Andi Pangerang Petta Rani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
 
== Latar Belakang ==
Pada suatu hari di zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1903, telahIa lahir seorang putra Indonesia di sebuah desa mangasa. Desa ini berada di kawasan Kabupaten Gowa, yang dahulunya merupakan sebuah kerajaan yang terbesar di wilayah Indonesia bagian timur. Anak yang lahir pada awal abad XX itu, keluar dari rahim seorang ibu yang bernama I Batasai Daeng Taco. Ibuyang sang anak adalahmerupakan seorang ningrat yang ayahnya dikenal oleh masyarakat sebagai Gallarang Tombolo. Sebagai aristokrat, ayahnya menjabat sebagai anggota dewan Bate-Salapang, yang artinya Dewan Panji Sembilan. Suatu jabatan yang selain berperan dalam kehidupan adat, juga mempunyai peranan dalam dunia pemerintahan dari Kerajaan Gowa. Ayah anak itu adalah [[Andi Mappanyukki]] yang pada masa kelahiran anaknya tahun 1903 masih merupakan seorang bangsawan yang belum menduduki takhta kerajaan Bone. Jadi, sang ayah masih merupakan seorang bangsawan yang menjadi pemimpin informal rakyatnya dalam siklus pemerintahan kolonial Belanda, tapitetapi rakyat atau masyarakat pendukungnya telah menganggapnya sebagai raja yang dipatuhi nasihat dan perintahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penobatan pada tanggal 2 April 1931 hanyalah bersifat formalitas belaka. Kemudian, ayah Andi Pangerang Petta Rani dinobatkan dengan gelar Sultan Ibrahim Raja Bone XXXII. JikalauApabila kita bertolak dari sumber lokal ini, jelas nama Pengerang bukanlah berarti sama dengan Pangeran yang dikenal dalam bahasa Indonesia sekarang, atau seperti dalam bahasa Belanda Prins dan dalam bahasa Inggris Prince. Selain itu, kata Pengerang bukan berasal dari kata Makassar atau Bugis. Asal mula kata ini berasal dari bahasa Jawa yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata Pangerang bermula dari kata erang-erang dan kemudian berkembang menjadi Pangerang, seperti yang dikenal di masyarakat sekarang ini.
 
Andi Pangerang Petta Rani memiliki tiga istri danantara delapanlain: anak,diantaranya ;
* Istri pertamanya adalah Basse Daeng Talanna telah dikaruniai (lima anak)
* istri kedua adalah Daeng Karaeng dikaruniakan (tiga anak,)
* Istri ketiga adalah Ratna Winis Daeng Carammeng (tidak dikaruniakan anak.)
 
== Latar Belakang Keluarga ==
Baris 104:
[[Hidup sederhana]] memang melekat dalam diri pemimpin yang satu ini. Tanah warisannya lebih banyak dia bagikan kepada rakyatnya. Dan suatu saat ia dihadiahkan sebuah rumah yang cukup mewah oleh seseorang. Tapi pemberian tersebut ditolaknya dengan bijak, dia mengatakan, “''saya lebih suka tinggal dirumah sendiri''”.
 
Karena orang itu memang berniat memberikan hadiah dengan ikhlas,sebagai. Sebagai gantinya, Petta Rani dihadiahkan sebuah jam tangan. “''Untuk mengingatkan Petta bilamana waktu shalat tiba'',” katanya memberi alasan, merasa berat untuk menolak lagi akhirnya Petta Rani menerimanya.
 
== Tanda Kehormatan ==
Baris 117:
# Piagam Tanda Kehormatan '''Bintang Legium Veteran''' Republik Indonesia dari Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Letnan Jenderal Achmad Thahir 26 Nopember 1991
# Gelar '''Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI''' dari Menhamkam Pangab (Wapangab) Laksamana Sudomo 30 Oktober 1981
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan I|Satya Lantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kesatu]]''' dari Menteri Pertahanan Djuanda 5 Oktober  1958
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan II|Satya Lantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kedua]]''' dari Menteri Pertahanan Djuanda  5 Oktober 1959
# '''Surat Penghargaan Kepala Staf Angkatan Darat''' Letnan Djenderal A.H. Nasution 20 April 1960
# '''Tanda Djasa Pahlawan''' dari Presiden Republik Indonesia  Soekarno 10 Nopember 1958
# '''Piagam Anggota Dewan Kehormatan Kodam Hasanuddin''' Mayjen Hasan Slamet 20 Januari 1975
# '''Piagam Penghargaan''' dari Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[A. A. Rifai|A.A.Rivai]] 17 September 1966
# '''Utjapan Terima''' Kasih Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[Achmad Lamo]] 27 September 1971
# '''Piagam Tanda Penghargaan dan Mengangkat Sebagai Warga Taulan Prop. Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan''' dari Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Achmad Lamo 15 Agustus 1975
# '''Piagam Arsip Nasional RI kepala Arsip Nasional''' DRDr. Noerhadi Magetsari 6 Nopember 1996
# '''Piagam Penghargaan Jasa-Jasanya dalam proses berdirinya Fakultas Kedokteran''' Universitas Hasanuddin dari Rektor UNHAS Prof.Dr.H. Basri Hasanuddin, MA 13 Februari 1992
# '''Piagam Penghargaan Kota Madya Ujung Pandang “Ucapan Terima Kasih”''' dari WaliKotaWalikota Madya Ujung Pandang H.[[M. Daeng Patompo]] 1 April 1974.
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 143:
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Kebudayaan]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Karya Satya]]