Malaikat jatuh: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 93:
Seperti ajaran [[Gereja Katolik Roma|Katolik]], [[Protestanisme|Protestantisme]] melanjutkan konsep malaikat yang jatuh sebagai entitas rohani yang tidak berkaitan dengan daging,<ref name="ReferenceE" /> tetapi menolak [[Angelologi Kristen|angelologi]] yang dikembangkan oleh ajaran Katolik. Khotbah-khotbah [[Martin Luther]] (1483-1546) tentang malaikat hanya menceritakan perbuatan-perbuatan para malaikat yang jatuh, dan tidak berurusan dengan hierarki malaikat.<ref>Peter Marshall, Alexandra Walsham ''Angels in the Early Modern World'' Cambridge University Press 2006 {{ISBN|978-0521843324}} p. 74</ref> Setan dan para malaikat yang jatuh bertanggung jawab atas beberapa malapetaka di dunia, tetapi Luther selalu percaya bahwa kekuatan para malaikat yang baik melebihi kekuatan para malaikat yang jatuh.<ref>Peter Marshall, Alexandra Walsham ''Angels in the Early Modern World'' Cambridge University Press 2006 {{ISBN|978-0521843324}} p. 76</ref> Teolog Protestan Italia, [[Girolamo Zanchi]] (1516-1590), memberikan penjelasan lebih lanjut tentang alasan di balik kejatuhan para malaikat. Menurut Zanchi, para malaikat memberontak ketika inkarnasi Kristus dinyatakan kepada mereka dalam bentuk yang tidak lengkap.<ref name="ReferenceE" /> Sementara Protestan mainline tidak terlalu peduli dengan alasan kejatuhan malaikat, dengan alasan bahwa hal itu tidak berguna dan tidak perlu diketahui, gereja-gereja Protestan lainnya menjadikan kejatuhan para malaikat sebagai fokus utama.<ref name="ReferenceE" />
 
== Islam ==
[[File:Adam honored.jpg|thumb|upright|left|Penggambaran [[Iblis]], muka hitam dan tanpa rambut (bagian atas-kanan gambar). Ia menolak untuk menyembah bersama malaikat lain]]
 
Konsep malaikat jatuh diperdebatkan dalam Islam.<ref>Welch, Alford T. (2008) Studies in Qur'an and Tafsir. Riga, Latvia: Scholars Press. p. 756.</ref> Penentangan terhadap kemungkinan adanya malaikat yang berbuat salah dapat dilihat sejak [[Hasan al-Bashri]].{{efn|"Tidak ada kesepakatan di antara para ulama mengenai ketidakberdosaan para malaikat. Mayoritas, tentu saja, berpendapat bahwa mereka tidak berdosa. Mereka mulai dari Al-Quran dan merujuk pada ayat-ayat tertentu yang berbicara tentang hal itu, seperti (66: 6 dan (21:20). Hasan dianggap sebagai salah satu perwakilan pertama dari doktrin ini, tetapi ia jelas terlihat selangkah lebih maju daripada orang-orang sezamannya: ia tidak puas dengan ayat-ayat yang mendukungnya, tetapi mencoba menafsirkan ulang ayat-ayat yang menentangnya secara berbeda." "In der Frage nach der Sündlosigkeit der Engel herrscht keine Einstimmigkeit unter den Gelehrten. Die Mehrheit vertritt freilich, die Ansicht, dass sie sündlos sind. Sie geht vom Koran aus und beruft sich auf einzelne Verse, die dafür sprechen, wie zum Beispiel (66:6 und (21:20). Zu ihnen wird Hasan als einer der ersten Vertreter dieser Lehre gezählt. Er scheint aber offentsichtlich noch einen Schritt weiter mit dieser Frage gekommen zu sein als seine Zeitgenossen. Er begnüngte sich nicht mit den Versen, die dafür sprechen, sondern versuchte, auch die Verse, die gerade dagegen sprechen, anders zu interpretieren."<ref>Omar Hamdan ''Studien zur Kanonisierung des Korantextes: al-Ḥasan al-Baṣrīs Beiträge zur Geschichte des Korans'' Otto Harrassowitz Verlag 2006 {{ISBN|978-3447053495}} pp. 291–292 (German)</ref>}} Di sisi lain, [[Abu Hanifah]] (wafat tahun 767 M), pendiri mazhab Hanafi, membedakan malaikat yang taat, malaikat yang tidak taat, dan malaikat kafir, yang juga berbeda dari [[jin]] dan setan.<ref>Masood Ali Khan, Shaikh Azhar Iqbal ''Encyclopaedia of Islam: Religious doctrine of Islam'' Commonwealth, 2005 {{ISBN|978-8131100523}} p. 153</ref> [[Al-Taftazani]] (1322 M -1390 M) berpendapat bahwa malaikat bisa saja tergelincir ke dalam kesalahan dan ditegur, seperti [[Harut dan Marut]], tetapi tidak bisa menjadi kafir, seperti Iblis.<ref>Austin P. Evans ''A commentary on the Creed of Islam'' Translated by Earl Edgar Elder Columbia University Press, New York 1980 isbn 8369-9259-8 p. 135</ref> Para cendekiawan Muslim kontemporer berpendapat bahwa bahkan jika malaikat jatuh dipertimbangkan, mereka secara konseptual berbeda dengan malaikat yang jatuh dalam Kekristenan, karena mereka tetap melayani Tuhan dan tidak menjadi musuh Tuhan.<ref>Serdar, Murat. "Hıristiyanlık ve İslâm’da Meleklerin Varlık ve Kısımları." Bilimname 2009.2 (2009).
</ref>
 
== Keterangan ==