Sampai 1997, tercatat sebanyak 647 lembaga pendidikan telah didirikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.<ref name="nw1"/>
== Perpecahan ==
Perpecahan di dalam Nahdlatul Wathan bermula dari penetapan salah satu putri pendiri NW, [[Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid|Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid]], sebagai Ketua Umum PBNW di Muktamar X di Praya, Lombok Tengah pada 1998. Akan tetapi hasil muktamar tersebut ditolak oleh pihak [[Pancor, Selong, Lombok Timur|Pancor]] karena tidak menyetujui pemimpin perempuan padahal dalam muktamar sudah ditanyakan permasalahan hukumnya kepada beberapa masayikh. Pihak NW yang mendukung Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid memindahkan pusat gerakan mereka ke [[Anjani, Suralaga, Lombok Timur|Anjani]] setelah singgah beberapa waktu dikalijaga di karenakan mendapat intimidasi dari pihak yang menolak sehingga NW terbagi menjadi NW Anjani dan NW Pancor.<ref name="nw1"/>
Pada 23 Maret 2021, dua kubu NW melakukan mediasi di [[Kota Mataram|Mataram]]. Kubu Anjani dipimpin oleh [[Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani|R.T.G.B. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani]], sedangkan kubu Pancor dipimpin oleh [[Muhammad Zainul Majdi|T.G.B. Muhammad Zainul Majdi]]. Dari pertemuan tersebut, kubu Anjani yang memenangkan perkara di pengadilan hingga putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung meneruskan nama Nahdlatul Wathan, sedangkan kubu Pancor membentuk organisasi baru menggunakan nama NWDI [[Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah]].<ref>{{cite web|url=https://www.suarantb.com/demi-kemaslahatan-dua-cucu-pendiri-nw-sepakat-berdamai/|title=Demi Kemaslahatan, Dua Cucu Pendiri NW Sepakat Berdamai|website=Suara NTB|date=23 Maret 2021|access-date=19 November 2021}}</ref>