Revolusi Nasional Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aadne Schneider (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aadne Schneider (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 83:
 
== Latar belakang ==
Pergerakan nasionalis untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dari [[Kerajaan Belanda]], seperti [[Budi Utomo]], [[Partai Nasional Indonesia]], [[Sarekat Islam]] dan [[Partai Komunis Indonesia]] tumbuh dengan cepat di pertengahan abad ke-20. [[Budi Utomo]], [[Sarekat Islam]] dan gerakan nasional lainnya memprakarsai strategi kerja sama dengan mengirim wakil mereka ke [[Volksraad]] (dewan rakyat) dengan harapan Indonesia akan diberikan hak memerintah diri sendiri tanpa campur tangan [[Kerajaan Belanda]].{{sfn|Vandenbosch|1931|p=1051-1069}} Sedangkan gerakan nasionalis lainnya memilih cara nonkooperatif dengan menuntut kebebasan pemerintahan Indonesia sendiri dari [[Belanda]]. Pemimpin gerakan nonkooperatif ini adalah [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]], dua orang mahasiswa nasionalis yang kelak menjadi [[Presiden Indonesia|presiden]] dan [[Wakil Presiden Indonesia|wakil presiden]] pertama.{{sfn|Kahin, Hatta|1980}} Pergerakan ini dimudahkan dengan adanya kebijakan [[Politik Etis]] yang dijalankan oleh Belanda.
 
Pendudukan [[Indonesia]] oleh [[Jepang]] selama tiga setengah tahun masa [[Perang Dunia Kedua]] merupakan faktor penting untuk revolusi berikutnya. Belanda hanya memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan penjajahan di Hindia Belanda. Hanya dalam waktu tiga bulan, Jepang berhasil menguasai [[Sumatra]]. Jepang kemudian berusaha untuk mengambil hati kaum nasionalis dengan menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia dan mengizinkan penggunaan [[bahasa Indonesia]] di ruang publik. Ini menimbulkan lahirnya organisasi-organisasi perjuangan di seluruh negeri.{{sfn|Vickers|2005|p=85}}