Syeikh Tubagus Abdussalam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''Syeikh Tubagus Abdussalam al-Bantani'''
Merupakan seorang Ulama, pejuang dan pengajar di Masjidil Haram Mekkah yang berasal dari Banten. Ia dilahirkan pada tahun 1849 di desa Cibeber, kec. Cibeber Cilegon, Banten dan wafat pada tahun 1930 di Mekkah al-Mukarramah dan dimakamkan di pemakaman Mua'lla Ia termasuk dzuriyat daripada kesulthanan Banten melalui jalur Syeikh Mansyuruddin Cikadueun,<ref>{{Cite book|last=1964-|first=Munawiroh,|date=2009|url=http://worldcat.org/oclc/847575517|title=Riwayat Maulana Mansyur Karomah Cikadueun : edisi teks dan analisis fungsi|publisher=Pustaka Firdaus|oclc=847575517}}</ref> nasabnya bersambung ke Sultan Maulana Hasanuddin dan Syeikh Syarif Hidayatullah "Sunan Gunung Jati" dan terus ke Rasulullah Muhammad Shalallahu alayhi wasallam. Ia merupakan anak ke 4 dari lima bersaudara, ayahnya KH. Tb. Jaya merupakan seorang Ulama yang berasal dari Saketi Pandeglang dan belajar di Pondok Pesantren Cibeber yang kemudian hari diambil mantu / dinikahkan dengan putri gurunya yaitu Hj. Ratu Nadzirah binti KH. Tb. Afifuddin
Dari pernikahan ini melahirkan 5 orang anak yang kesemuanya menjadi Ulama dan pejuang, anak pertama dan keduanya yaitu KH. Tb. Abdul Halim dan KH. Tb. Abdul Munib merupakan tokoh pejuang Geger Cilegon.<ref>{{Cite journal|last=Sujana|first=Ahmad Maftuh|last2=Iskandar|first2=Saeful|date=2019-06-28|title=Jihad dan Anti Kafir dalam Geger Cilegon 1888|url=http://dx.doi.org/10.32678/tsaqofah.v19i1.3167|journal=Tsaqofah|volume=17|issue=1|pages=1|doi=10.32678/tsaqofah.v19i1.3167|issn=2622-7657}}</ref> '''Masa Kanak-kanak''' :
Baris 13 ⟶ 15:
'''Masa Hidup di Mekkah :'''
Pada tahun 1879 sampailah Abdussalam di kota Mekkah Al-Mukarramah hijaz, Ia langsung mendatangi Syeikh Abdul Karim dan mengambil bai'ah Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah serta berguru pula pada Sayyid Ulama Hijaz sekaligus Imam besar Masjidil Haram yakni Syeikh Nawawi bin Umar Al-Bantani AlHusainy untuk berguru. Ditahun yang sama tepatnya pada saat musim haji
'''Wafat :'''
Baris 77 ⟶ 79:
Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir
'Sultan Abul Fath Abdul Fattah (Ageng Tirtayasa)'
Syeikh Maulana Mansyur Cikaduen
Baris 89 ⟶ 91:
KH. Tb. Kasamanggala
KH. Tb. Lana
Syeikh Tubagus Abdussalam bin KH Tb. Jaya /Tubagus Yahya bin
'''SILSILAH DARI IBUNYA:'''
Sulthan Abul Fath Abdul Fattah (Agenung Tirtayasa)
Sulthan Abu Nasr Abdul Qahhar
Sulthan Abul Mahasin Zainul Abidin
Sulthan Muhammad Syifa Zainul Arifin
P. Tubagus Hasanuddin (Makam Astana Cibeber)
KH. Tubagus Sawo
KH. Tubagus Marta
KH. Tubagus Thulu
KH. Tubagus Wahid
KH. Tubagus Burhan
KH. Tubagus Madhan
KH. Tubagus Afifuddin
Nyi Hj. Ratu Nadziroh
Syeikh Tubagus Abdussalam
{{Uncategorized|date=Maret 2023}}
|