Surya Paloh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 45:
== Karier ==
Surya Paloh lahir di [[Banda Aceh]] 16 Juli 1951, ia besar di kota [[Pematangsiantar]], [[Sumatra Utara]]. Ia menjadi pengusaha di [[Kota Medan]]. Aktivitas politik menyebabkannya pindah ke [[Jakarta]], menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) dua periode sejak 1977 hingga 1987.<ref>https://books.google.co.id/books?id=_wQ3AAAAIAAJ&pg=PA47</ref><ref name=mpr>https://books.google.co.id/books?id=edVk8oFMZ_cC&pg=PA476</ref> Justru di kota metropolitan ini, kemudian Surya Paloh terkenal sebagai seorang pengusaha muda Indonesia.
Surya Paloh mengenal dunia bisnis tatkala ia masih remaja. Sambil bersekolah ia berdagang [[teh]], [[ikan asin]], [[karung goni]], dan lain-lain. Ia membelinya dari dua orang ''tauke'' sahabat yang sekaligus gurunya dalam dunia usaha, lalu dijual ke beberapa kedai kecil atau ke perkebunan PT [[Perkebunan Nusantara]]. Di Medan, Surya Paloh mendirikan perusahaan [[karoseri]] sekaligus menjadi agen penjualan mobil.{{fact}}
Saat masih dalam 14 tahun, Surya sudah memulai bisnis leveransir, di sebuah kota kecil [[Serbelawan, Dolok Batu Nanggar, Simalungun|Serbelawan]] tahun 1965. Ketika memasuki [[SMA Negeri 7 Medan]] tahun 1967, Surya bekerja pula sebagai Manajer Travel Biro Seulawah Air Service. Setamat SMA duduk di bangku kuliah, Surya dipercaya mengelola Wisma Pariwisata, di Jalan Patimura, Padang Bulan, Medan oleh pemilik Baharuddin Datuk Bagindo, yang juga memiliki pabrik korek api PT BDB di Pematang Siantar.<ref name=mpr/>
Sembari berdagang, Surya Paloh juga bersekolah di
Setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada [[Partai Golongan Karya|Sekretariat Bersama Golongan Karya]] (Golkar). Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri [[ABRI]] (PP-ABRI), lalu ia menjadi
Sejak tahun 1973 bersama kakak iparnya Jusuf Gading, Surya dipercaya sebagai Direktur Utama PT Ika Diesel Bros untuk menjalankan usaha distributor mobil [[Ford]] dan [[Volkswagen]], di Medan. Lalu, pada tahun 1975 ditunjuk pula menjadi kuasa usaha direksi Hotel Ika Darroy, terletak di [[Banda Aceh]], merangkap sebagai Direktur Link Up Coy, [[Singapura]], yang bergerak di bidang perdagangan umum.<ref>{{cite web|url=http://www.tokohtokoh.com/surya-paloh.html|title=Profil Surya Paloh|publisher=Tokoh Tokoh|accessdate=21 Oktober 2014|archive-date=2014-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20141023193912/http://www.tokohtokoh.com/surya-paloh.html|dead-url=yes}}</ref>
Surya Paloh mendirikan
Kendati bidang usaha penerbitan pers mempunyai risiko tinggi, bagi Surya Paloh, bidang itu tetap merupakan lahan bisnis yang menarik. Ia memohon SIUPP baru,
Surya Paloh menghadirkan koran ''Proritas'' di pentas pers nasional dengan beberapa keunggulan. Pertama, halaman pertama dan halaman terakhir di cetak berwarna. Kedua, pengungkapan informasi kelihatan menarik dan berani. Ketika, foto yang disajikan dikerjakan dengan serius. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan koran ini dalam waktu singkat, berhasil mencapai sirkulasi lebih 100 ribu eksemplar. Tidak sampai setahun, break event point-nya sudah tercapai.<ref>{{cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/315-pembawa-suara-masa-depan|title=Pembawa Suara Masa Depan|publisher= Redaksi Tokohindonesia.com|accessdate=19 Oktober 2014|archive-date=2011-03-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20110317074710/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/315-pembawa-suara-masa-depan|dead-url=yes}}</ref> Ancaman yang selalu menghantui Prioritas justru bukan karena kebangkrutan, tetapi pencabutan SIUPP oleh pemerintah. Terbukti kemudian, ancaman itu datang juga. Koran Prioritasnya mati dalam usia yang terlalu muda karena pemberitaannya dianggap kasar dan telanjang.{{fact}}
Salah satu pengusung kebebasan pers adalah Surya Paloh. Kebebasan pers menjadi yang Surya perjuangkan baru memperoleh pembenaran pada era reformasi. Pers akhirnya memperoleh kebebasannya yang hilang melalui Permenpen Nomor 1/Per/Menpen/1984 dicabut oleh Menpen [[Yunus Yosfiah]] pada tahun 1998. Pada 18 November 2000, Surya mengundang Presiden [[Abdurrahman Wahid]] untuk meresmikan pendirian [[Metro TV]] sebagai sebuah stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Lambang kepala burung rajawali putih mulai muncul pada dua entitas media yang berpengaruh miliknya, koran ''[[Media Indonesia]]'' dan stasiun televisi Metro TV. Seminggu kemudian tepatnya pada 25 November 2000 Metro TV mulai mengudara pertama kali, menyajikan siaran berita selama 18 jam setiap hari dengan dukungan teknologi yang fully digital. Kemudian, tanggal 1 April 2001 Metro TV siaran non-stop selama 24 jam setiap hari. Kehadiran Metro TV menjadi sebuah terobosan terbesar dalam dunia pertelevisian nasional.{{fact}}
== Penghargaan ==
|