Khilafah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nurahman Soleh (bicara | kontrib)
k Etimologi: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Nurahman Soleh (bicara | kontrib)
k Dasar hukum agamawi: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 51:
 
Setelah Hakeem Noor-ud-Din, selaku khalifah pertama, gelar khalifah Ahmadiyah berlanjut ke [[Mirza Mahmud Ahmad]], yang memimpin komunitas tersebut selama lebih dari 50 tahun. Kemudian digantikan oleh [[Mirza Nasir Ahmad]], dan selanjutnya [[Mirza Tahir Ahmad]] yang masing-masing adalah khalifah ketiga dan keempat. Khalifah saat ini adalah [[Mirza Masrur Ahmad]], yang tinggal di London.<ref>{{cite journal |url=http://www.reviewofreligions.org/1772/editorial-68/ |title=Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V |access-date=9 March 2011 |journal=[[The Review of Religions]] |date=Mei 2008 |issn=0034-6721 |publisher=Islamic Publications |archive-date=27 Juli 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110727213542/http://www.reviewofreligions.org/1772/editorial-68/ |url-status=live }}</ref><ref>{{cite news |url=http://www.nola.com/religion/index.ssf/2013/11/the_ahmadiyya_muslim_community.html |title=The Ahmadiyya Muslim Community celebrates its new cultural outpost in Kenner |newspaper=[[NOLA.com]] |date=14 Juni 2017 |access-date=12 Maret 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180617192640/https://www.nola.com/religion/index.ssf/2013/11/the_ahmadiyya_muslim_community.html |archive-date=17 June 2018 |publisher=[[Advance Local Media LLC.]] |first=Juliet |last=Linderman |url-status=live }}</ref>
 
==Dasar hukum agamawi==
{{further|Politik Islam{{!}}Aspek politik Islam|Pembagian dunia menurut Islam}}
===Al-Qur'an===
[[Al-Qur'an]] menggunakan istilah ''khalifa'' dua kali. Pertama, di [[Surah Al-Baqarah]] ayat 30 yang menyatakan bahwa [[Allah (Islam)|Tuhan]] menciptakan manusia sebagai ''khalifa''-Nya di Bumi. Kedua, [[Surah Sad]] ayat 26 yang mengacu pada [[Daud (tokoh Al-Qur'an)]] sebagai ''khalifa'' Tuhan yang mengingatkannya akan keadilan.<ref>{{Cite book|title = Islam: A Brief History|last = Sonn|first = Tamara|publisher = [[Wiley-Blackwell]]|year = 2010|isbn = 978-1-4051-8094-8|page= 38|author-link = Tamara Sonn|edition = 2nd}}
</ref>{{Quran}}
 
Sebagai tambahan, frasa berikut merupakan sebuah kutipan yang dikenal sebagai 'Kalimat Istikhlaf', yang seringkali digunakan untuk menentukan dasar dari hukum Khalifah:
{{Blockquote|{{Lang|ar|وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ}}<ref group="catatan">Alih aksara: Wa'adallāhullażīna āmanụ minkum wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti layastakhlifannahum fil-arḍi kamastakhlafallażīna ming qablihim wa layumakkinanna lahum dīnahumullażirtaḍā lahum wa layubaddilannahum mim ba'di khaufihim amnā, ya'budụnanī lā yusyrikụna bī syai`ā, wa mang kafara ba'da żālika fa ulā`ika humul-fāsiqụn</ref>}}
{{blockquote |Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." ([[An-Nur]], 55)
}}
 
Pada frasa diatas, kalimat "Khulifa" (bentuk jamak dari ''Khalifa'') telah diterjemahkan secara beragam.
 
Beberapa ''mazhab'' yurisprudensi dan pemikiran dalam Islam [[Sunni]] berpendapat bahwa memerintah negara dengan [[Syariah]] menurut definisi adalah memerintah melalui kekhalifahan dan menggunakan ayat-ayat berikut untuk mempertahankan pandangan mereka mereka.
{{blockquote|dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.<ref group="catatan">Diterjemahkan dari kutipan dalam Al-Quran: {{quote|{{lang|ar|
وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ}}}}</ref>|{{Cite quran|005|049}}||}}
{{blockquote|Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.<ref group="catatan">Diterjemahkan dari kutipan dalam Al-Quran: {{quote|{{lang|ar|يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا}}}}</ref>|{{Cite quran|004|059}}||}}
 
== Kritik ==