Agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanips (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230413sim)) #IABot (v2.0.9.3) (GreenC bot
Baris 309:
[[Mayo Clinic]] peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya kecemasan, depresi, dan bunuh diri. "<ref name="Religion and Medicine">{{cite web|title=Religious Involvement, Spirituality, and Medicine: Implications for Clinical Practice|url=http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/0025-6196/PIIS0025619611627997.pdf|quote=We reviewed published studies, meta-analyses, systematic reviews, and subject reviews that examined the association between religious involvement and spirituality and physical health, mental health, health-related quality of life, and other health outcomes. We also reviewed articles that provided suggestions on how clinicians might assess and support the spiritual needs of patients. Most studies have shown that religious involvement and spirituality are associated with better health outcomes, including greater longevity, coping skills, and health-related quality of life (even during terminal illness) and less anxiety, depression, and suicide|author=Paul S. Mueller, MD; David J. Plevak, MD; Teresa A. Rummans, MD|accessdate=13 November 2010}}</ref>
 
Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa pengaruh agama terhadap kesehatan adalah "sebagian besar menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait.<ref>{{cite journal | title = The Role of Religion and Spirituality in Mental and Physical Health | journal = Current Directions in Psychological Science | date = Feb 2001 | first = Kevin S. | last = Seybold | coauthors = Peter C. Hill | volume = 10 | issue = 1 | pages = 21–24 | doi = 10.1111/1467-8721.00106}}</ref> Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah menemukan "korelasi positif antara keyakinan agama dan berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. "<ref>{{cite journal | title = Religion, Health, and the Psychology of Religion: How the Research on Religion and Health Helps Us Understand Religion | url = https://archive.org/details/sim_journal-of-religion-and-health_winter-2004_43_4/page/317 | journal = Journal of Religion and Health | year = 2004 | first = James W. | last = Jones | volume = 43 | issue = 4 | pages = 317–328 | doi = 10.1007/s10943-004-4299-3}}</ref>
 
Sebuah analisis data dari 1998 US Survei Sosial Umum, sementara luas membenarkan bahwa kegiatan keagamaan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan kesejahteraan, juga menyarankan bahwa peran dimensi yang berbeda dari spiritualitas / religiusitas dalam kesehatan agak lebih rumit. Hasil penelitian menunjukkan "bahwa itu mungkin tidak tepat untuk menyamaratakan temuan tentang hubungan antara spiritualitas / religiusitas dan kesehatan dari satu bentuk spiritualitas / religiusitas yang lain, seluruh denominasi, atau menganggap efek seragam untuk pria dan wanita.<ref>Maselko, J. and Kubzansky, L. D. (2006) [http://dx.doi.org/10.1016/j.socscimed.2005.11.008 ''Gender differences in religious practices, spiritual experiences and health: Results from the US General Social Survey'']. Social Science & Medicine, Vol 62(11), June, 2848-2860.</ref>