Pelabuhan Paotere: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gw1320 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gw1320 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 2:
'''Pelabuhan Paotere''' adalah salah satu warisan [[Kerajaan Gowa|Kerajaan Gowa Tallo]] yang terletak di bagian utara [[Kota Makassar]], tepatnya [[Gusung, Ujung Tanah, Makassar|Kelurahan Gusung]], [[Ujung Tanah, Makassar|Kecamatan Ujung Tanah,]] [[Kota Makassar|Kotamadya Makassar]]. Pelabuhan Paotere muncul pada tahun 1420, ketika [[Kerajaan Tallo|Raja Tallo]] [[Karaeng Samarluka]] memimpin pasukan sebanyak 200 buah Armada Kapal dengan tujuan ke [[Kesultanan Melaka]] dan [[Samudera Pasai]].
 
Deskripsi bahwa, “Pelabuhan Paotere pada abad 14awal ke-15 silam pernah mencatat sejarah baru, ketika salah seorang putra pangeran kerajaan Tallo bernama Karaeng Samarluka pada tahun 1420 memimpin pasukan sebanyak 200 kapal perahu pinisi untuk berangkat ke Melayu dengan maksud menyerang Selat Malaka, namun karena mendapat perlawanan dari pasukan Malaka yang sangat hebat, akhirnya Karaeng Samarluka mengalihkan perhatian untuk menduduki Samudera Pasai Aceh,” tidaklah tepat. Sebab jenis perahu [[pinisi]] baru muncul pada abad ke-19.
 
Teks di atas dikonfirmasi ke dua karya klasik. Tulisan Stapel (1922) merujuk karya Valentjin (1858), "''Dat de koningen van Macasar van oudsher al bekend, vermogend en als zoodanige vorsten onder de koningen van't Oosten beroemd waren, blijkt ons in 1420 daar Crain Samarloeka, koning van Macasar, voorkomt, met 200 vaartuigen naar Malakka gaande, om dien koning te beoorlogen; doch hij werd door den Lacsamana of zeevoogd, des konings van Malakka zoo dapper aangetast, dat hij genoodzaakt was naar de stad Pasi, op't eiland Sumatra, te wijken, waar hij de stad geen kleine schade, door't verwoesten van hunne landerijen, toebragt''." Tak ada kata "Paotere“ dan "pinisi“.
Baris 8:
­­­­Deskripsi tentang Paotere yang keliru juga terdapat dalam buku “Makassar Tempo Doeloe“ karya Zainuddin (2011) dan karya Abdul Rasyid Idris “Anging Mamiri: Jejak Makassar Tempo Dulu“ (2016).
[[Berkas:Pelabuhan Paotere.jpg|jmpl|Suasana bongkar muat barang di Pelabuhan Paotere pada Oktober 2022.]]
 
 
 
 
 
 
 
== Sejarah ==