Pada tahun [[1704]], Chastelein membeli tanah lain yang kemudian dia beri nama ''Weltevreden'' (sekarang [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Sawah Besar]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]). Di perkebunan baru ini ia mendirikan [[Kopi|perkebunan kopi]] percobaan pertama didan serta [[Hindiakebun Belandabinatang]],sertapertama di [[kebunHindia binatangBelanda]] Hindia pertama. Di perkebunan Depok ia membuat [[Lada|perkebunan lada]]. Bukan kebetulan Chastelein membiarkan keluarga inibudak bekerja di [[Kota Depok|Depok]], keluarga budak seperti Laurens dan Loen dari [[Kota Ambon|Ambon]]. Selama periode itu dia menulis [[disertasi]] di mana dia menetapkan manifestasi etis melawan politik pedagang [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]], terutama terhadap Gubernur Jenderal [[Willem van Outhoorn]], yang mendukung kebijakan perdagangan yang agresif.<ref name="depok"/>
Cornelis Chastelein menentang [[perbudakan]] dan dia akan memberikanmembebaskan budak di tanah [[Kolonialisme|kolonial]] kebebasan mereka. [[Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia|Dewan gereja]] [[Batavia]] telah memutuskan bahwa perbudakan bertentangan dengan [[Alkitab]], tetapi ketentuan ini hanya berlaku untuk [[Umat Kristen|orang Kristen]]. KarenaOleh karena itu, Chastelein mengubah budaknya menjadi Kristen dan menjadikan mereka orang bebas. Jumlah mereka pada tahun [[1714]] – tahun kematian Chastelein – diperkirakan sekitar 200 orang.{{sfn|Kwisthout|2007}}