Barata (sistem politik): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Blackman Jr. memindahkan halaman 4 Barata Kesultanan Buton ke Empat Barata Kesultanan Buton Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3:
Barata juga berarti [[cadik]] (cadik perahu). Dengan demikian wilayah Barata adalah wilayah yang dianggap dan diharapkan untuk menjaga kestabilan kerajaan. Dalam hal ini termasuk pula pengertian menjaga keamanan dari luar. Ada empat wilayah yang berkedudukan sebagai Barata bagi Kesultanan Buton yaitu [[Kerajaan Muna]], Kerajaan Tiworo, Kerajaan Kulisusu, dan Kerajaan Kaledupa.<ref>https://www.perpusnas.go.id/magazine-detail.php?lang=id&id=8230</ref>
== Penentangan
Dalam masa pemerintahan La Elangi (
Pada tahun 1655, [[Sultan Hasanuddin]] dari [[Kerajaan Gowa|Gowa]] menyerang Buton serta berhasil menguasai Muna dan Tiworo. Raja Muna Sangia Kaindea menjadikan kesempatan ini untuk bebas dari pengaruh Ternate tanpa sepengetahuan Ternate sendiri (Abdul Razak Daeng Patunru, 1967).
Akan tetapi pada tahun 1664. Sultan Ternate menyerahkan kembali Muna atau Pantsiano kepada Sultan Buton dengan tidak setahu Raja Gowa. Penyerahan ini ditentang oleh Raja Muna dan tidak mau mengakui kekuasaan Buton. Atas bantuan VOC dan Ternate, Sangia Kaindea dapat ditangkap dan dibawa ke Ternate. Selama di Ternate jabatan Raja Muna dipegang oleh isterinya Wa Ode Wakelu anak dari La Manempa Sapati Buton waktu itu. Sesudah peperangan Gowa, Sangia Kaindea kembali ke Muna sebagai Raja Muna tetapi pemerintahan sebenarnya dijalankan oleh La Ode Idris seorang Kapitalau dari Buton. Pemerintahan La Ode Idris ini disebut Muna sebagai Sarano Kraindeadea. Cucu Sangia Kaindea Raja Muna La Ode Husai Omputo Sangia pada masa pemerintahannya selalu tidak mengakui kekuasaan Buton atas Muna . Malah Belanda menganggap Muna "Vrij en on van Boeton" (lightvoot: 1878).▼
Akan tetapi pada tahun 1664, Sultan Ternate menyerahkan kembali Muna atau Pantsiano kepada S
Pada tahun 1816 Muna bersama Tiworo dengan bantuan Syarif Ali dari Sulawesi Selatan kembali menentang Buton. Perang ini berlangsung sampai akhir 1823 dengan kekalahan Muna dan Tiworo. Seorang Kapitalau dari Buton ditunjuk oleh Sultan Buton sebagai pejabat Raja Muna yaitu La Ode Ngkumabusi. (Sejarah Daerah Sulawesi Tenggara : 1978).▼
▲
▲Pada tahun 1816, Muna bersama Tiworo dengan bantuan Syarif Ali dari [[Sulawesi Selatan]] kembali menentang Buton. Perang ini berlangsung sampai akhir 1823 dengan kekalahan Muna dan Tiworo. Seorang
Uraian diatas memperlihatkan bahwa sepanjang abad XVI sampai abad XIX, disamping adanya hubungan persaudaraan Muna merupakan wilayah Barata dari Buton, walaupun Muna berdaulat ke dalam. Dipihak lain orang Muna sampai masa-masa terakhir ini tidak mengakui negerinya sebagai bawahan Buton. wilayah Barata yang lain yaitu Kalisusu (Kulisusu), Tiworo, dan Kaledupa dalam perkembangannya secara bertahap menjadi wilayah kesultanan Buton dengan kedudukan khusus sebagai Barata dan pejabat-pejabatnya selalu ditentukan dari Keraton Buton.▼
▲Uraian diatas memperlihatkan bahwa sepanjang abad
== Tugas Utama Barata ==
|