Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 162:
 
== Gaya bermusik dan pengaruh ==
Sejarah musik Indonesia mencatat banwabahwa tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan oleh Koes Bersaudara. Koes bersaudara merupakan pelopor mencipta dan merekam lagu berbahasa [[Indonesia]]. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serialseri volume 1, 2 dan seterusnya. Meskipun mulanya [[Koes Bersaudara]] dan juga [[Koes Plus]] berkiblat pada [[musik]] [[barat]], tetapi suatu waktu Tonny Koeswoyo berseru agar [[musisi]] [[Indonesia]] jangan segan menggali kekayaan seni [[Musik]] Tradisional [[Indonesia]]. Dan ia benar benar-berhasil membuktikan dengan keberhasilannya meramu musiknya dengan [[warna]] lokal / tradisional [[Indonesia]]. Hingga [[hari]] ini sulit ditemukan [[musisi]] sekonsistensi Tonny dalam beridealisme. Hal ini dibuktikannya dengan sejumlah [[album]] [[Pop]] [[Indonesia]], [[Pop]] [[Jawa]], [[Pop]] [[Melayu]], [[Pop]] [[Keroncong]], kemudian "diversifikasi" menjadi [[Album]] [[Anak-anak]], [[Natal]], [[Qasidah]], Another Song for You ([[bahasa Inggris]]), [[Album]] In Hard Beat, dan Folksong.
 
Tonny sangat piawai dalam melahirkan lagu dan syair berkualitas karena memiliki wawasan yang luas. Dengan berbekal bacaan [[filsafat]] yang bersumber dari [[Al Qur'an]], [[Injil]], [[Gitanjali]], [[Bhagawad Gita]], [[Vivekananda]], dan lain sebagainya, menyebabkan lirik [[lagu]] yang dia ciptaan memiliki [[bobot]].
Baris 170:
Kelebihan Koes Bersaudara pada saat itu ada pada diri Tonny Koeswoyo. Ia meramu musik Koes Bersaudara dengan resep ''Simple is beautiful'' - Sederhana itu indah. Walaupun pada waktu itu telah berujung beberapa kali sempat menimbulkan pendapat miring bagi pengamat [[musik]], konsep mencipta [[lagu]] yang berlirik sederhana, dan ''easy listening'', menjadikan lagu [[Koes Bersaudara]] dan [[Koes Plus]] bertahan hingga 6 [[dasawarsa]], dan tidak mustahil menjadi "[[lagu]] rakyat" sepanjang masa. Ia juga menciptakan lirik yag indah serta penuh makna dengan gaya [[bahasa]] yang sederhana, komunikatif, tetapi penuh arti. Koes Bersaudara banyak menggunakan syair yang memiliki ritme (sajak persamaan bunyi) sehingga enak dibaca dan didengarkan. Hal itu juga dipengaruhi oleh kesukaannya membaca buku-buku sastra karya [[Chairil Anwar]] dan [[Yasunari Kawabata]]. Tak hanya itu, Tonny sebagai otak Koes Bersaudara tidak meninggalkan faktor ''metre'' (banyaknya kata dalam satu baris) dan harus tepat tekanan kata pada birama, serta notasi lagu harus sesuai dengan arti kata syair tertentu.
 
Untuk mempertahankan originalitas lagu dan musik Koes Bersaudara, pada mulanya Tonny melarang adik adiknya membuat lagu. Meski ia kemudian berubah pikiran dengan mendorong adik-adiknya untuk ikut menciptakan lagu untuk band mereka. Ia juga sempat melarang Nomo Koeswoyo (drummer) belajar memukul drum kepada [[Domingo Roda]] di [[Kemayoran]] yang gaya bermainnya tidak sesuai dengan konsep bermusik Tonny. Kedisiplinan, ketelatenan, dan keoptimisan Tonny Koeswoyo mengasah talenta adik-adiknya bermusik dan bernyanyi menghasilkan kesuksesan show Koes Bersaudara. Hal tersebut berlanjut pada masa Koes Plus, Lagu-lagu mereka benar-benar enak didengar dan bermutu, menjadi sesuatu yang akrab di telinga pencinta musik tanah air, menjadi lagu yang sering diputar dalam siaran radio dan banyak dinyanyikan dalam berbagai acara pesta.
 
Lagu-lagu ciptaannya banyak didaur ulang oleh penyanyi pada era setelah kematiannya. Diantaranya [[Chrisye]] yang menyanyikan [[lagu]] ciptaan TonyTonny koeswoyo ''Cintamu tlah Berlalu'' dalam salah satu albumnya mengatakan lirik yang dibuat Tonny Koeswoyo sangat dalam dan puitis. [[Lex's Trio]] membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Penyanyi alm. [[Richie Ricardo]] tercatat pernah menyanyikan ulang lagu ''Bus Sekolah''. Lagu ''Manis dan Sayang'' yang dibawakan oleh [[Kahitna]]. Juga penyanyi belia [[Marshanda]] sempat mempopulerkan kembali lagu ''Kisah Sedih di Hari Minggu''. Lagu ''Andaikan Kau Datang'' sempat dipopulerkan kembali oleh [[Ruth Sahanaya]], [[Ariel (penyanyi)|Ariel Noah]] maupun [[Andmesh Kamaleng]]. Lagu itu menjadi lagu favorit [[Presiden RI]] VI [[Susilo Bambang Yudhoyono]] yang kerap dinyanyikannya dalam berbagai kesempatan di [[Istana Negara]].
Pada tahun 2004 telah sukses digelar konser besar [[Salute to Koes Plus/Bersaudara]] yang digagas oleh komposer [[Erwin Gutawa]], yang melibatkan penyanyi-penyanyi terkenal pada era milenium II seperti: [[Harvey Malaiholo]], [[Armand Maulana]], [[Audy]], [[Glenn Fredly]], Ruth Sahanaya, [[Andy /rif]], [[Akhdiyat Duta Modjo|Duta Sheila on7]], dsb.