Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 112:
* '''[[Ziarah kubur]]''', yaitu suatu sunnah mengunjungi makam orang beriman sebagai sarana intropeksi diri atas akan datangnya kematian dan fananya kehidupan dunia
* '''[[Tawasul]]''' dan '''[[Tabaruk]]'''
 
== Citra ==
 
=== Sebagai cabang Islam yang selamat ===
Sebuah [[hadis]] terkenal, yang ditafsirkan sebagai [[Vaticinium ex eventu|''Vaticinium ex eventu'']], mengatakan bahwa [[Umma|umat]] Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, hanya satu yang akan selamat.<ref>Juynboll: “An Excursus on ahl as-sunnah”. 1998, p. 323f.</ref> Kaum Sunni berpendapat bahwa merekalah yang merupakan ''firqatun-najiyah'' (golongan yang diselamatkan). Misalnya, [[Abu Mansur al-Baghdadi]] (w. 1037) menjelaskan di awal karya [[Heresiologi|heresiografinya]] ''al-Farq bainal-firaq'' ("Perbandingan Firqah-FIrqah") bahwa ada 20 ''[[Rafidhah]]'' 20 [[Khawarij]], 20 [[Qadariyah]], 3 [[Murji'ah]], 3 Najjariyah, 3 [[Karramiyya|Karramiyyah]], dan terakhir Bakriyyah, Dirariyyah, dan [[Jaham bin Shafwan|Jahmiyah]]. Ini adalah 72 sekte yang sesat. Sekte ke-73 yang merupakan “sekte yang diselamatkan” adalah Sunni (''ahlussunnah wal-jamaʿah''). Menurut al-Baghdadi, mereka terdiri dari dua kelompok, yaitu pengikut [[Ahlur Ra’yi|''Ra'y'']] dan pengikut hadis. Mereka menyepakati dasar-dasar agama (''uṣūluddīn''). Yang ada hanyalah perbedaan derivasi (''furūʿ'') dari norma-norma mengenai pertanyaan tentang apa [[Halal|yang halal]] dan apa [[Haram|yang haram]]. Perbedaan ini tidak begitu besar sehingga mereka menganggap satu sama lain telah menyimpang dari jalan yang benar.<ref>al-Baġdādī: ''Al-Farq baina l-firaq.'' S. 38f. – Engl. Übers. Chambers Seelye S. 38 (the term ''ahl as-sunna wa-l-ǧamāʿa'' is here transalted as “the orthodoxy”).</ref>
 
=== Sebagai pusat komunitas Islam ===
Banyak ulama Sunni juga menjadikan Sunni sebagai pusat komunitas Muslim. Gagasan tersebut telah muncul sampai batas tertentu menurut ulama Asy'ariyah, ʿAbdul-Qāhir al-Baghdādī, yang menekankan pada beberapa pertanyaan dogmatis bahwa posisi Sunni berada di tengah-tengah antara posisi kelompok Islam lainnya.<ref>John B. Henderson: ''The construction of orthodoxy and heresy: Neo-Confucian, Islamic, Jewish, and early Christian patterns''. State University of New York Press, Albany, NY, 1998. p. 107.</ref> Contohnya adalah pertanyaan tentang [[Takdir dalam Islam|Qadar]], di mana, menurut teori [[Kasb]], berada tepat di tengah antara dua posisi ekstrem [[Jabariyah]] dan [[Qadariyah]].
 
Ulama Hanbali [[Ibnu Taimiyah|Ibnu Taimiyyah]] (w. 1328), yang selain dikenal karena sikapnya yang tidak kenal kompromi, juga menganut pandangan ini. Ia mengatakan bahwa Sunni mewakili "bagian tengah di antara firkah [[Umma|umat]]" (''al-wasaṭ fī firaq al-ummah''), seperti halnya Umat Islam adalah tengah di antara komunitas agama lainnya. Dia mengilustrasikan ini dengan contoh-contoh berikut:
 
* Dalam hal sifat-sifat Allah, kaum Sunni berdiri di tengah-tengah antara Jahmiyyah, yang sepenuhnya menghilangkan sifat-sifat Tuhan, dan Musyabbihah, yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
* dalam qada dan qadar, Allah berada di tengah-tengah antara Qadariyah dan Jabariyah,
* pada pertanyaan tentang ancaman dari Tuhan ( ''waʿid Allah'' ) mereka berdiri di tengah-tengah antara Murdschi'a dan Waʿīdiyya, sebuah subkelompok dari Qadariyya,
* Ketika datang ke pertanyaan iman dan agama, mereka berdiri di tengah-tengah antara Haruiyya (= Kharijites) dan [[Muktazilah|Muʿtazilah]] di satu sisi dan Murji'a dan Jahmiyya di sisi lain,
* dan berkenaan dengan [[Sahabat Nabi]] mereka berdiri di tengah-tengah antara [[Rafidhah]] dan [[Khawarij]].<ref>Ibn Taimīya: ''al-ʿAqīda al-Wāsiṭīya''. 1999. S. 82. [[iarchive:waq43575/page/n81/mode/2up|Digitalized]] Deutsche Übers. Cl. Wein. 1973, S. 84f.</ref>
 
== Persaingan antara Asya'irah, Maturidiyah dan Salafi ==