Pengabdi Setan 2: Communion: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 60:
Malam sebelum kejadian itu, Rini membuang sampah di lantai 8 dan dilihat oleh penghuni kamar tersebut, usai membuang sampah disitu, ia dilihat penghuni lain dengan tatapan misterius. Usai membuang sampah, penghuni tersebut kembali ke unit masing-masing dikarenakan tempat lorong sampah tersebut angker & menakutkan sebelum Tari terjatuh di lorong tersebut.
 
Di tempat yang sama, Wisnu juga membuang sampah disitu sama seperti Rini. Dan sampah tersebut pun mampet membuat Wisnu menggunakan tongkat pemungut sampah agar tidak mampet. Ia mendengar suara rintihan seseorang didalamnya dan Wisnu ditarik oleh suara misterius di lorong sampah,ia nyaris terjun tetapi Wisnu berhasil keluar & menutup pintu lorong tersebut dengan keras. Suara tersebut mengatakan Wisnu harus membuka pintunya karena ia merasa kepanasan. Wisnu sangat ketakutan dengan suara tersebut, lalu sosok tersebut berpindah ke belakang Wisnu dengan suara lantang dengandan wajah yang menakutkan, ia larikemudian & menutupberlari fotonyakarena dikamarketakutan. WisnuSuara bahwatersebut suara tersebutternyata adalah suara almarhum ayahnya yang sangatkerap jahatmemperlakukan &Wisnu duludan inginibunya memberikan sebuah [[bahasa isyarat]] rahasia sebelum iadengan wafatkejam. Ayahnya tewas karena sebuah kebakaran &yang iaterjadi terkuncidi disebuahrumah kamar lalu terbakar,mereka sementara Wisnu & ibunya selamat dari insiden tersebut.
 
Pada tanggal 16 April, sebuah kecelakaan [[lift]] terjadi dan menewaskan seluruh orang di dalamnya berikut anak-anak yang memunguti uang logam dari salah seseorang yang menaiki lift kecuali Bapak. Wina terengah-engah karena lift akan jatuh ke tiga temannya ketika hendak memungut uang logam, dan ketiganya pun tewas mengenaskan dan darah muncrat ke Wina lalu ia teriak histeris dan menangis karena ketiga temannya tertimpa lift yang terjatuh bersama orang didalamnya. Para korban kemudian dikafani di unit masing-masing sebelum akan dikubur keesokan harinya. Pemberitahuan badai besar membuat sebagian besar penghuni rumah susun mengungsi, menyisakan Rini sekeluarga dan beberapa orang lain. Listrik rumah susun kemudian mati dan lantai bawah rumah susun tenggelam oleh banjir. Sementara itu, Budiman mendapatkan kiriman paket dari Heru yang tewas karena bunuh diri. Kiriman tersebut berisi beberapa benda, salah satunya foto Bapak saat masih muda, foto rumah susun yang baru dibangun, dan [[Pear Of Anguish|Pear of Anguish]]. Ia menyadari ada bahaya di rumah susun itu dan bergegas ke sana. Namun, tiada seorang pun yang mau mengantarnya ke sana karena rumah susun itu dilanda banjir.
 
Bondi memasuki unit Wina sambil membawa makanan dan melihat jasadibu ayahnyaWina menjadiyang korbansedih kecelakaanmelihat lift.jasad Winasuami &dan ibunyaayah sambilWina berbincangdan bersamaAri Bondi,yang &menjadi lainnyakorban kecelakaan lift. Lalu,Tak koreknyalama tibakemudian listrik tiba-tiba mati dengan sendirinya, dan iamereka mendengar suara misterius yang berbicara dengan [[bahasa Bali]], danAri suaraawalnya itumengira bukanbahwa itu suara ibunya tetapi ibunya mengatakan suara tersebut bukan darinya dan Wina melainkanmengatakan bahwa suara tersebut berasal dari diluar pintu. Bondi bersama Ari dan Darto memeriksa diluar pintu tetapi tidak ada seorang pun di sana.
 
Wina mendengar ibunya berada diluar & dikamarnyadi kamarnya. Ia sambil membawa sebuah korek api untuk menerangi [[Rumah susun|rusun]] yang mati total. Wina ketakutan mendengar suara ibunya serta ia melihat sosok arwah tiga temannya bermain. Korek api Wina pun mati berkali-kali, dan ia kaget teriak histeris karena ia didekati tiga arwah temannya yang tertimpa lift tadi, lalu kabur dan bersembunyi dalam lift, dimana ketika ia berada di dalamnya, pintu lift pun macet dan tiba-tiba arwah ibunya mengagetkannya. Wina yang menyadari bahwa ia melayang di lorong lift yang sudah tidak lagi beroperasi, terjatuh hingga ke lantai dasar dan tewas.
 
Rini membantu Wisnu, anak yang kini yatim piatu setelah ibunya turut menjadi korban kecelakaan lift. Wisnu bercerita ia dan ibunya kerap diperlakukan dengan kejam oleh ayahnya yang tewas dalam kebakaran rumahnya. Wisnu dan ibunya berbicara dengan bahasa isyarat rahasia yang mereka pelajari dari sebuah buku yang mereka temukan di dalam koper dimilik toko buku yang sering mereka kunjungiayahnya. Toni membantu Ustadz Mahmud untuk memeriksa keadaan unit korban kecelakaan yang tinggal sendiri dan berkenalan dengan penghuni lain yaitu Dino dan Tari. Saat di unit Dino, Toni masuk ke unit sebelahnya dan menemukan album foto berisi rumah susun yang masih baru dan orang-orang yang sama yang suka Toni temui saat menemani ibunya pentas. Bondi bersama temannya Ari dan Darto berkeliling rumah susun dan menyadari bahwa semua unit kosong. Mereka memasuki unit Ketua RT dan melihat foto saat rumah susun dibangun, yang dulunya merupakan kawasan pemakaman. Mereka juga menyadari rumah susun itu terdiri dari 15 lantai, tetapi mereka tidak kunjung menemukan tangga ke lantai itu.
 
Ucapan Wisnu tentang koper membuat Rini penasaran dengan koper yang selalu Bapak bawa saat bekerja dan dikunci di lemari saat pulang. Rini dan Wisnu bertemu dengan Toni, Dino, dan Tari dan berkumpul di unit Dino untuk menceritakan hasil temuan mereka. Toni memperlihatkan sebuah gambar yang mirip ibu mereka, tetapi dengan tulisan Raminom dan Rini bercerita bahwa ibu mereka berganti penampilan secara drastis setelah merilis lagu [[Kelam Malam]]. Saat membuka koper Bapak, mereka terkejut dan lari karena mereka melihat ada banyak potongan jari manusia di dalamnya. Di saat yang sama, di lantai 14 Bondi dan kawan-kawan menemukan unit yang tidak terkunci dan menemukan Ian, adik bungsunya, sedang duduk di sana dan mengaku tidak tahu mengapa bisa di sana.
 
Tari dan Dino yang berlari terpencar dan masing-masing tewas setelah diganggu oleh sosok pocong dan Ibu, begitupun dengan Ustadz Mahmud. Ketiganya tewas dengan bentukcara yang berbeda, yaitu Dino tewas tertusuk garpu jeramirumput usai kagetterkejut melihat Raminom/Ibu karena ketika ia terkurung dalammenggunakan selendang yangmiliknya tiadauntuk habisnyadigunakan sepertiuntuk Rinimenyebrangi dulurusun digangguyang jugakini usaidibanjiri [[salat]] dirumah lamanya, karena Dino telah melempar selendang ibu keoleh air untukdan kaburdi saataliri ialistrik kagetdan adamembuatnya sosokjatuh ibu diatasdari tangga lalu ia tertusuk garpu jeramirumput dibawahnya. Ustad Mahmud juga ikut menjadi sasaran karenaketika ia bertempurbertemu denganTari kelompokyang berjubahketakutan hitamusai membawamelihat payungpocong, hitamustad mengakuMahmud kelompokawalnya sektetidak tapipercaya gagalketika &Tari mengatakan bahwa ia baru saja melihat pocong tetapi ustad Mahmud mengatakan bahwa pocong itu tidak ada. Ia kemudian memeriksa untuk mengetahui kebenarannya tetapi ia malah tewas dengan kondisi kepalaleher dipatahkan. Dan Tari pun terengah engah karena ia ketakutan dikejar pocong & ibu, dan ia bersembunyi di lorong sampah tempat dimana Rini membuang sampah disitu yang dilihat oleh penghuni kamar tersebut dengan tatapan misterius, Toni membuang radio disitu & Wisnu membuang sampah lalu diteror oleh almarhum ayahnya yang wafat karena pasca tewas dalam kebakaran rumahnya di sebuah lorong sampah dengan tubuh mengenaskanrumahnya. Didalam lorong sampah tersebut, Tari merasa ketakutan. Ia kaget mendengar suara radio yang usai Toni membuangnya karena berisi suara mengerikan & ejekan yaitu mendengar percakapan antara wartawanpenyiar radio & suara Tari bahwa ia bergabung di neraka karena suara radio Tari sebelum dibuang tidak begitu karena seolah olah berubah dengan sendirinya. Usai mendengar radio misterius yang dibuang oleh DinoToni, Tari merasa ketakutan & menengok keatas lalu kaget ada pocong yang berasal dari pintu lorong yang iatempat sembunyi tadibersembunyi mengeluarkan bayi disitu lewat mulutmulutnya, Tari berteriak histeris usai kaget, dan Tari jatuh terjun langsung ke lorong, dan kedua kakinya terlipat & patah ke punggungnya dan Tari tewas didalam lorong tersebut, seperti yang diramalkan suara misterius di radio bahwa ia tersiksa dalam kuburan sempit (lorong pembuangan sampah) dan tubuhnya digerogoti belatung.
 
Rini, Toni, dan Wisnu bertemu dengan Bondi dan Ian. Wisnu dan Ian ternyata dapat berbicara melalui bahasa isyarat rahasia. Rini memutuskan untuk membawa Ian serta ke bawah, namun dihadang oleh Bapak. Bapak mencoba menjelaskan yang ia lakukan adalah untuk melindungi mereka. Saat Bapak melihat Ian, Bapak menyerang dan lampu semprong yang Rini bawa mati. Di tengah kegelapan, mereka lari berhamburan dan dikejar mayat-mayat kecelakaan lift yang bangkit termasuk Wina yang sudah berubah menjadi mayat hidup. Sosok-sosok berjubah hitam menampakkan diri. Rini lalu dipukul dan jatuh pingsan oleh sosok hitam tersebut.
 
Rini terbangun di lantai 15 yang tersembunyi. Ia melihat Ian tengah mengorkestrasi sosok-sosok berjubah hitam dengan bahasa isyarat rahasia. Di belakang mereka berdiri Ibu dan mayat-mayat yang bangkit. Ian menyuapi Rini dengan [[Peterseli|daun parsley]] yang membuatnya terlena dalam mimpi indah, tetapi Rini sadar dan memuntahkan daun itu. Rini melihat Bapak dieksekusi dengan ditarik oleh empat ekor kuda dari empat arah yang berbeda hingga tewas terbelah menjadi beberapa bagian. Saat Toni diikat, Budiman dan Wisnu datang ke lantai tersebut. Budiman menembakkan pistol ke sosok-sosok berjubah hitam menewaskan beberapa anggota sekte serta melemparkan biji saga hitam ke arah kelompok pocong agar tidak menyerang, dan mengarahkan Pear Of Anguish ke Raminom/Ibu sehingga terlempar ke atas, karena alat dipegang Budiman tersebut sebagai kelemahan Raminom karena mengaku ia dulu trauma disiksa dengan alat tersebut. Rini tersadar dan memukul Ian, lalu turun ke lantai bawah dibantu Ari dan Darto menuju perahu untuk berusaha kabur.
 
Saat di perahu, Budiman bercerita bahwa dulu Bapak adalah seorang polisi. Ketika bapak sedang bertugas ia menemukan para pemuja Raminom. Bapak kemudian mengajak ibu untuk bergabung agar Rini dan adik-adiknya lahir dan agar ibu terkenal. Bapak kemudian ingin menyudahi kesepakatan dengan sekte pemuja setan, namun syaratnya ia harus membunuh 1000 jiwa dan menjadi eksekutor penembakan misterius. Ia juga berkata sebenarnya Bapak adalah target sekte itu, bukan Ibu.