Laksa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
infobox image format
TianSumatra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
 
Pada era modern, Laksa di Iran kini cenderung lebih dikenali sebagai ''aush'', ''āsh'', ''ashe'', ''āshe'', ''aash'', ''osh''; kata "''aush''" ini secara spesifik berarti "sup/kuah kental" dalam [[rumpun bahasa Iran|bahasa-bahasa Iran]]. Namun, penggunaan istilah "Laksa" juga masih kerap ditemui.
 
=== Diperkenalkan ke Indonesia ===
Tidak diketahui secara pasti kapan diperkenalkannya Laksa ke Indonesia, namun berkemungkinan besar bahwa hidangan Laksa dibawa dan diperkenalkan oleh para pedagang Persia (ataupun India maupun Arab) yang datang ke Indonesia sejak ratusan ribu tahun yang lalu, dan pada tahun 1300-an hidangan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Jawa.
 
Berdasarkan penuturan [[Denys Lombard]] (pakar ilmu adat ketimuran [[Orang Perancis|berkebangsaan Perancis]]) dalam bukunya yang berjudul ''Le carrefour Javanais: Essai d'histoire globale II'' ([[bahasa Perancis]] yang berarti berarti "Persimpangan Jawa: Esai dalam Sejarah Global II"), salah satu catatan kuno yang menyinggung mengenai Laksa (sebagai hidangan mi) hanya dapat ditemukan dalam prasasti Biluluk berbahasa Jawa Kuno yang berasal dari tahun [[1391]] era Kemaharajaan [[Majapahit]] yang menyebutkan kata ''{{lang|kaw|Haṅlaksa}}'' (ejaan modern: ''Hanglaksa''),<ref>{{cite book |last=Yamin |first=Muhammad |year=1962 |title=Tatanegara Madjapahit |trans-title= |url=https://books.google.com/books?id=qCpwAAAAMAAJ&q=biluluk+hanglaksa&dq=biluluk+hanglaksa&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjqmsnJ9ZP7AhU0TWwGHUQlBXoQ6AF6BAgMEAM#biluluk%20hanglaksa |language=id, kaw |location= |publisher=Prapantja |volume=2 |isbn=}}</ref><ref name="ODNI">{{cite book |author=Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indië |year=1912 |title=Oudheidkundig Verslag |trans-title=Laporan Arkeologi |url= https://books.google.com/books?id=xfE7AAAAIAAJ&q=biluluk+hanglaksa&dq=biluluk+hanglaksa&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjqmsnJ9ZP7AhU0TWwGHUQlBXoQ6AF6BAgGEAM#biluluk%20hanglaksa|language=nl |location= |publisher= |isbn=}}</ref> yang mana kata bahasa Jawa Kuno tersebut memiliki arti "kang laksa" atau "pembuat mi" secara harfiah.<ref name="NJ">{{cite book |last=Lombard |first=Denys |year=1996 |title=Nusa Java : Réseau Asiatique |trans-title=Nusa Jawa: Jaringan Asia |url= |language=fr, en |location= |publisher=University of Michigan |isbn=}}</ref> Kata dalam bahasa Jawa Kuno tersebut ditengarai diserap dari istilah dalam bahasa [[Sanskrit]], yakni lakhshah yang berarti "seratus ribu", walaupun kata dalam bahasa Sanskrit ini tidak memiliki indikasi kaitan apapun dengan hidangan mi ini secara general; namun kata "''-shah''" di akhir kata menandakan bahwa kata ini berkemungkinan besar dipengaruhi oleh terminologi Persia Kuno.
 
== Varian ==