Wage Rudolf Soepratman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wr supratman
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rufinsky (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara [[Koninklijk Nederlands-Indische Leger|KNIL]] Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=87 }}</ref> Setelah berusia 6 tahun, ia masuk sekolah Boedi Oetomo di Djakarta. Belum sampai dapat menamatkan pelajaran, ibunya meninggal dunia.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=62 }}</ref>
 
Pada tahun 1914, Soepratman dibawa oleh kakaknya yang tertua Roekijem Soepratijah dan kakak iparnya [[Willem Mauritius van Eldik|Willem van Eldik]] ke [[Makassar]]. Atas usahanya ia dapat masuk sekolah Belanda (Europese Lagare School), setelah menambahkan namanya dengan "Rudolf" sebagai suatu siasat, supaya diterima disekolah tersebut.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=61 - 63 }}</ref> Karena di jaman penjajahan Belanda dengan adanya politik diskriminasi atau pandang bulu, anak yang tergolong Inlander seperti Soepratman sukar dapat diterima masuk sekolah Belanda. Ia tidak lama dapat belajar disitu, dikeluarkan dari sekolah Belanda, karena diketahui bukan anak kandung [[Willem Mauritius van Eldik|Willem van Eldik]]. Soepratman yang mempunyai sifat keras hati dan kemauan kuat, dengan diam-diam tanpa sepengetahuan kakaknya, ia masuk sekolah Melayu. Akhirnya kakak-kakaknya pun menyetujui dan merasa bangga. Soepratman sangat rajin belajar, tiap tahun naik kelas.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=63 }}</ref>
 
Setelah pulang dari sekolah, Soepratman selalu belajar memetik gitar dan menggesek biola. [[Willem Mauritius van Eldik|Willem van Eldik]] selalu mendidiknya dalam hal menggesek biola. Melihat bakat adiknya, biola [[Willem Mauritius van Eldik|Willem van Eldik]] diberikan kepadanya, sebagai kenang-kenangan dan pendorong untuk mengembangkan bakatnya.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=63 - 64 }}</ref>
 
Setelah tamat sekolah Melayu, pada tahun 1917 Soepratman lalu rajin belajar [[bahasa Belanda]] di [[sekolah]] malam. Pada tahun 1919 ia berhasil lulus ujian ''Klein Ambtenaar Examen'', yang saat itu dikenal dengan diploma K.A.E. Setelah itu melanjutkan ke ''[[Normaalschool]]'', yaitu sekolah guru pada waktu itu hingga selesai.<ref>*{{cite book |author = Oerip Kasansengari. |title=Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja|year=1967 |location=Surabaja |publisher=P.D. Pertjetakan Grafika Karya, Djalan Tanjunganom 19 - 21 Surabaja|page=64 }}</ref>