Abu Bakar Ash-Shiddiq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al-Qur'an: kurang ajar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kehidupan awal: Tidak ada Adab kepada Rasulullah
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 70:
Abu Bakar lahir di kota [[Makkah]] sekitar tahun 573 (tahun kedua dari tahun gajah<ref name="h" />), dari keluarga kaya dalam Bani Taim dari suku Quraisy.<ref>{{Cite book |title=Islamic Thought: From Mohammed to September 11, 2001 |last=Al-Jubouri |first=I.M.N. |year=2010 |location=Berlin |pages=53 |isbn=9781453595855 |url=https://books.google.com/books?id=owqY-90imMIC&pg=PA53 }}</ref> Abu Bakar menghabiskan masa kecilnya seperti anak Arab pada zaman itu di antara suku Badui yang menyebut diri mereka dengan nama Ahl-i-Ba'eer atau rakyat unta.{{butuh rujukan}} Pada masa kecilnya, Abu Bakar sering sekali bermain dengan dengan [[unta]] dan [[kambing]], dan kecintaannya terhadap unta inilah yang memberinya nama "Abu Bakar" yang berarti, bapaknya unta.<ref>{{Cite book|title=Islam for Nerds - 500 Questions and Answers|last=Drissner|first=Gerald|publisher=createspace|year=2016|isbn=978-1530860180|location=Berlin|pages=432|quote=|via=}}</ref>
 
Ketika umurnya berusia 10 tahun, Abu Bakar pergi ke Suriah bersama ayahnya dengan [[kafilah]] dagang. Nabi Muhammad yang pada saat itu berusia 12 tahun juga bersama kafilah tersebut. Pada tahun [[591]], Abu Bakar yang pada saat itu berusia 18 tahun pergi untuk berdagang, berprofesi sebagai pedagang kain yang memang sudah menjadi bisnis keluarga.{{butuh rujukan}} Dalam tahun-tahun mendatang Abu Bakar sering sekali bepergian dengan kafilahnya. Perjalanan bisnis membawanya ke Yaman, Suriah dan beberapa tempat lainnya. Perjalanan bisnis inilah yang membuatnya semakin kaya dan semakin berpengalaman dalam berdagang.{{butuh rujukan}}
 
Bisnisnya semakin berkembang, mempengaruhi status sosial Abu Bakar. Meskipun ayahnya Abu Quhafah Utsman masih hidup, Abu Bakar diakui sebagai kepala sukunya.{{butuh rujukan}} Seperti anak-anak lain dari keluarga pedagang Makkah yang kaya, Abu Bakar adalah orang terpelajar (bisa [[menulis]] dan [[membaca]]) dan dia menyukai [[puisi]]. Abu Bakar biasanya menghadiri pameran tahunan di Ukaz dan ikut berpatisipasi dalam simposium puitis.{{butuh rujukan}} Ia memiliki ingatan yang bagus dan pemahaman yang baik mengenai [[silsilah]] atau asal usul suku-suku Arab, [[sejarah]] dan juga politik mereka.<ref>Az-Zarkali. ''Al-A'lam''. Darul Ilmi lil Malayin. Edisi ke-15. Mei 2002.</ref>