Orang Maluku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
||
Baris 111:
=== Teori keturunan Suku Israel ===
Beberapa orang menganggap bahwa nenek moyang orang Maluku adalah [[orang Yahudi]]. Hal ini dinyatakan oleh [[Rabi]] Resley, penulis buku “Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia”.<ref>{{Cite news|url=http://www.mollucastimes.com/2016/05/maluku-suku-yahudi-yang-hilang-really.html|title=Maluku Suku Yahudi yang Hilang. Really ? (Kontroversi)|last=Mollucastimes|newspaper=mollucastimes|access-date=2017-11-04|archive-date=2022-12-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20221206055929/https://www.mollucastimes.com/2016/05/maluku-suku-yahudi-yang-hilang-really.html|dead-url=yes}}</ref> Pada bagian akhir dari bukunya, ia mengatakan bahwa mayoritas orang Maluku adalah keturunan [[suku Gad]], yaitu [[suku Israel]] yang disangka hilang, tak dapat ditemukan lagi, dan tidak memiliki perwakilan di [[Israel]] saat ini.<ref name=":5">{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/mata/ternyata-moyang-orang-maluku-adalah-bangsa-yahudi_55090532813311961cb1e378|title=Ternyata Moyang Orang Maluku adalah Bangsa Yahudi oleh Mattula Ada - Kompasiana.com|last=Kompasiana.com|website=www.kompasiana.com|language=id|access-date=2017-11-04}}</ref> Resley mengistilahkan mereka dengan sebutan Yahudi Alfuros.<ref name=":5" />
== Tempat menetapnya Orang Maluku ==
Baris 168:
[[Berkas:Sasi (Hawear).jpg|200px|kiri|jmpl|Sasi (Hawear) di Kepulauan Kei]]
'''Hawear''' (Sasi) adalah budaya yang tumbuh dan berlaku dalam kehidupan masyarakat [[Kepulauan Kei]] secara turun menurun.<ref name="Jacobus W.Mosse, Johannes M.S. Telelepta, F.X. Vincent R. Letsoin">''Hawear di Kepulauan Kei''. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Budaya Ambon, 2012</ref> [[Cerita rakyat]], [[lagu rakyat]], dan berbagai dokumen tertulis merupakan prasarana untuk melestarikan kekayaan budaya termasuk Hawear.<ref name="Jendela Buku"
==== Batu Pamali ====
Baris 174:
[[Berkas:Batu Pamali.jpg|200px|kiri|jmpl|Contoh: Batu Pamali Negeri Saparua]]
'''Batu Pamali''' adalah simbol material adat masyarakat Maluku.<ref name="Bety D.S. Hetharion, Elifas T. Maspaitella, Hendrik H. Herwawan, Effilina Kissiya, Jenny K. Matitaputty, Jaconias Nanlohy.">''Peranan Batu Pamali dalam Kehidupan Masyarakat Adat di Maluku''. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Budaya Ambon, 2012.</ref> Selain [[Baileo]], rumah tua, dan ''teung soa'', batu Pamali juga termasuk mikrosmos dalam negeri-negeri yang ditempati masyarakat adat Maluku.<ref name="Bety D.S. Hetharion, Elifas T. Maspaitella, Hendrik H. Herwawan, Effilina Kissiya, Jenny K. Matitaputty, Jaconias Nanlohy."/> Batu Pamali merupakan batu alas atau batu dasar berdirinya sebuah negeri adat yang selalu diletakkan di samping rumah Baileo, sekaligus sebagai representasi kehadiran leluhur (Tete Nene Moyang) di dalam kehidupan masyarakat.<ref name="Bety D.S. Hetharion, Elifas T. Maspaitella, Hendrik H. Herwawan, Effilina Kissiya, Jenny K. Matitaputty, Jaconias Nanlohy."/> Batu Pamali sebagai bentuk penyatuan soa-soa dalam negeri adat, dengan demikian batu Pamali adalah milik bersama setiap [[soa]].<ref name="Jendela Buku"
==== Upacara Fangnea Kidabela ====
Baris 194:
[[Berkas:Lomba Arumbae Manggurebe.jpg|300px|ka|jmpl|Lomba Arumbae Manggurebe]]
'''Arumbae''' adalah bentukan karakter masyarakat Maluku, baik yang tinggal di pesisir maupun di pegunungan.<ref name="Jendela buku"
Perjuangan melintasi lautan merupakan sejarah keluhuran.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Kedatangan para leluhur dari pulau [[Seram]], pulau [[Jawa]] (seperti [[Tuban]] dan [[Gresik]]) dan pulau [[Bali]] menjadi bagian dari cerita keluhuran masyarakat di Maluku Tengah, [[Buru]], [[Ambon]], Lease, dan Maluku Tenggara.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Ragam cerita inilah yang membentuk terjadinya persekutuan [[Pela]] [[Gandong]] antar negeri.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Dalam [[pataka]] daerah Maluku, Arumbae menjadi simbol daerah yang di dalamnya terdapat lima orang sedang mendayung menghadapi tantangan lautan.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/> Secara filosofis, maknanya ialah masyarakat Maluku adalah masyarakat yang dinamis, dan penuh daya juang dalam menghadapi tantangan untuk menyongsong masa depan yang gemilang.<ref name="Karel Albert Ralahalu"/>
|