Nontrinitarianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 209:
Terjemahan Guthrie adalah: "Ukuran yang dapat dibagi dalam satu arah ialah suatu garis, dalam dua arah ialah suatu permukaan, dalam tiga arah ialah suatu badan. Tidak ada ukuran yang tidak termasuk dalam hal-hal ini; karena tiga ialah semua, dan 'dalam tiga arah' ialah sama dengan 'ke segala arah'. Hal itu sama seperti yang dikatakan para Pythagorean, seluruh dunia dan segala sesuatu di dalamnya terangkum dalam nomor tiga tersebut; karena akhir, tengah, dan awal menyajikan nomor dari keseluruhan, dan nomor tersebut ialah tiga serangkai. Oleh karena itulah kita telah mengambil nomor ini dari alam, seolah-olah merupakan hukum-hukumnya, dan kita bahkan memanfaatkannya untuk ibadah kepada allah-allah."<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=tL72YkfYjB4C&pg=PA35&dq=%22magnitude+divisible+in+one+direction%22&hl=en&sa=X&ei=VEt9UvWQKOyS7Qb_uYD4Aw&redir_esc=y#v=onepage&q=%22magnitude%20divisible%20in%20one%20direction%22&f=false|title=Plato's Magnesia and Philosophical Polities in Magna Graecia|accessdate=5 March 2015}}</ref>
 
Terjemahan Stocks adalah: "Suatu ukuran jika dapat dibagi dalam satu cara ialah suatu garis, jika dua cara suatu permukaan, dan jika tiga suatu badan. Di luar hal-hal ini tidak ada ukuran lainnya, karena ketiga dimensi ialah semua yang ada, dan yang dapat dibagi dalam tiga arah dapat dibagi dalam semua. Sebab, sebagaimana dikatakan para Pythagorean, dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya ditetapkan oleh nomor tiga itu, karena awal dan tengah dan akhir menyajikan nomor dari suatu 'semua', dan nomor yang disajikannya itu ialah tiga serangkai. Dan demikianlah, setelah mengambil ketiganya dari alam sebagaimana (dapat dikatakan) hukum-hukumnya, kita memanfaatkan nomor tiga itu lebih lanjut dalam ibadah kepada allah-allah."<ref>{{cite web|url=http://classics.mit.edu/Aristotle/heavens.1.i.html|title=The Internet Classics Archive - On the Heavens by Aristotle|accessdate=5 March 2015|archive-date=2011-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20111030005836/http://classics.mit.edu/Aristotle/heavens.1.i.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Beberapa kalangan antitrinitarian juga mencatat bahwa Plato sang filsuf Yunani percaya akan suatu "ketritunggalan" istimewa dalam hidup dan dalam alam semesta. Dalam ''Phaedo'' karyanya, Plato memperkenalkan istilah "tiga serangkai" ({{lang-gr|τριάς}}),<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=to4f1ALslIYC&q=triad#v=snippet&q=triad&f=false|title=Phaedo (Second Edition)|accessdate=5 March 2015}}</ref> yang mereka terjemahkan menjadi "trinitas". Istilah tersebut diadopsi oleh orang-orang Kristen yang dikatakan berasal dari abad ke-3 dan ke-4 dengan arti yang kurang lebih bersesuaian dengan "Bapa, Putra, dan Roh (Jiwa)".<ref>Course of Ideas, pp 387-8.</ref> Kalangan nontrinitarian bersikeras bahwa gagasan dan adopsi semacam itu menjadikan doktrin Trinitas mencurigakan, sebagai konsep yang tidak Alkitabiah, tetapi ekstra-Alkitabiah.