Kerajaan Siguntur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 36:
Sejarah kerajaan Siguntur belum banyak diketahui, namun menurut sumber lokal menyebutkan bahwa daerah Siguntur merupakan sebuah kerajaan Dharmasyraya di Swarnabhumi ([[Sumatra]]) yang berkedudukan di hulu sungai [[Batang Hari|Batanghari]], sungai ini melintasi Provinsi [[Jambi]] dan kemudian bermuara di [[Laut Tiongkok Selatan|laut Cina Selatan]]. Sebelum agama Islam masuk ke wilayah [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] atau Jambi, kerajaan Siguntur merupakan kerajaan kecil yang bernaung di bawah [[Dharmasraya|kerajaan Malayu]], namun pernah bernaung pula pada kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Singasari, dan Minangkabau.<ref>{{Cite news|date=2008-01-30|title=Kerajaan Siguntur Minta Peninggalan Kerajaan Dipindahkan ke Dharmasraya|url=https://nasional.tempo.co/read/116520/kerajaan-siguntur-minta-peninggalan-kerajaan-dipindahkan-ke-dharmasraya|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-08-22}}</ref>
 
Pada tahun 1197 (1275 M), Siguntur merupakan pusat Kerajaan Malayu dengan rajanya Mauliwarmadewa yang bergelar Sri Buana Raya Mauliawarmadewa sebagai raja Dharmasraya. Sedangkan dalam prasasti Amonghapasa menyebutkan bahwa pada tahun 1286 Sri Maharaja Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa bersemayam di Dharmasraya, daerah pedalaman [[Riau]] daratan. Dengan kata lain kerajaan Swarnabhumi pada waktu itu telah dipindahkan dari Jambi ke Dharmasraya. Melihat kedua pendapat tersebut, ada kemungkinan pada abad 12 kerajaan Siguntur ini berasal dari kerajaan Swarnabhumi Malayupuri Jambi.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Perancangan media informasi tentang kerajaan siguntur|url=http://repository.isi-padangpanjang.ac.id/|website=repository.isi-padangpanjang.ac.id|access-date=2020-08-22|archive-date=2021-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210126112244/http://repository.isi-padangpanjang.ac.id/|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada abad ke-14, agama Islam masuk ke Kerajaan Siguntur. Pada waktu itu yang berkuasa adalah raja Pramesora yang berganti nama menjadi Sultan Muhamad Syah bin Sora Iskandarsyah. Selanjutnya kerajaan Siguntur bernaung di bawah Kerajaan Alam Minangkabau. Salah satu bukti Kerajaan Siguntur menganut [[Islam|agama Islam]] terlihat pada masyarakat yang memegang prinsip syarak bersandi Kitabullah. Selain itu, ditemukan pula dua buah stempel kerajaan Siguntur berbahasa Arab yang menyebutkan bahwa "Cap ini dari Sultan Muhammad Syah bin Sora Iskandar atau Muhammad Sultan Syah Fi Siguntur Lillahi" dan "Cap ini bertuliskan bahwa Al-Watsiqubi 'inayatillahi' 'azhiim Sutan Sri Maharaja Diraja Ibnu Sutan Abdul Jalil 'inaya Syah Almarhum." Dan diperkirakan pada masa inilah Masjid Siguntur didirikan.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=2020-08-22}}</ref>