Gibah (Islam): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibnu ahmadi (bicara | kontrib) k menambah beberapa yang kurang tentang ghibah Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor |
Ibnu ahmadi (bicara | kontrib) k menambahakna |
||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Ghibah''' ({{lang-ar|غِيبَة|translit=ḡība|lit=gunjing}}) yaitu
Dalam agama Islam, ghibah adalah dosa besar jika dilakukan terhadap seorang muslim yang saleh. Namun, jika ghibah dilakukan terhadap muslim berdosa, itu tidak selalu merupakan dosa besar.<ref name="islam.ms"/>
Baris 78:
Berkata Imam Nawawi : “Ketahuilah, bahwasanya Ghibah adalah seburuk-buruknya hal yang buruk, dan Ghibah merupakan keburukan yang paling tersebar pada manusia sehingga tidak ada yang selamat dari Ghibah ini kecuali hanya segelintir manusia”[
= '''KISAH-KISAH TENTANG GHIBAH, FITNAH DAN NAMIMAH''' =▼
▲'''KISAH-KISAH TENTANG GHIBAH, FITNAH DAN NAMIMAH'''
'''Kisah Sayyidinia Aisyah ra'''
dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mengatakan kepada Nabi Saw. perihal keburukan Safiyyah. Selain Musaddad menyebutkan bahwa Safiyyah itu wanita yang pendek. Maka Nabi Saw. bersabda: ''Sesungguhnya kamu telah mengucapkan suatu kalimat'' (yang berdosa); ''seandainya kalimat itu dilemparkan ke dalam laut, tentulah dia dapat mencemarinya.'' (HR Abu Daud)
=== Tercatat Amal Yang Tak Pernah Dikerjakan ===
Dikisahkan, di hari kiamat nanti ada seseorang yang kaget dengan buku catatan amalnya. Karena didalam catatan amalnya banyak sekali amal kebaikan, ada amal haji, amal sedekah, ada amal umroh, dan jihad, padahal ia tidak pernah melakukan semua amal tersebut. Diapun bertanya kepada Allah, “Ya Allah, apa ini?”.
Dikatakan kepadanya, “itu adalah amal-amal orang-orang yang membicarakan aibmu tanpa sepengetahuan mu, maka amal kebaikannya diberikan kepadamu”. (Risalah Al Qusyairiyah, Imam Abul Qasim Al Qusyairi, Ghibah)
=== Hilangnya Amal Yang Pernah Dikerjakan ===
Dikisahkan, di hari kiamat nanti ada seseorang yang kaget dengan buku catatan amalnya. Karena didalam catatan amalnya banyak sekali amal kebaikan, ada amal sholat, tarawih, puasa, haji, amal sedekah, ada amal umroh, dan jihadnya hilang tanpa bekas, padahal ia melakukan semua amal tersebut. Diapun bertanya kepada Allah, “Ya Allah, kemana semua amal-amalku?”.
Baris 99 ⟶ 97:
Tetapi Nabi ''Shallallahu ‘alaihi wa sallam'' berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).
=== Seandainya Ghibah Itu Boleh ===
Dikisahkan, Suatu ketika ada seseorang yang sedang asyik ghibah dimajlisnya Abdullah bin Mubarok. Maka Imam Abdullah bin Mubarok berkata, “seandainya saja aku tergoda untuk menceritakan aib orang lain, maka aku akan menceritakan aib ayahku”. Murid-muridnya heran, kemudian bertanya, “Mengapa demikian wahai Imam Abdullah bin Mubarok ?”
Baris 108 ⟶ 106:
Bahwa di masa Rasulullah Saw. pernah ada dua orang wanita puasa, lalu seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw. melaporkan, "Wahai Rasulullah, di sini ada dua orang wanita yang puasa, tetapi keduanya hampir saja mati karena kehausan," perawi mengatakan bahwa ia merasa yakin penyebabnya adalah karena teriknya matahari di tengah hari. Rasulullah Saw. berpaling darinya atau diam tidak menjawab. Lelaki itu kembali berkata, "Wahai Nabi Allah, demi Allah, sesungguhnya keduanya sekarat atau hampir saja sekarat." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "''Panggillah keduanya''," lalu keduanya datang. Maka didatangkanlah sebuah wadah atau mangkuk, dan Nabi Saw. berkata kepada salah seorang wanita itu, "''Muntahlah''!" Wanita itu mengeluarkan muntahan darah dan nanah sehingga memenuhi separo wadah itu. Kemudian Nabi Saw. berkata kepada wanita lainnya, "''Muntahlah''!" Lalu wanita itu memuntahkan nanah, darah, muntahan darah kental, dan lainnya hingga wadah itu penuh. Kemudian Nabi Saw. bersabda: ''Sesungguhnya kedua wanita ini puasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah bagi keduanya, tetapi keduanya tidak puasa dari apa yang diharamkan oleh Allah atas keduanya; salah seorang dari keduanya mendatangi yang lain, lalu keduanya memakan daging orang lain'' (menggunjingnya). (HR AL Baihaqi)
=== Muslim Yang Kejam ===
Dikisahkan, Imam Sufyan bin husen duduk dengan Imam Iyas bin Muawiyah. Beliau kemudian berkata kepada Imam Iyas, “Ya imam, Si fulan itu begini dan begitu, si fulan juga begini dan begitu” dan terus saja ia membicarakan kejelekan orang lain. Imam Iyas bertanya, “adakah tahun ini engkau memerangi orang romawi, kau angkat senjata melawan Turki (yang dulu masih kafir)?” “Tidak ya Imam”, jawab Imam Sufyan.
Baris 135 ⟶ 133:
Kemudian keduanya berangkat hingga sampai ke tempat Rasulullah Saw., lalu berkata, "Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan hak, kami belum makan sejak pertama kali kami istirahat." Rasulullah Saw. bersabda: ''Sesungguhnya kamu berdua telah mendapat lauk pauk dari Salman karena gunjinganmu'' (terhadapnya). Lalu turunlah firman Allah Swt.: ''Sukakah seseorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?'' (Al-Hujurat: 12) Sesungguhnya Salman saat itu sedang tidur.
=== Kuburan Yang Terbakar ===
Dikisahkan, dari Amr bin Dinar, ada seorang laki-laki yang mempunyai saudara perempuan yang tinggal dipinggiran kota. Saudara perempuan itu mengeluh sakit, sehingga laki-laki itu mendatanginya dan menjenguknya. Namun kemudian, saudara perempuannya meninggal dunia. Laki-laki itu pun mengurus jenazahnya dan menguburkannya. Beberapa waktu kemudian, dia ingat ada kantong hartanyanya yang tertinggal dikuburan saudaranya. Maka diapun mengajak temannya membongkar kuburan saudaranya tersebut. Ia pun menemukan kantong tersebut.
Laki-laki itu kemudian berkata, “menyingkirkanlah dulu, aku ingin nelihat keadaan saudara perempuanku ini”. Lalu dia membuka sebagian penutup liang lahat, maka langsung mengeluarkan Api. Diapun segera menutup kembali kuburan itu dan kemudian bertanya kepada ibunya. “Apa kebiasaan Saudaraku ini” ibunya berkata, “saudara perempuanmu itu suka mendatangi pintu-pintu tetangga dan menempelkan telinganya untuk mendengarkan percakapan mereka, lalu dia berkeliling untuk menyebarkan fitnah.” Hal ini karena mengadu domba dan ghibah adalah penyebab siksa Kubur. (Mukasyafatul Qulub, Imam Al Ghazali, Hal 128)
=== '''Manusia Yang Mencakari Wajahnya Sendiri''' ===
Rosulallah ﷺ bersabda:pada malam ISra’ aku melewati Sejumlah orang yang mencakari wajah-wajah mereka dengan kuku-kuku mereka dan memakan bangkai. Beliau ﷺ bertanya, “Siapa mereka ini ya Jibril?” jibril menjawab, “Mereka ini adalah orang-orang yang memakan daging orang-orang didunia (Ghibah)
= '''Bertaubat dari Ghibah.''' =▼
▲'''Bertaubat dari Ghibah.'''
Jika yang dighibahi belum tahu bahwa ia dighibahi maka bertaubatnya cukup memohon ampun kepada Allah sebelum ia berdiri dari tempatnya dan memohonkan ampun untuk orang yang dighibahi.
|