Malaikat jatuh: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 97:
[[File:Adam honored.jpg|thumb|upright|left|Penggambaran [[Iblis]], muka hitam dan tanpa rambut (bagian atas-kanan gambar). Ia menolak untuk menyembah bersama malaikat lain]]
 
Konsep malaikat jatuh diperdebatkan dalam Islam.<ref>{{sfn|Welch, Alford T. (2008) Studies in Qur'an and Tafsir. Riga, Latvia: Scholars Press. |1980|p. =756.</ref>}} Penentangan terhadap kemungkinan adanya malaikat yang berbuat salah dapat dilihat sejak [[Hasan al-Bashri]].{{efn|"Tidak ada kesepakatan di antara para ulama mengenai ketidakberdosaan para malaikat. Mayoritas, tentu saja, berpendapat bahwa mereka tidak berdosa. Mereka mulai dari Al-Quran dan merujuk pada ayat-ayat tertentu yang berbicara tentang hal itu, seperti (66: 6 dan (21:20). Hasan dianggap sebagai salah satu perwakilan pertama dari doktrin ini, tetapi ia jelas terlihat selangkah lebih maju daripada orang-orang sezamannya: ia tidak puas dengan ayat-ayat yang mendukungnya, tetapi mencoba menafsirkan ulang ayat-ayat yang menentangnya secara berbeda." "In der Frage nach der Sündlosigkeit der Engel herrscht keine Einstimmigkeit unter den Gelehrten. Die Mehrheit vertritt freilich, die Ansicht, dass sie sündlos sind. Sie geht vom Koran aus und beruft sich auf einzelne Verse, die dafür sprechen, wie zum Beispiel (66:6 und (21:20). Zu ihnen wird Hasan als einer der ersten Vertreter dieser Lehre gezählt. Er scheint aber offentsichtlich noch einen Schritt weiter mit dieser Frage gekommen zu sein als seine Zeitgenossen. Er begnüngte sich nicht mit den Versen, die dafür sprechen, sondern versuchte, auch die Verse, die gerade dagegen sprechen, anders zu interpretieren."<ref>Omar Hamdan ''Studien zur Kanonisierung des Korantextes: al-Ḥasan al-Baṣrīs Beiträge zur Geschichte des Korans'' Otto Harrassowitz Verlag 2006 {{ISBNsfn|978-3447053495Hamdan|2006|p=291–292}} pp. 291–292 (German)</ref>}} Di sisi lain, [[Abu Hanifah]] (wafat tahun 767 M), pendiri mazhab Hanafi, membedakan malaikat yang taat, malaikat yang tidak taat, dan malaikat kafir, yang juga berbeda dari [[jin]] dan setan.<ref>Masood Ali {{sfn|Khan, Shaikh Azhar |Iqbal ''Encyclopaedia of Islam: Religious doctrine of Islam'' Commonwealth, |2005 {{ISBN|978-8131100523p=153}} p. 153</ref> [[Al-Taftazani]] (1322 M -1390 M) berpendapat bahwa malaikat bisa saja tergelincir ke dalam kesalahan dan ditegur, seperti [[Harut dan Marut]], tetapi tidak bisa menjadi kafir, seperti Iblis.<ref>Austin P. Evans ''A commentary on the Creed of Islam'' Translated by Earl Edgar Elder Columbia University Press, New York 1980 isbn 8369-9259-8 p. 135</ref> Para cendekiawan Muslim kontemporer berpendapat bahwa bahkan jika malaikat jatuh dipertimbangkan, mereka secara konseptual berbeda dengan malaikat yang jatuh dalam Kekristenan, karena mereka tetap melayani Tuhan dan tidak menjadi musuh Tuhan.<ref>Serdar, Murat. "Hıristiyanlık ve İslâm’da Meleklerin Varlık ve Kısımları." Bilimname 2009.2 (2009).
</ref>
 
[[File:FallenAngelsHarutandMarut.jpg|thumb|upright|Malaikat [[Harut dan Marut]] dihukum dengan cara digantung di atas sumur, tanpa rambut dan sayap (sekitar 1703)]]
[[Al-Qur'an|Al-Quran]] menyebutkan kejatuhan [[Iblis]] dalam beberapa [[Surah]]. [[Surah al-Anbiya'|Surah Al-Anbiya]] menyatakan bahwa malaikat yang mengklaim kehormatan Ilahi akan dihukum dengan neraka.<ref>T.C. t.c Istanbul Bilimler Enstitütüsü Sosyal Bilimler Enstitüsü Temel Islam bilimeri Anabilim dali yüksek Lisans Tezi Imam Maturidi'nin Te'vilatu'l-Kur'an'da gaybi Konulara Yaklasimi Elif Erdogan 2501171277 Danisman Prof. Dr. Yaşar Düzenli İstanbul 202</ref> Selanjutnya, Surah 2:102 menyiratkan bahwa sepasang malaikat yang jatuh memperkenalkan sihir kepada manusia. Namun, sepasang malaikat ini tidak menemani Iblis. Malaikat jatuh bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dalam Al-Quran dan [[Tafsir]].<ref>Amira {{sfn|El-Zein ''The Evolution of the Concept of the Jinn'' |1995 |p. =232</ref>}} Menurut kitab [[Ismailiyah|Ismaili]] [[Umm al-Kitab (kitab Ismaili)|Umm al-Kitab]], [[Azazil]] membanggakan dirinya lebih unggul daripada Tuhan sehingga ia dibuang ke langit yang lebih rendah dan berakhir di bumi.<ref name="ReferenceA">[[Christoph Auffarth]], Loren T. Stuckenbruck ''The Fall of the Angels'' Brill 2004 {{ISBNharvnb|978-9-004-12668-8Auffarth|Stuckenbruck|2003|p=161}} p. 161</ref> Iblis sering digambarkan dirantai di lubang neraka yang paling dalam([[Sijjin]]) oleh berbagai ulama, termasuk [[Fakhr al-Din al-Razi]] (1150-1210)<ref>Syria in Crusader Times: Conflict and Co-Existence.&nbsp;(2020).&nbsp;Vereinigtes Königreich:&nbsp;Edinburgh University Press.</ref> dan, menurut [[Al-Tha'alibi]] (961-1038), [[Qisas Al-Anbiya]], memerintahkan pasukannya yang terdiri atas para malaikat pemberontak (shayāṭīn) dan jin yang paling ganas ([[ifrit]]) dari sana.<ref>Robert Lebling ''Legends of the Fire Spirits: Jinn and Genies from Arabia to Zanzibar'' I.B.Tauris 2010 {{ISBN|978-0-857-73063-3}} p. 30</ref> Dalam sebuah riwayat [[Syiah]] dari [[Ja'far al-Shadiq]] (700 atau 702-765), [[Idris]] ([[Henokh (leluhur Nuh)|Henokh]]) bertemu dengan seorang malaikat, yang kemudian ditimpa murka Allah, dan sayap serta rambutnya dipotong. Setelah Idris berdoa untuknya kepada Allah, sayap dan rambutnya dipulihkan. Sebagai gantinya, mereka berteman dan atas permintaannya, malaikat tersebut membawa Idris ke surga untuk bertemu dengan malaikat maut..<ref>Muham Sakura Dragon ''The Great Tale of Prophet Enoch (Idris) In Islam'' Sakura Dragon SPC {{ISBN|978-1519952370}}</ref> Dalam tradisi Syiah, kerub yang disebut Futrus diusir dari surga dan jatuh ke bumi dalam bentuk seekor ular.<ref>Kohlberg, E. (2020). In Praise of the Few. Studies in Shiʿi Thought and History</ref>
 
Beberapa cendekiawan non-Muslim belakangan berpendapat bahwa [[Uzair]], yang menurut Surah 9:30 disebut sebagai anak Allah oleh orang Yahudi, pada awalnya merujuk pada malaikat yang jatuh.<ref>Steven M. Wasserstrom ''Between Muslim and Jew: The Problem of Symbiosis under Early Islam'' Princeton University Press 2014 {{ISBNsfn|978-1400864133Wasserstrom|1995|p=183}} p. 183</ref> Meskipun para penafsir hampir seluruhnya sepakat untuk mengidentifikasikan Uzair sebagai [[Ezra]],{{efn|Meski demikian, sebuah riwayat yang dikaitkan dengan [[Ibnu Hazm]] menyatakan bahwa malaikat [[Sandalphon]] menyalahkan orang-orang Yahudi karena memuja Metatron sebagai "anak Tuhan" "10 hari setiap tahun".<ref>[[Hava {{sfn|Lazarus-Yafeh]] ''Intertwined Worlds: Medieval Islam and Bible Criticism'' Princeton University Press |2004 {{ISBN|978-1-4008-6273-3p=32}} p. 32</ref>}} tidak ada bukti sejarah bahwa orang Yahudi menyebutnya sebagai anak Allah. Dengan demikian, Al-Quran mungkin merujuk bukan kepada Ezra duniawi, tetapi kepada Ezra surgawi, mengidentifikasikannya dengan Henokh surgawi, yang kemudian diidentifikasikan dengan [[Metatron|malaikat Metatron]] (yang juga disebut YHWH yang lebih rendah) dalam [[Mistisisme Merkabah|mistik merkabah]].<ref>Patricia {{sfn|Crone. The Book of Watchers in the Qurān, |2016|p. =16</ref>}}
 
=== Iblis ===