Pantun Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 6:
Seni Pantun yang cukup tua usianya melahirkan beberapa tukang pantun pada setiap zamannya. Di [[Cianjur]] misalnya, dikenal nama R. [[Aria Cikondang]] ([[abad ke-17]]), Aong Jaya Lahiman dan Jayawireja ([[abad ke-19]]). Di [[Bandung]] terkenal Uce, juru pantun kabupaten Bandung (awal [[abad ke-20]]) dan Pantun Beton "Wikatmana" (pertengahan [[abad ke-20]]); dan di [[Bogor]] terkenal juru pantun Ki Buyut Rombeng.
 
Alat musik yang dipakai mengiringi seni pantun adalah kacapi. Pada mulanya kacapi tersebut sangat sederhana seperti yang terdapat di Baduy, yaitu kacapi kecil berdawai 7 dari kawat. Selanjutnya, sejalan dengan tumbuhnya seni Cianjuran, kacapi tersebut diganti dengan kacapi gelung (tembang), dan akhirnya menggunakan kacapi siter (Jawa). Adapun tangga nada (laras) yang digunakan dalam iringan kacapi tersebut adalah pelog, namun selanjutnya banyak yang menggunakan laras salendro.
 
== Pertunjukan ==