Krakatau (grup musik): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 38:
Pada tahun 1994, Krakatau mendapatkan tawaran untuk tampil di festival JAKJAZZ dari Ireng Maulana. Atas prakarsa Pra Budi Dharma yang saat itu sedang menggeluti musik tradisional Jawa-Barat bersama Yoyon Darsono, seorang multi-instrumentalis tradisi Sunda lulusan ASTI (sekarang ISBI), mereka menciptakan konsep musik DEKATONIK atau DASANADA yang khas diambil dari tradisi karawitan Sunda yang sudah punah dengan berlandaskan pada laras SALENDRO. Pada tahun yang sama Krakatau menerbitkan album Mystical Mist, dan mendapatkan respon yang luar biasa dari berbagai kritikus musik pada penampilan mereka di JAKJAZZ festival dengan formasi instrumental; Dwiki Darmawan (micro-tuning Keyboards), Pra Budi Dharma (salendro fretless bass), Budhy Haryono (drums), Yoyon Darsono (multi-Sundanese Instruments) dan Adhe Rudiana (Kendang dan perkusi).
 
Semenjak itu Krakatau mendapatkan undangan dari berbagai negara dan melakukan Australian Tour 1999, Eastern Europe Tour 2002, Western Europe Tour 2004, Amerika dan Kanada 2006, Mexico, Venezuela, North Korea, Madagascar, China,dll, lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Formasi Krakatau Ethno mengalami beberapa kali pergantian drummer dan vokalis. Trie Utami digantikan (Ubit) Nyak Inna - Rasoeki dan Budhy Haryono digantikan oleh Gerry Herb pada drums. Krakatau Ethno di bawah kepemimpinan Dwiki Darmawan dan co-leader Pra Budi Dharma juga kerap tampil di festival-festival musik bergengsi di manca negara seperti Midem, Montreaux Jazz Festival, NorthSea Jazz Festival, Sziget, Rain Forrest, Murcia, Toronto Jazz Festival, dll.
 
Musikus lain yang pernah menjadi anggota Krakatau antara lain adalah Agus Aziz (drummer), Eddy Sachroni (drummer), Efik Zulfikar (multi-instrumen), Oseng (perkusi) dan Penny Chandrarini (vokal).