Kerajaan Sunda]], setidaknya sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya [[Kesultanan Banten]] menghancurkan [[Pajajaran]], ibu kota [[Kerajaan Sunda]]. [[Sultan Banten]] yakni [[Sultan Ageng Tirtayasa]], lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku ''The Sultanate of Banten'' karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:{{quote|''"From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
}}</ref>''}}
 
Di bawah pimpinan [[Sultan Ageng Tirtayasa]] ([[1651]]–[[1683]]1651–1683) [[Banten]] berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan [[Jawa]], [[Sumatra]] dan [[Maluku]]. Dalam masa pemerintahannya, [[Sultan Ageng]] berupaya meluaskan wilayah kekuasaan [[Banten]] yang terus mendapat hambatan karena dihalangi VOC yang bercokol di [[Batavia]]. VOC yang tidak suka dengan perkembangan [[Kesultanan Banten]] mencoba berbagai cara untuk menguasainya termasuk mencoba membujuk [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]], Putra [[Sultan Ageng]] untuk melawan Ayahnya sendiri.
 
Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya ia menjanjikan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal [[7 April]] [[1682]] Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi [[Sultan Banten]].
 
Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] menghasilkan sebuah piagam dari [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] tertanggal [[27 Agustus]] [[1682]] yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung.
 
Pada tanggal [[29 Agustus]] [[1682]] iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di [[Tanjung Tiram]]. Armada ini dipimpin oleh [[Vander Schuur]] dengan membawa surat mandat dari [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang mewakili [[Sultan Banten]]. [[Ekspedisi Vander Schuur]] yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|title=Raja-Raja Kerajaan Banten|work=[[Kompas.com]]|date=1 Mei 2021|accessdate=16 Oktober 2021|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|last=Ningsih|first=Widya Lestari|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709185342/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|dead-url=no}}</ref> Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan [[Kesultanan Banten]], yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.
[[Berkas:Coat of Arms of Lampung (1920s).svg|kiri|jmpl|298x298px|Logo Distrik Keresidenan ('''''Oosthaven''''') saat penjajahan Belanda]]
 
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "[[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]" atau kadang-kadang disebut [[gubernur]] hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan [[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]/gubernur. Disimpulkan penguasaan [[Sultan Banten]] atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
 
Selanjutnya pada masa [[Raffles]] berkuasa pada tahun 1811 ia tidak menduduki daerah [[Semangka]] dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena [[Raffles]] beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah [[Raffles]] meninggalkan Lampung baru kemudian tahun [[1829]] ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Kebesaran seorang [[Raffles]] terendus sejak dirinya berusia 14. Di masa remaja itu Raffles harus menggantikan peran ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. [[Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]] (lahir di [[Jamaica]], [[6 Juli]] [[1781]] – meninggal di [[London]], [[Inggris]], [[5 Juli]] [[1826]] pada umur 44 tahun) adalah seorang [[Gubernur]]-[[Letnan]] [[Hindia Belanda]] yang terbesar. Ia adalah seorang warga negara [[Inggris]]. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota [[Singapura]].<ref>{{Cite web|title=Thomas Stamford Raffles: Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dari Inggris yang Menggugah Kebesaran Jawa|url=https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|website=VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan|language=id|access-date=2021-08-05|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709190432/https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|dead-url=no}}</ref>
 
Selanjutnya pada masa [[Raffles]] berkuasa pada tahun 1811 ia tidak menduduki daerah [[Semangka]] dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena [[Raffles]] beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah [[Raffles]] meninggalkan Lampung baru kemudian tahun [[1829]] ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Kebesaran seorang [[Raffles]] terendus sejak dirinya berusia 14. Di masa remaja itu Raffles harus menggantikan peran ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. [[Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]] (lahir di [[Jamaica]], [[6 Juli]] [[1781]] – meninggal di [[London]], [[Inggris]], [[5 Juli]] [[1826]] pada umur 44 tahun) adalah seorang [[Gubernur]]-[[Letnan]] [[Hindia Belanda]] yang terbesar. Ia adalah seorang warga negara [[Inggris]]. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota [[Singapura]].<ref>{{Cite web|title=Thomas Stamford Raffles: Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dari Inggris yang Menggugah Kebesaran Jawa|url=https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|website=VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan|language=id|access-date=2021-08-05|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709190432/https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|dead-url=no}}</ref>
== Geografi ==
 
=== Topografi ===
 
Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50&nbsp;km² dan terletak di antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS. Daerah ini berada di sebelah barat berbatasan dengan [[Samudra Hindia]], di sebelah timur dengan [[Laut Jawa]], di sebelah utara berbatasan dengan provinsi [[Sumatra Selatan]] dan [[Bengkulu]], dan di sebelah selatan berbatasan dengan [[Selat Sunda]].
Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di [[Teluk Lampung]], di antaranya: [[Pulau Darot]], [[Pulau Legundi]], [[Pulau Tegal]], [[Pulau Sebuku]], [[Pulau Kelagian]], [[Pulau Sebesi]], [[Pulau Pahawang]], [[Pulau Anak Krakatau|Pulau Krakatau]], [[Pulau Putus]] dan [[Pulau Tabuan]]. Ada juga [[Pulau Tampang]] dan [[Pulau Pisang]] di yang masuk ke wilayah [[Kabupaten]] [[Pesisir Barat]].
 
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur [[Bukit Barisan]] di [[Pulau]] [[Sumatra]]. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi [[Laut Jawa]] terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
 
==== Gunung ====
Baris 116 ⟶ 115:
* [[Gunung Pesagi]] (3.262 Mdpl) di [[Liwa]], [[Lampung Barat]]
* [[Gunung Tanggamus]] (2.100 Mdpl) di [[Kota Agung, Tanggamus]]
* [[Gunung Tebak]] (1.607 Mdpl) di [[Sumber Jaya, Lampung Barat]]
* [[Gunung Seminung]] (1.804 Mdpl) di [[Sukau, Lampung Barat]]
* [[Gunung Sekincau]] (1.718 Mdpl) [[Liwa]], [[Lampung Barat]]
* [[Gunung Ratai]] (1.681 Mdpl) di [[Padang Cermin]], [[Pesawaran]]
* [[Gunung Pesawaran]] (1.662 Mdpl) di [[Kedondong, Pesawaran]]
* [[Gunung Rindingan]] (1.506 Mdpl) di [[Pulau Panggung, Tanggamus]]
* [[Gunung Rajabasa]] (1.281 Mdpl)<ref>{{Cite web|date=2021-03-26|title=Gunung Rajabasa, Memiliki Dua Titik Puncak|url=https://altumnews.com/2021/03/26/gunung-rajabasa-memiliki-dua-titik-puncak/|website=Altumnews.com|language=id-ID|access-date=2021-08-05|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729020902/https://altumnews.com/2021/03/26/gunung-rajabasa-memiliki-dua-titik-puncak/|dead-url=no}}</ref> di [[Kalianda]], [[Lampung Selatan]]
* [[Gunung Betung]] (1.240 Mdpl) di [[Pesawaran]] dan [[Bandar Lampung]]
* [[Gunung Krakatau]] (813 Mdpl) di [[Selat Sunda]], [[Lampung Selatan]]
 
Baris 133 ⟶ 132:
* [[Way Seputih]], panjang 190&nbsp;km, DTA 7.149,26 km2
* [[Way Jepara]], panjang 50&nbsp;km, DTA 1.285 km2
* [[Way Tulangbawang]], panjang 136&nbsp;km, DTA 1.285 km2
* [[Way Mesuji]], panjang 220&nbsp;km, DTA 2.053 km2
 
[[Way Seputih]] mengalir di daerah [[Kabupaten Lampung Tengah]] dengan anak-anak sungai yang panjangnya lebih dari 50&nbsp;km adalah:
* [[Way Terusan]], panjang 175&nbsp;km, c.a. 1.500 km2
* [[Way Pengubuan]], panjang 165&nbsp;km, c.a. 1.143,78 km2
* [[Way Pegadungan]], panjang 80&nbsp;km, c.a. 975 km2
* [[Way Raman]], panjang 55&nbsp;km, c.a. 200 km2
 
[[Way Tulangbawang]] mengalir di [[Kabupaten Tulang Bawang|kabupaten Tulangbawang]] dengan anak-anak sungai yang lebih dari 50&nbsp;km panjangnya, di antaranya:
* [[Way Kanan]], panjang 51&nbsp;km, c.a. 1.197 km2
* [[Way Rarem]], panjang 53,50&nbsp;km, c.a. 870 km2
* [[Way Umpu]], panjang 100&nbsp;km, c.a. 1.179 km2
* [[Way Tahmy]], panjang 60&nbsp;km, c.a. 550 km2
* [[Way Besay]], panjang 113&nbsp;km, c.a. 879 km2
* [[Way Giham]], panjang 80&nbsp;km, c.a. 506,25 km2
 
[[Way Mesuji]] yang mengalir di perbatasan provinsi Lampung dan Sumatra Selatan di sebelah utara mempunyai anak sungai bernama [[Sungai Buaya]], sepanjang 70&nbsp;km dengan c.a. 347,5 km2. Sedangkan [[Way Sekampung]] mengalir di daerah kabupaten [[Tanggamus]], [[Pringsewu]], [[Pesawaran]] dan [[Lampung Selatan]]. Anak sungainya banyak, tetapi tidak ada yang panjangnya sampai 100&nbsp;km. Hanya ada satu sungai yang panjangnya 51&nbsp;km dengan c.a. 106,97 km2 ialah [[Way Ketibung]] di [[Kalianda]]. Beberapa kota di daerah provinsi Lampung yang tingginya 50&nbsp;m lebih dari permukaan laut adalah: [[Tanjungkarang]] (96&nbsp;m), [[Kedaton]] (100&nbsp;m), [[Metro]] (53), [[Gisting]] (480&nbsp;m), [[Negeri Sakti]]sakti (100&nbsp;m), [[Pringsewu]] (50&nbsp;m), [[Pekalongan]] (50&nbsp;m), [[Batanghari]] (65&nbsp;m), [[Punggur]] (50&nbsp;m), [[Padang Ratu]]ratu (56&nbsp;m), [[Wonosobo]] (50&nbsp;m), [[Kedondong]] (80&nbsp;m), [[Sidomulyo]] (75&nbsp;m), [[Kasui]] (200&nbsp;m), [[Sri Menanti]] (320&nbsp;m) dan [[Kota Liwa]] (850&nbsp;m).
 
== Politik & Pemerintahan ==
Baris 173 ⟶ 172:
[[Berkas:Saibatin dan Pepadun.jpg|200px|ka|jmpl|[[Siger]] adalah mahkota wanita pengantin [[Suku Lampung|Lampung]] yang terdiri atas masyarakat Saibatin dan Pepadun.]]
 
Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi di [[Indonesia]] di luar [[Pulau Jawa]], tempat mayoritas penduduknya adalah suku [[Suku Jawa|Jawa]], dengan total populasi tahun [[2010]] sebanyak 64,17% yang kebanyakkan berasal dari [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], dan sebagian kecil [[Jawa Barat]]. Sementara penduduk asli yakni suku [[Suku Lampung|Lampung]] berjumlah 13,56%. Diposisi ketiga ada [[suku Sunda]] berjumlah 11,88% (sudah gabungan [[suku Sunda]] asal [[Jawa Barat]] dan juga [[Sunda]] asal [[Banten]]) banyaknya etnis pendatang dari [[pulau Jawa]] ke provinsi Lampung disebabkan [[pulau Jawa]] yang tidak begitu besar tetapi penduduknya cukup ramai dan padat maka diadakan transmigrasi besar-besaran ke pulau lain khususnya [[pulau Sumatra]] di provinsi Lampung. Diposisi keempat dan kelima ada suku [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] dengan persentase 5,64% dan juga [[Suku Bali|Bali]] 1,38%. [[Suku Melayu]] sudah termasuk semua sub-[[suku Melayu]] asal [[Sumatra Selatan]] yang ada di provinsi Lampung seperti: [[Suku Ogan|Ogan]], [[Suku Semendo|Semendo]], [[Mesuji]], dan [[Suku Palembang|Palembang]]. [[Suku Bali]] dari [[pulau Bali]] juga turut didatangkan ke provinsi Lampung secara besar-besaran karena adanya program transmigrasi. [[Suku Melayu|Masyarakat Melayu]] asal [[Sumatra Selatan]] seperti [[Ogan]], [[Semendo]], [[Mesuji]], dan [[Palembang]] dapat ditemukan signifikan karena wilayah [[Sumatra Selatan]] dan Lampung berdekatan bahkan berbatasan langsung, mereka juga sudah lama bermigrasi ke provinsi Lampung. Berdasarkan data dari [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Lampung:<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|pages=36-41|accessdate=22 September 2021|format=pdf|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ananta|first=Aris|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/1011165696|title=Demography of Indonesia's Ethnicity.|location=SG|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4519-88-5|others=Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono|oclc=1011165696|access-date=2021-04-16|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124083155/https://www.worldcat.org/title/1011165696|dead-url=no}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 232 ⟶ 231:
|-
!
! [[Provinsi Lampung|Provinsi Daerah Istimewa Lampung]]
! style="text-align: right;" | 7.581.948
! style="text-align: right;" | 100%
Baris 443 ⟶ 442:
 
== Media massa ==
{{lihat juga|Daftar stasiun radio di Lampung|Daftar stasiun televisi di Lampung}}
 
Koran pertama di Lampung adalah Harian Tamtama (4 Oktober 1968). Pada awal dekade 1970-an terbit koran lokal Lampung, Pusiban, Indevenden, dan Post Ekonomi. Ketiganya kemudian bergabung menjadi Harian Lampung Post pada 1974. Sejak itu hingga menjelang era reformasi media yang ada yaitu Tamtama (kemudian berubah menjadi Lampung Ekspres) dan [[Lampung Post]]. [[Lampung Ekspres]] dimiliki Harun Muda Indrajaya, sedangkan [[Lampung Post]] pada awal 1990-an dibeli [[Surya Paloh]].