Gelar kehormatan dalam Kesultanan Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PABwmwn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
PABwmwn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 12:
Gelar Raden dan Raden Ayu dalam Kesultanan Palembang Darussalam dimulai pada masa [[Susuhunan Abdurrahman|Pangeran Ario Kesumo Abdurrohim (Kemas Hindi)]]. Karena merasa bahwa dukungan dari [[Kesultanan Mataram]] sudah mulai berkurang dalam menghadapi serbuan kerajaan lain, maka beliau mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari kekuasaan [[Kesultanan Mataram]] serta memproklamirkan berdirinya [[Kesultanan Palembang|Kesultanan Palembang Darussalam]] dengan gelar [[Sultan]]. Lalu kepada anak-anaknya beliau memberikan gelar Raden dan Raden Ayu. Sedangkan untuk [[Putra mahkota|Putra Mahkota]] gelar yang Tertinggi adalah Pangeran Ratu (Biasanya anak laki-laki tertua dari Sultan). Namun demikian pernah terjadi Sultan memberi gelar anak laki-lakinya yang tertua dengan gelar Pangeran Adipati atau Prabu Anom. Gelar Pangeran Adipati dipakai oleh anak tertua dari Sultan Abdurrahman yang tidak sempat menjadi raja, dan kedudukannya digantikan oleh adiknya [[Sultan Muhammad Mansyur|Pangeran Ario (Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago)]] dan pada tahun 1821-1825 pemberian dan pemakaian gelar Prabu Anom dilakukan Oleh Sultan Ahmad Najamuddin II (Husin Dhiauddin).
 
==== Tokoh yang berasal dari RadenPangeran Ratu ====
 
* [[Mahmud Badaruddin II dari Palembang|Sultan Mahmud Badaruddin II RadenPangeran MuhammadWijaya HasanNegara Pangeran Ratu]] - Sultan Palembang ke-VII
 
* Sultan Ahmad Najamuddin III Raden Muhammad Tjing wangsa Martaradja Wijaya Negara Djamaluddin - Sultan Palembang ke-IX
 
=== Gelar Masagus dan Masayu ===