Partai Fasis Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 22819277 oleh DayakSibiriak (bicara): Vandalisme oleh IP Editor (TW) Tag: Pembatalan |
|||
Baris 11:
}}
'''Partai Fasis Indonesia''' ({{lang-nl|Partij Fascist Indonesia}} atau {{lang|nl|''Indonesische Fascistische Partij''}}) yang biasa
== Sejarah ==
Baris 19:
[[Dr. Notonindito]] mendasari PFI dengan ideologi fasisme yang terinspirasi oleh [[Adolf Hitler]] dan [[Benito Mussolini]]. Seperti halnya Hitler yang ingin membangun kembali [[Kekaisaran Jerman]] dan Mussolini yang ingin kembali membangun kembali kejayaan [[Kekaisaran Romawi]], maka Notonindito ingin kembali membangun [[Indonesia]] kembali jaya seperti [[Kerajaan Majapahit]] dan [[Kerajaan Mataram]] dan menjadikan [[Jawa]] sebagai [[etnis]] dominan, persis seperti ketika Majapahit dan Mataram berkuasa di [[Nusantara]].{{sfn|Wilson|2008|p=118}} Namun, yang berbeda antara Notonindito dengan [[Hitler]] dan [[Mussolini]] dalah bentuk negara, bila [[Hitler]] dan [[Mussolini]] menjadikan [[Jerman Nazi]] dan [[Republik Sosial Italia]] sebagai sebuah [[negara korporasi]], Notonindito ingin menjadikan Indonesia sebagai sebuah [[kerajaan]] dengan [[Jawanisasi]] sebagai pusat dari sistem nilai yang berlaku di Indonesia.{{sfn|Oktorino|2015|p=37}}
Meskipun ia terinspirasi oleh Hitler dan Mussolini, tetapi ide-ide Notonindito pada dasarnya tidak berlandaskan pada [[Nazisme]] ataupun [[fasisme]], meskipun ia menggunakan terminologi "fasisme" tetapi praktiknya jauh dari fasisme yang berkembang saat itu, seperti ide tentang penaklukan etnis atau bangsa lain. Meskipun Notonindito mendasarinya sesuai dengan ide tentang [[Jawanisasi]]-nya, tetapi ia tidak punya pemikiran untuk menjadikan Jawa sebagai sebuah bangsa besar yang kemudian menaklukkan etnis lainnya, ia justu menganjurkan dibentuknya semacam federasi
== Kontroversi ==
Kemunculan PFI dalam kancah politik pergerakan kemerdekaan [[Indonesia]] rupanya tidak terlalu disambut oleh kelompok pergerakan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] sendiri. Salah satunya tertulis dalam surat kabar kaum pergerakan, ''[[Harian Pemandangan]].'' Dalam surat kabar tersebut, PFI diberikan sebuah kolom sendiri dan menjadi liputan khusus. PFI dikatakan dalam surat kabar itu sebagai kelanjutan dari sebuah organisasi [[etnonasionalis]] [[Jawa]], bernama [[Komite Nasionalis Jawa]] yang dipimpin oleh [[Soetatmo Soerjokoesoemo]] pada 1914, bahkan di dalam surat kabar itu, dikatakan [[Nasionalisme Jawa]] adalah:<blockquote>''"... pergerakan jang sematjam [[Fasisme Italia|Fascisme]] Italie itoe"''{{sfn|Wilson|2008|p=120}}</blockquote>
Penentangan terhadap pemikiran [[Dr. Notonindito|Notonindito]] dan PFI pun juga muncul dari [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia (PNI)]] - mantan partai Notonindito. PNI melalui hariannya, ''Menjala'' (Menyala), mengatakan bahwa:<blockquote>''"Rakjat Indonesia tidak bergerak karena membaoe asapnja [[Kemenyan jawa|kemenjan]], karena mendengar boenyi [[gamelan]] [[Ketoprak (seni budaya)|ketoprak]], karena sama merahnja atau hijaoenja darah kebangsaan."''{{sfn|Wilson|2008|p=120}}</blockquote>Maksud dari PNI adalah, pergerakan nasional rakyat Indonesia dalam menuntut kemerdekaannya bukan untuk kembali kepada zaman dahulu, bukan kembali kepada zaman [[feodal]] ([[reaksioner]]), tetapi kemerdekaan Indonesia berdasarkan pada [[Nasionalisme Indonesia|nasionalisme kerakyatan]] yang [[revolusioner]] dan bukan nasionalisme yang [[fasis]].{{sfn|Wilson|2008|p=120}}
Namun, meskipun begitu pada akhirnya PNI dan [[Soekarno]] sendiri - terutama pada masa pasca [[kemerdekaan]] - menurut pandangan kelompok dan tokoh [[kiri]], seperti [[Tan Malaka]], [[Sutan Sjahrir]], bahkan [[Mohammad Hatta]] menunjukkan ciri-ciri fasistik dan ancaman nyata terhadap [[demokrasi Indonesia]] saat itu.{{sfn|Sjahrir|1995|p=4-5}}{{sfn|Pane|2015|p=265}}
Terus menerus ditekan oleh kalangannya sendiri, Notonindito akhirnya memilih untuk vakum dari dunia politik, seperti yang ia katakan:<blockquote>''"Boeat sementara waktoe saja masih oendoerkan diri dari kalangan staak politiek."''{{sfn|Wilson|2008|p=123}}</blockquote>Meski
== Referensi ==
|