Ketidakkekalan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 9:
Ketidak-kekalan secara bersamaan dihubungkan dekat dengan pengertian akan anatta, yang mana segala sesuatu tidak memiliki sifat alami, asal usul atau diri.
 
== KutipanPañcakkhandha ==
{{Main|Khandha}}
 
Lima agregat atau [[Khandha|pāncakkhandha]] juga tunduk pada corak ketidakkekalan, sebagaimana Buddha sampaikan pada kitab suci [[Tipiṭaka]] bagian [[Saṁyutta Nikāya]].{{cquote|''"Lima kelompokagregat, o bhikkhu, adalah anicca, ketidak kekalan.{{br}}
Semuanya adalah tidak kekal. Dan apa yang semuanya adalah tidak kekal ? mata adalah tidak kekal, penglihatan akan benda (rupa) .. kesadadaran visual ... tatapan mata (cakku-samphassa) .. apapun yang dirasakan (vedayita) baik menyenangkan atau tidak atau tidak-menyenangkan-atau-menyenangkan, terlahir dari pandangan mata adalah tidak kekal. (Demikian pula dengan telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran)''
|4=[[Samyutta Nikaya]] 35.43