Dilema etika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
||
Baris 43:
Salah satu argumen tersebut berasal dari ''prinsip aglomerasi'' dan prinsip bahwa [[harus menyiratkan dapat]].<ref name="McConnell2" /> Menurut 'prinsip aglomerasi', jika seorang agen harus melakukan satu hal dan harus melakukan hal lain maka agen ini harus melakukan kedua hal tersebut. Menurut ''harus menyiratkan bisa'', jika agen harus melakukan kedua hal tersebut maka agen tersebut dapat melakukan kedua hal tersebut. Tetapi jika agen dapat melakukan kedua hal tersebut, tidak ada konflik antara dua arah tindakan dan karena itu tidak ada dilema. Mungkin perlu bagi para pembela HAM untuk menyangkal "prinsip aglomerasi" atau prinsip yang "harus berarti bisa". Pilihan mana pun bermasalah karena prinsip ini cukup mendasar.<ref name="McConnell" />
Garis argumentasi lain menyangkal bahwa ada konflik etis yang tidak dapat diselesaikan. Pandangan seperti itu mungkin menerima bahwa kita memiliki berbagai tugas, yang kadang-kadang dapat bertentangan satu sama lain. Namun hal ini tidak menjadi masalah selama selalu ada satu tugas yang melebihi tugas lainnya. Telah diusulkan bahwa berbagai jenis tugas dapat diurutkan ke dalam hierarki.<ref name="McConnell" /> Jadi dalam kasus konflik, tugas yang lebih tinggi akan selalu didahulukan dari tugas yang lebih rendah, misalnya, memberi tahu pihak kebenaran selalu lebih penting daripada menepati janji. Satu masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini gagal memecahkan kasus ''simetris'': ketika dua tugas dari jenis yang sama bertentangan satu sama lain.<ref name="McConnell" /> Masalah lain untuk posisi seperti itu adalah bahwa bobot dari berbagai jenis tugas tampaknya spesifik untuk situasi tertentu: dalam beberapa kasus konflik kita harus mengatakan yang sebenarnya daripada menepati janji, tetapi dalam kasus lain kebalikannya.<ref name="McConnell" /> Ini adalah , misalnya, [[W. D. Ross]]'s posisi, yang menurutnya kita berdiri di bawah sejumlah tugas yang berbeda dan harus memutuskan bobot relatif mereka berdasarkan situasi tertentu.<ref>{{cite book|last1=Ross|first1=W. D.|date=2002|url=https://philpapers.org/rec/STRTRA-4|title=Yang Benar dan Yang Baik|publisher=Clarandon Press|pages=19–20|orig-date=1930}}
Jenis argumen yang berbeda berasal dari sifat teori moral. Menurut berbagai penulis, merupakan persyaratan bagi teori moral yang baik bahwa mereka harus membimbing tindakan dengan mampu merekomendasikan apa yang harus dilakukan dalam situasi apa pun.<ref>{{cite web|last1=Athanassoulis|first1=Nafsika|title=Etika Kebajikan: 4b. Panduan-Tindakan|url=https://iep.utm.edu/virtue/|website=Internet Encyclopedia of Philosophy|access-date=22 Februari 2021}}</ref> Tetapi ini tidak mungkin dilakukan ketika melibatkan dilema etika. Jadi intuisi tentang sifat teori moral yang baik ini secara tidak langsung mendukung klaim bahwa tidak ada dilema etika.<ref name="McConnell" />
|