Museum Nasional Kamboja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Jupiter Ars (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 24:
Desain asli bangunan sedikit diubah pada tahun 1924 dengan penambahan sayap di kedua ujung fasad timur yang membuat bangunan tampak lebih mengesankan.
Pada tanggal 9 Agustus 1951 Prancis menyerahkan kendali dan pengelolaan Museum Nasional dan departemen Kesenian kepada Kamboja, disusul denngan kemerdekaan Kamboja pada tahun 1953, kemudian Musée National de Phnom Penh adalah subyek dari perjanjian bilateral. Pada tahun 1966, Chea Thay Seng adalah direktur museum berkebangsaan Kamboja pertama sekaligus menjabat dekan departemen arkeologi, jurusan yang baru dibentuk di Universitas Seni Rupa Kerajaan Kamboja. Universitas inilah yang membentuk berdirinya École des Arts Cambodgiens di 1920. Institusi ini terkait erat dengan tokoh siswa, [[seniman]], dan guru yang mengabdikan ilmunya untuk memelihara tradisi budaya Kamboja, dan nama-nama mereka bisa ditemukan ke bagian belakang museum .
Selama kekejaman rezim [[Khmer Merah]] pada kurun 1975-79 — seluruh aspek kehidupan Kamboja binasa dan porak-poranda, termasuk ranah budaya. Akibat kekerasan perang, para penduduk mengungsi. Museum bersama dengan seluruh isi kota Phnom Penh dikosongkan dan ditinggalkan. Museum ditutup antara tahun 1975 dan 1979, dan kemudian ditemukan dalam keadaan rusak, konstruksi atap kayu membusuk dan berubah menjadi sarang kelelawar dan semak belukar. Koleksi museum berantakan dan banyak benda yang rusak atau dicuri. Museum kemudian segera dirapikan dan dibuka kembali untuk umum pada tanggal 13 April 1979. Akan tetapi, banyak dari karyawan museum yang tewas akibat kekejaman rezim Khmer Merah.
Baris 34:
Bersama dengan Departemen Arkeologi dan Universitas Seni Rupa Kerajaan Kamboja yang terletak berdekatan, Museum Nasional Kamboja bekerja untuk meningkatkan pengetahuan dan melestarikan tradisi budaya Kamboja agar menjadi sumber kebanggaan dan identitas bangsa Kamboja. Museum ini juga melayani fungsi keagamaan bagi masyarakat setempat, hal ini karena koleksi benda keagamaan penting — seperti relik Buddha dan [[arca|arca-arca]] Hindu — juga dijadikan sebagai sarana peribadatan oleh warga sekitar. Sebuah pameran permanen yang didukung [[UNESCO]], rumah peribadatan Buddha, dan sejumlah usaha kecil dan menengah setempat, dibuka pada tahun 2000 untuk memperluas fungsi keagamaan museum ini.
Di bawah naungan Departemen Museum Kamboja, museum ini tidak hanya mengelola koleksi, staf, dan bangunannya sendiri, tetapi juga mendukung dan mengawasi semua museum lainnya yang dikelola negara di Kamboja. Kegiatannya lebih lanjut didukung oleh perorangan swasta, pemerintah asing, dan berbagai organisasi filantropi. Kegiatan museum ini antara lain presentasi, konservasi, penyimpanan, interpretasi, dan akuisisi benda [[cagar budaya]] Kamboja, serta repatriasi kekayaan budaya Kamboja. Penjarahan dan ekspor ilegal benda cagar budaya Kamboja menjadi perhatian utama museum ini.
Di luar Kamboja, museum ini mempromosikan pemahaman akan seni dan budaya Kamboja dengan meminjamkan benda koleksinya untuk dipameran di luar negeri. Kegiatan ini pernah dilakukan sebelum pecahnya perang Kamboja, dan kini praktik ini dihidupkan kembali pada dasawarsa 1990-an, dimulai dengan pameran yang diselenggarakan di [[Galeri Nasional Australia]] pada tahun 1992 . Pameran berikutnya telah diselenggarakan di Prancis, [[Amerika Serikat]], Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.
== Lihat juga ==
|