Malaikat jatuh: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
=== Literatur Rabinik Awal ===
Meskipun konsep malaikat jatuh berkembang dari [[Yahudi Bait Kedua|Yudaisme selama periode Bait Suci Kedua]], para rabi dari abad kedua dan seterusnya berbalik menentang [[Kitab Henokh (disambiguasi)|tulisan-tulisan Henokh]], mungkin untuk mencegah sesama orang Yahudi menyembah dan memuja malaikat. Jadi, meskipun banyak malaikat yang diindividualisasikan dan kadang-kadang dihormati selama periode Bait Suci Kedua, status malaikat direndahkan menjadi kelas makhluk yang setingkat dengan manusia, sehingga menekankan [[Mahahadir|kemahahadiran]] Allah. Rabi abad ke-2, [[Shimon bar Yochai]], mengutuk semua orang yang menjelaskan istilah anak-anak Allah sebagai malaikat. Dia menyatakan bahwa anak-anak Allah sebenarnya adalah anak-anak hakim atau anak-anak bangsawan. Kejahatan tidak lagi dikaitkan dengan kekuatan surgawi, sekarang kejahatan dianggap sebagai "kecenderungan jahat" (''yetzer hara'') dalam diri manusia.<ref>https://www.hs.ias.edu/files/Crone_Book_of_Watchers.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190923202013/https://www.hs.ias.edu/files/Crone_Book_of_Watchers.pdf |date=2019-09-23 }}: Patricia Crone. The Book of Watchers in the Qurān, p. 6 (dari The Qurʾānic Pagans and Related Matters: Collected Studies in Three Volumes, Band 1)</ref> Dalam beberapa karya [[Midras|Midrash]], "kecenderungan jahat" dikaitkan dengan [[Samael]], yang bertanggung jawab atas beberapa setan untuk menguji manusia.<ref>Geoffrey W. Dennis ''The Encyclopedia of Jewish Myth, Magic and Mysticism: Second Edition'' Llewellyn Worldwide 2016 {{ISBN|978-0-738-74814-6}}</ref><ref>Yuri Stoyanov ''The Other God: Dualist Religions from Antiquity to the Cathar Heresy'' Yale University Press 2000 {{ISBN|978-0-300-19014-4}}</ref> Namun demikian, para malaikat ini masih berada di bawah Allah. Penerimaan kembali ide malaikat pemberontak dalam pemikiran Midrash merupakan hal yang belakangan dan kemungkinan dipengaruhi oleh peran malaikat yang jatuh dalam ajaran Islam dan Kristen.<ref>Annette Yoshiko Reed, ''Fallen Angels and the History of Judaism and Christianity: The Reception of Enochic Literature'' Cambridge University Press 2005 {{ISBN|978-0521853781}} p. 266</ref>
=== Talmud Babilonia ===
Namun, ada beberapa petunjuk yang tersebar di seluruh Talmud Babilonia yang menjadi saksi akan pengetahuan para rabbi tentang mitos malaikat yang jatuh:
# Pertama, Talmud meneruskan kata "[[Azazil|Azazel]]", nama salah satu pemimpin malaikat. Dalam banyak kasus (Yoma 37a, 62a-b, 67b, dan Hullin 11b) kata ini digunakan sebagai toponim belaka, sebuah nama tebing tempat si kambing hitam seharusnya dijatuhkan. Sekali, dalam Yoma 67b, para rabbi mengungkapkan bahwa tempat itu disebut "Azazel" karena tempat itu menebus perbuatan "Uzza dan Azael", malaikat jahat yang dikenal dari Kitab 3 Henokh (3 Henokh 5) yang mengajarkan sihir kepada generasi Henokh.
# Kedua, Niddah 61a menjelaskan bahwa [[Og]], panglima perang orang Refaim yang memiliki tinggi dan kekuatan raksasa (Ulangan 3:11) adalah cucu dari Shamhazai, pemimpin malaikat yang jatuh yang dikenal dari Kitab 1 Henokh (1 En 6:1-8; 8:1-3), [[Targum Pseudo-Yonatan]] hingga Kejadian 6:4, dan [[Gulungan Laut Mati]] (4Q201 3:6; 4Q202 2:5, dan 4Q530 2:3-23).
# Ketiga, menurut Eruvin 18b setelah menyaksikan pembunuhan Kain, Adam memutuskan untuk tidak hidup bersama dengan Hawa agar tidak melahirkan keturunan yang berpotensi menjadi jahat. Keputusan ini terbukti hanya berhasil sebagian karena dia mengalami ejakulasi yang menyebabkan terbentuknya setan. Teks ini tidak menjelaskan siapa ibu dari makhluk-makhluk ini, tetapi menurut versi tradisi yang ditransmisikan dalam midrash [[Genesis Rabba|Genesis Rabbah]] 20:11, pasangan pertama digoda oleh roh-roh jahat dan melahirkan lebih banyak setan.
# Keempat, menurut Sanhedrin 109a, para arsitek Menara Babel berubah menjadi setan dan dari karya-karya kontekstual, baik Rabinik (mis., [[Genesis Rabba|Genesis Rabbah]] 31:12, [[Deuteronomy Rabbah]] 184) dan Kristen (mis., [[Praeparatio Evangelica]] 9.17.2-3, 9.8.12), jelas bahwa para pengrajin ini dapat ditafsirkan sebagai raksasa. Dari perspektif ini, metamorfosis para pembangun Babel menjadi setan sejajar dengan motif mayat para raksasa yang berubah menjadi roh-roh jahat (mis. 1 Henokh 15:8-12 dan Perjanjian Salomo 70-71).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa para rabi Talmud mengetahui setidaknya beberapa elemen dari mitos malaikat jatuh, namun memodifikasinya agar dapat membedakannya dengan tradisi agama dan budaya lain pada zaman itu.<ref>{{Cite journal |last=Kosior |first=Wojciech |date=2021-01-01 |title="The Affair of Uzza and Azael" (b. Yoma 67b). The Creation of Demons and the Myth of the Fallen Angels in the Babylonian Talmud |url=https://www.academia.edu/83139842 |journal=Henoch. Historical and Textual Studies in Ancient and Medieval Judaism and Christianity}}</ref>
== Kekristenan ==
|