Abdul Qadir al-Jailani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 73:
}}
'''Sulthonul Auliyā-ì wa Imāmil ʿUlama wa Qudwatul Ashfīyā-ì Quthbir Råbbānī wal Ghoutsush-Shomadànì Quthub Al-ʿAlāmin Sayyidi as-Sayyid Syeikh Muhyiddīn ʿAbdul Qōdir Al-Jailānī Al-Imām Al-Quthubūl Aqthåb Qoddasallāhu Sirrahu''' atau dikenal luas dengan panggilan '''Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani'''<ref name="Sufis 2002, p123">''Biographical encyclopaedia of Sufis: Central Asia and Middle East'' by N. Hanif, 2002, p123</ref><ref name="Syed Abdul Qadir Jilani 2000, p24">''The Sultan of the saints: mystical life and teaching of Shaikh Syed Abdul Qadir Jilani, Muhammad Riyāz Qādrī, 2000, p24</ref> ({{lang-ku|Evdilqadirê Geylanî}}, {{lang-fa|عبد القادر گیلانی}}, {{lang-ur|عبد القادر آملی گیلانی}} ''Abdolqāder Gilāni'') (470–561 H) (1077–1166 M) adalah seorang [[Sufi]] Masyhur yang tidak diragukan lagi pangkat kewaliannya. Beliau merupakan [[Ulama]] [[Fiqih]] bermazhab [[Hambali]] yang memiliki segudang Karomah dan sangat dihormati oleh [[Islam Sunni|Sunni]]. '''Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani''' dianggap sebagai [[Waliyullah]] yang paling Agung dan Keramat bergelar [[Sulthonul Auliya]] (Rajanya Para Wali) dan [[Al-Imām Al-Quthubul Aqthāb]] (Pemimpin dan Penguasa Seluruh [[Wali]] di [[Alam Semesta]]).<ref>{{cite book|title=Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies|url=http://www.angelfire.com/az/rescon/mgckurds.html |title=From the 12th century onward, Sufism spread amongst the Kurds. The main Sufi orders amongst them are the Qadiriya who trace their origin to the Kurdish Sufi 'Abd al-Qadir al-Jilani |access-date=2012-11-19 |archive-date=2012-09-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120911232951/http://www.angelfire.com/az/rescon/mgckurds.html |dead-url=yes }}</ref>.<ref>Philip Khuri Hitti, "Islam, a way of life ", University of Minnesota Press (August 12, 1970). pg 64: "The earliest and most attractive Sufi order was al-Qadiri, named after its founder, the Persian ‘Abd al-Qadir al-Jili (al-Jilani 1077–1166)</ref> Beliau adalah Mursyid Kamil Mukammil sekaligus Pengasas Perkumpulan '''[[Thoriqoh]] [[Qodiriyah]]''' ({{lang-ar|القادِرية‎ طريقة}}), dengan keluasan Ilmunya Ajarannya tersebar luas keseluruh dunia, menjadikannya sebagai aliran [[Tarekat]] yang paling banyak dianut. Orang-orang Tarekat selalu mengadakan '''[[Manaqib]]''' dan '''[[Haul]]''' untuk Menghormatinya, bahkan pada bulan [[Rabiuts-Tsani]] diadakan Penghormatan besar-besaran oleh seluruh Pengikutnya yang tersebar dipenjuru dunia.
 
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani melahirkan banyak anak, dan beliau mengurus pendidikan agama dan disiplin ilmu mereka di tangan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani itu sendiri, dan sepuluh di antaranya yang sangat terkenal:
 
1. Abdullah: Putra tertua Syaikh, dia belajar dari Syaikh Husain dan Syaikh Ghalib bin Banna, yang banyak belajar ilmu periwayatan hadits. Dia meninggal bulan Safar pada tahun lima ratus delapan puluh tujuh dan lahir pada tahun lima ratus delapan.
 
2. Abdul Wahhab: Dia berada di garis depan anak-anaknya yang lain, belajar di pesantren ayahnya selama hidup, dan setelah ayahnya meninggal dia berdakwah, mengeluarkan fatwa dan mengajar. Dia meninggal pada tahun 573 H dan dimakamkan di dekat makam ayahnya.
 
3. Isa : yang berdakwah, memberi fatwa , dan menyusun kitab-kitab, termasuk kitab “Jawahir Al-Asrar Wa Lataif Al-Anwar ” dalam ilmu tasawuf .
 
4. Abdul Aziz : Dia adalah seorang Auliya Allah yang rendah hati, berkhotbah dan mengajar, dan banyak Auliya Allah keluar dari tangannya. Dia telah menaklukkan Tentara Salib di Ashkelon, mengunjungi kota Yerusalem, dan melakukan perjalanan ke pegunungan Al-Hayyal, termasuk gunung dikenal dengan namanya, Gunung Abdul Aziz, dan beliau wafat di sana pada tahun 602 H.
 
5. Abdul Jabbar: Dia belajar dari ayahnya dan mendengar darinya, dan dia menulis dengan baik. Dia mengikuti jalan Sufisme, dan dimakamkan dekat makam ayahnya.
 
6. Abdurrazzăq: Dia adalah seorang penghafal yang teliti dengan pengetahuan yang baik tentang ilmu hadits, dan dia menjadi ahli hukum menurut Imam Ahmad bin Hanbal.
 
7. Ibrahim: Dia belajar dari ayahnya dan mendengar darinya, dan dia pindah ke Wasit di Irak , dan dia meninggal di sana pada tahun 592 H .
 
8. Yahya: Dia adalah seorang ahli hukum modern (pembaharu) yang bermanfaat bagi orang-orang darinya, dan dia pindah ke Mesir , kemudian kembali ke Bagdad dan meninggal di sana pada tahun 600 H , dan dimakamkan dekat ayahnya.
 
9. Musa: Dia belajar dari ayahnya dan mendengar darinya, dan dia pergi ke Damaskus dan mengajar di sana dan menetap di sana, kemudian dia pergi ke Mesir dan kembali ke Damaskus dan meninggal di sana, dan dia adalah anak terakhir yang meninggal.
 
10 .Salih: Dia dipanggil di sebagian besar negara, dan sebagian besar sumber khusus menyebutkan dia dalam manaqibnya, dia dimakamkan di dekat ayahnya di Bagdad.
 
== Nama & gelar ==